{8}

65 41 3
                                    


Warning typo bertebaran.......

Eka berhenti setelah sampai di tempat yang ia tuju.
"Lama banget sih,"keluh Rakha saat melihat Eka yang baru saja sampai.
"Maaf, namanya juga jalan,"ucap eka lalu duduk di samping Rakha.
Mereka saat ini sedang berada di taman belakang sekolah.

"Jadi apa rencananya,"tanya Rakha heran
"Jadi supaya Lo bisa masuk Genius class,Lo harus pake ini,"ucap eka menyerahkan sebuah jam tangan digital.
"Apa ini tidak akan ketahuan,"tanya Rakha ragu ragu .

"Tentu saja tidak.gue udah atur jamnya sehingga gue ngak perlu ngetik tinggal scan pada kertas dan kirim ke Lo,"jelas Eka
"Scan nya bagaimana,"tanya Rakha masih penasaran.
"Oh itu, gampang gue tinggal arahin layarnya aja ,"ucap Eka.
"Hebatt,Lo memang twins is the best,"puji Rakha.
"Dengan ini bokap ngak bakal marahin Lo,"ucap eka dan di angguki Rakha antusias

"Tapi ini kan curang,"gumam Rakha
"Gak papa sesekali aja, setelah ini Lo belajar dengan giat,"ucap Eka menyemangati kembarnya ini.
Mereka pun asyik bercanda dan tanpa mereka sadari seseorang telah mengawasi mereka sejak lama

"Eka,kalo semisal suatu hari gue pergi Lo bakal ngapain,"tanya Rakha tiba tiba.
Eka berpikir sejenak tentang pertanyaan Rakha.
"Gue bakal balas siapa pun yang bunuh Lo,"ucap Eka menatap Rakha.
"Kali yang bunuh gue orang yang Lo sayang, gimana"tanya Rakha lagi membuat Eka bingung.
"Kok Lo nanya kayak gitu sih,aneh aneh saja,"gumam Eka.

"Cuma nanya doang kok,"ucap Rakha terkekeh.
"

Tapi kallo yang di posisi seperti itu,Lo bakal ngapain,"tanya Eka membalikkan keadaan.
"Gue ngak bakal balas orang yang bunuh Lo, karena gue kan lemah hahahh,"tanpa berpikir lama Rakha langsung menjawab pertanyaan Eka lalu tertawa.
"Ngak lucu tau,"gumam eka dengan alis yang hampir menyatu.

•°•

Sementara Tasa sudah berada di ruang TU, kebetulan sekali guru sedang rapat soal persiapan Genius class.
"Gue bakal cari berkas tentang siswa itu,"batinnya lalu mulai memeriksa ruangan tersebut.
"Aneh,padahal gue yakin kali berkasnya di simpan di sini,"gumamnya memeriksa lemari kaca.

Tap....tap...
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ,Tasa segera bersembunyi di dalam lemari kayu di sampingnya.
"

Cakra,"batin tasa melihat sosok yang baru saja masuk.

"Di mana ya,gue harus cari berkas itu"ucap Cakra mencari sesuatu.
Setelah beberapa menit dia memeriksakan lemari tersebut, sesuatu yang ia cari akhirnya ketemu.
"Ketemu juga ,"lanjutnya saat sudah memegang map merah lalu segera pergi dari sana.

"Berkas apa ini,..?"gumam tasa saat sudah keluar dari persembunyian nya.

Informasi pribadi siswa....

Tasa mulai membaca satu persatu nama di sana,hingga satu nama menarik perhatian nya.
"Jadi Eka dan Rakha kembar,pantas saja mereka nempel banget,"gumamnya membaca identitas eka dan Rakha.
kini dia beralih pada map yang tertulis identitas guru.
Baru saja ia akan memeriksa nya sebuah flashdisk menarik perhatian nya.
"Mungkin ini bakal berguna,"gumamnya lalu memasukkan nya dalam saku bajunya.

"Apa yang sedang anda lakukan,"suara bariton seseorang membuat Tasa gemetar.
"Apa gue bakal di bunuh,"batinnya was was.
"Sebaiknya anda cepat keluar sebelum saya laporkan ke guru yang lain,"lanjut suara tadi.
"Siap pak firman ,"ucap tasa lalu berlari ke luar ruangan.pak firman menghela nafas berat,ini sudah kedua kalinya anak itu masuk ke sini.batinnya

•°•
Malam hari nya.....

"Tadi Lo dari mana aja,?"tanya Reni pada Eka dan Tasa.
"Gue dari belajar,"jawab Eka santai.
"Tadi Lo dari mana aja sih,"Reni kembali bertanya pada tasa karena tak kunjung dijawab.
"Gue dari perpustakaan cari buku,"jawab Tasa lalu kembali membaca.
Mereka memilih untuk belajar demi bisa lolos seleksi GENIUS class.

Tok.....tok......tok....
Suara ketukan pintu membuat perhatian mereka teralih.
"Siapa yang bertamu malam begini,"gumam Reni melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10:08.
"Untuk mengetahui nya kita tinggal buka pintu,"ucap Maria lalu berdiri membuka pintu.

"Silahkan ma..aaaaaaaa"belum sempat menyelesaikan perkataannya Maria langsung berteriak saat melihat sesuatu di lantai.
"Ada apa..?"tanya eka menghampiri Maria.
"A..pa..in..i"gumam Reni gemetar melihat apa yang ada di lantai sementara Tasa sudah bersembunyi di balik selimut,ia masih sedikit trauma tentang yang waktu itu.

"Apa -apaan ini,pasti ini teror,"kesal eka lalu mengambil sepucuk surat yang ada pada telinga kelinci yang mati itu.

Masuk Genius class, berarti siap² hahahha

"Gue yakin orang ini sengaja,supaya kita tertekan secara batin,tapi kalian jangan terpengaruh,"jelas Eka pada Reni. Dan maria.kemudia mereka kembali ke meja belajarnya setelah menutup pintu.
"Tasa udah gak ada kok,"ucap Maria pada tasa yang masih di dalam selimut.

"Huffft,dia memang penakut,"gumam Reni sementara Maria dan eka hanya terkekeh pelan.

"Oh iya,nanti Kalo kita lolos masuk Genius class,kita bakal pisah kamar dong,"ucap eka
"Tenang aja,kita pasti masih sering ketemu di kelas,"ucap Reni antusias dan diangguki Maria.

•°•

3 hari sebelum tes Geniuse class Cakra dkk sedang berkumpul di rooftop sekolah.
"Jadi ,Lo di tusuk seseorang..?"tanya Maria pada Albi.
Mereka sedang membahas soal teror yang akhir akhir ini mereka dapat termasuk kasus Albi yang baru saja masuk RS beberapa hari yang lalu.

"Gue rasa seseorang mengawasi kita, mungkin mereka sengaja meneror kira supaya berhenti menelusuri kasus kematian,"gumam Eka menganalisis apa yang sedang terjadi.
"Kurang lebih begitu,"gumam Cakra
"Sebaiknya kita berpura pura untuk tidak saling bekerja sama lagi, tetapi jika masih ketahuan berarti salah satu dari kita berkhianat,"lanjut Cakra dan menatap teman temannya.

"Jadi maksud Lo,kita pura-pura bukan teman lagi,"tanya Rakha dan diangguki cakra.
"Okee pasti ini mudah,"ucap Reni antusias.

"Gue jadi rindu daren sama Gali,"gumam tasa sedih.
"Tenang sebentar lagi kita bakal balas buat yang udah lakuin semua ini pada mereka,"ucap Albi berusaha mencairkan suasana yang mellow.

"Gue bakal ikutin alur permainan kalian heheh,"batin seseorang di antara mereka dengan ekspresi datarnya.
"Semoga kita semua bisa masuk Genius class,"seru Maria sementara yang lainnya mengaminkannya.
"Oh iya katanya murid Genius class di tambah jadi 13,"ucap Tasa menarik perhatian mereka.
"Kok gitu,"ucap Reni tidak terima padahal dulu dulu kan cuma di isi 10 siswa.

"Gue juga gak tahu sih,gue cuma denger kabar Angin ,"jelas Tasa.
"Tapi itu bagus kan,banyak peluang supaya kita bisa masuk,"ucap Maria dan diangguki yang lain.

•°•

TBC......
jangan lupa voment guyssss....

SOLVE THE PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang