tidak dinginkan lagi?

823 68 1
                                    

Happy reading guyss semoga tetep suka yaa jangan lupa vote dan komen

-

-

-

Tiga Minggu berlalu setelah lahirnya si kembar untuk yang kedua kalinya, angan dan harapan untuk bisa merasakan apa arti kebahagiaan selalu terucap di hati si kembar, dengan sumpah yang diucapkan dengan jelas dan tegas menandakan kebahagiaan benar-benar diharapkan.

"Kami sangat menghormati dan menghargai kesempatan yang kau berikan kepada kami tuhan, kami berterima kasih telah diberikan kesempatan kedua untuk tetap menghirup udara namun, jika di kesempatan kedua ini kita masih tersiksa jangan marah jika kita sendiri yang memaksa untuk mengakhirinya"

Doa dan harapan terucap begitu saja dibenak si kembar, menantikan hal yang mungkin tidak pasti dan masih menjadi misteri namun, tidak bolehkah si kembar berharap? Si kembar sudah terlanjur kecewa dengan kehidupan sebelumnya, jadi ayo berikan kebahagiaan untuk si kembar!!

-------------------

Kini setelah tiga Minggu kelahiran kedua malaikatnya, Adnan berubah total. Tidak ada lagi raut wajah sedih, marah, kecewa, sekarang hanya tercipta raut bahagia. Akan tetapi setelah Sehari si kembar lahir Adnan sedikit merasa marah kepada kedua bayinya, karena akibat mereka istri tercintanya meninggalkannya untuk selama-lamanya, setelah memberi nama pada si kembar Adnan langsung memeluk tubuh kaku sang istri yang akan segera dikremasi, meninggalkan dua bayi merah yang tenang terbaring dikasur bayi.

Selama sehari penuh Adnan sibuk mengurus pemakaman sang istri, bahkan Adnan melupakan kehadiran dua malaikat baru disisinya, abu dari tubuh sang istri yang kini telah dimasukkan ke dalam wadah khusus yang terdapat ukiran indah disana yang terus Adnan peluk erat di dadanya.

Kini Adnan berada di kamar ia dan mendiang sang istri yang kini telah dihuni oleh penghuni baru, kedua bayinya tadi diantarkan oleh pihak rumah sakit ke kediaman nya, Adnan bahkan tidak menoleh sedikitpun saat kedua bayi itu dipindahkan ke kamarnya dengan yang istri, Adnan terus memeluk erat benda yang dimana kini istrinya berada, Adnan memancarkan pandangan kosong dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya.

Sampai tengah malam tiba dan Adnan masih melakukan hal yang sama bahkan Adnan tidak beranjak sedikitpun dari tempat nya, dengan air mata yang masih terus saja mengalir, sampai pukul tepat 00.00 Adnan bangun dan kemudian mengambil pisau dan langsung ia arahkan pada dada nya, dengan pandangan kosong Adnan mulai menggores dadanya dengan pisau yang dipegangnya. Entah dari mana Adnan mendapatkan pisau itu tapi yang pasti pisau itu diambil tak jauh dari Adnan berada, mungkin Adnan sudah mempersiapkan ini sebelumnya?

Saat pisau itu akan masuk semakin dalam tangisan kencang kedua bayinya menggelegar menganggu konsentrasi Adnan yang sedang mencoba mengakhiri hidupnya. Adnan menatap kosong ke arah box bayi dimana kedua putranya berada, Adnan berjalan gontai dengan pisau yang masih berada digenggaman nya, menatap kedua bayi yang menangis dengan tatapan marah, Adnan mulai mengangkat tangan yang sedang memegang pisau kemudian diarahkan pada kedua bayinya yang sedang menangis kencang.

Saat hanya satu senti lagi pisau itu akan menyentuh dada putra pertamanya tiba-tiba Adnan melihat bayangan istrinya yang menatap kecewa ke arahnya, Adnan segera menghampiri bayangan itu namun sialnya bayangan itu menjauh darinya, kini bayangan istrinya menghampiri kedua bayinya yang menangis lalu membelainya lembut, secara spontan tangisan kedua bayi nya berhenti begitu saja.

Adnan hanya menatap diam, menyaksikan arwah istrinya yang membelai lembut wajah kedua putranya, semburan hangat pada hatinya membuat dadanya sesak, mengigat apa yang akan ia perbuat jika tidak istrinya datang, rasa penyesalan langsung memenuhi hati Adnan, kini Adnan hanya bisa menangis diam sambil terus memandang wajah kecewa sang istri yang kini tengah menatapnya.

"Maaf......"

Tangisan Adnan pun langsung terdengar dengan kencang, bayangan sang istri yang kini tengah dihadapan nya memandang dirinya dengan penuh kekecewaan, Adnan menangis meraung-raung sampai rasa hangat menyentuh seluruh tubuhnya.

Kini sang istri tengah memeluknya dan tersenyum padanya, sang istri membisikkan sesuatu padanya yang langsung membuat tubuh Adnan menegang seketika.

Setelah mengucapkan itu kini sang istri kembali menghilang, menyisakan Adnan yang diam termenung dan tangisan bayi yang kembali terdengar.

Dengan tangan bergetar Adnan menyentuh bayinya, membelai pipi putra pertamanya dengan tangan yang kini sudah mengeluarkan darah segar, tanpa disadari Adnan sedari tadi saat melihat bayangan sang istri Adnan menggenggam erat pisau yang dipegang nya yang kini berhasil melukai tangannya. Adnan membelai pipi sang putra hingga tangan kecil merah itu menggenggam jarinya, rasa terkejut begitu ketara, namun tak menutupi rasa hangat dan bahagia, kini Adnan tersenyum sendu dan mengatakan sumpah dalam hati.

"Maaf sempat ingin membunuh pemberian mu tuhan, aku terlalu terlarut dalam kesedihan sehingga aku berbuat seperti seorang bajingan, maaf untuk aku yang sempat benci terhadap titipan mu, maafkan aku tuhan, aku berjanji akan selalu membahagiakan kedua putraku selamanya, akan ku jaga kedua putraku dengan sebaik-baiknya, akan aku didik kedua putra ku agar menjadi orang yang kuat dan bertanggungjawab, tidak sepertiku, aku harap engkau memaafkan ku dan selalu memberikan kebahagiaan untukku dan kedua putra ku"

Benar apa yang dikatakan istrinya, ini sudah takdir tuhan, aku tidak boleh marah dan gegabah, ini semua sudah jalan tuhan, itu benar, seperti yang dibisikkan istrinya.

"Suamiku, jangan terlalu larut dalam kesedihan, ini semua sudah takdir tuhan, tuhan yang sudah memutuskan, tugas kita hanya menerima tanpa ada rasa marah dan kecewa, jika kau benar-benar mencintai ku maka ikhlaskan aku, dan jika benar-benar kau menyayangi ku tolong jaga kedua putraku, aku tidak akan memaafkan mu jika kau berani menyakiti kedua putraku, dan jika itu terjadi aku akan membawa kedua putra ku pergi bersama ku, cobalah untuk lebih kuat suami ku, aku tahu ini cukup berat untukmu namun, tolong lakukan apa perintah terakhir ku, jaga dan sayangi kedua putraku, kedua putra kita"







_________________

TBC

Contento?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang