Bab 2

881 65 15
                                        


-

.

⚠️

PERINGATAN KONTEN 18+
.

.

(Paragraf awal yang bercetak miring mengandung unsur dewasa, bxb, dan cukup vulgar. Diharapkan kebijaksanan pembaca untuk mengkonsumsi konten sesuai umur)

.

.

.

Return (Antagonis)
By Js

Heeseung kira puncaknya sudah hampir tiba ketika remasan pada bagian bawahnya sudah begitu ketat dan basah. Heeseung tidak bisa berhenti memikirkan betapa candunya tangisan bercampur rintihan dari pria di bawahnya yang sudah begitu berantakan. Heeseung tersenyum dari balik kacamatanya yang berembun.

Pria pirang itu sudah habis daya. Lebam dan bekas merah tanda cinta yang sudah begitu susah payah di ukir Heeseung pada punggung pria itu membuatnya hilang akal.  Sampai ketika desahanya semakin merdu seiring dengan tangisan yang makin nyaring, Heeseung melepaskan puncaknya dengan hentakan yang sangat kurang ajar. Bagimana ketika putihnya sampai dengan begitu manis, sedangkan pria di bawahnya malah mendapatkan puncak yang kering.

" anjing angkhh...biarin gw keluar. Sakit bangsat!" suaranya bergetar dalam tangisnya, begitu serak dan lemah. Heeseung menekan besi pada lubang kencing pria itu yang sudah begitu keras dan bergetar. Dia jalas tau jika derita yang diberinya begitu kejam. Namun entah kenapa, sialnya Heeseung malah dibuat merasakan kesenangan setiap kali mata yang sebelumnya selalu menatapnya dingin dan meremeh, kini seakan hilang daya dan terus memohon belaskasih darinya.

Heeseung tidak tahan untuk kembali menghentakaan miliknya dengan tempo yang lebih kasar, hingga rintihan itu kembali melengking dan terdengar makin parau. Heeseung benar benar dibuat gila, menyaksikannya pada sela sela waktu menuju puncaknya yang kedua. Heeseung mencengkaram rambut pirang pria dibawahnya, menariknya kasar hingga bibirnya mampu menggigit telinganya lantas berbisik.

" siapa yang ijinin lo ngumpat hm? ngemis yang bener Shim."

Sungguh sial, pagi itu Heeseung bangun dalam keadaan tubuh berkeringat basah. Sadarnya masih diawang awang namun wajahnya jelas begitu merah. Nafasnya terengah dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Heeseung harusnya ingat, tujuannya kembali kemasa lalu adalah untuk membalaskan dendam pada musuhnya. Bukan dengan sialnya malah menjadikan musuhnya sebagai objek dalam mimpi basah pertamanya.

Sialan.

...

.

.

.

Return (Antagonis)

Mungkin karena lebih dari setengah hidupnya dulu sangat jauh dari kasih sayang, keluarga, apa lagi orang tua. Sehingga apa yang Heeseung lihat di depannya kini terasa seperti tidak nyata. Bagaimana ketika meja makan ini terasa begitu hangat ditemani gelak tawa ibu dan ayahnya, juga niki -adik kecilnya yang masi SMP- memandanginya dengan wajah ingin menangis karena trus di jahili oleh ayahnya.

Heeseung hampir lupa bila sebenarnya garis hidupnya begitu ditaburi berlian. Terlahir sebagai sulung  dari keluarga cemara. Belum lagi status keluarganya yang cukup terpandang. Kakek dan ayahnya merupakan pengusaha yang cukup ternama. Dan beruntungnya bahwa Tuhan menakdirkanya sebagi cucu laki laki pertama di keluarga besarnya. Kemasyuran jelas sudah berada didepan mata Heeseung.

Return (Antagonis) || HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang