Usai jam olahraga, Bai Xinyu tidak langsung berganti pakaian. Ia mencuci muka di wastafel dekat taman lalu tiduran di gazebo. Badannya ia iringkan ke kanan lalu melihat seseorang sedang duduk dan mendengarkan musik lewat headseat kabel berwarna putih.
Ia tidak tahu siapa murid tersebut. Pelan-pelan Bxy memperhatikan ekspresinya yang hanya diam dan sesekali memejamkan mata. Sempat tenggelam memperhatikannya tetapi ia harus bersegera berganti seragam. Ia pun pergi meninggalkan taman dan bergegas masuk kelas.
Di kelas ternyata suasana sedang ramai, ia memaksakan diri menerobos masuk. Terlihat Zhouzhou sedang berdiri dengan raut muka yang hampir belum pernah ia lihat sebelumnya. Di depannya ada Wang Yi, anak kelas sebelah yang sedang menatapnya dan menyampaikan isi perasaannya.
Anak-anak yang lain mensupport agar Zhouzhou menerima Wang Yi jadi pacarnya. Rasanya Bxy ingin merusak moment tersebut tapi ia pasti akan kena amuk masa. Setelah menunggu, akhirnya Zhouzhou memberikan jawabannya. Ia menganggukkan kepala dan mengatakan bersedia. Seisi kelas bersorak gembira kecuali Bxy. Gara-gara peristiwa tersebut Bxy sampai bel masuk belum ganti baju. Ia segera ke tasnya untuk mengambil baju ganti dan lari ke kamar mandi. Wang Yi juga kembali ke kelas dengan senyum merekah di wajahnya.
Saat pelajaran, Bxy masih merasa kesal sekaligus kecewa namun ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena ia juga tidak berusaha lebih.
"Bai, kamu sakit?" tanya Shanshan yang kuatir.
"Enggak..........,"
Belum selesai menjawab, Shanshan langsung memegang dahi Bzy.
"Iya, bener nggak panas"
Bai Xinyu diam dan masih terlihat badmood, ia masih kesal dengan kejadian tadi. Namun ia tetap mencoba mengontrol perasaannya agar tidak terlalu nampak.
"Nanti temenin ke kafe, mau ya?" ajak Shanshan.
Bxy tersenyum dan menganggukkan kepala.
***
Setelah confess, hubungan Zhou Shiyu dan Wang Yi semakin rekat. Hal itu membuat Bxy untuk lebih mengakui kalau Zhou Shiyu lebih bahagia dengannya, maka ia mencoba merelakannya.
Bxy sekarang memilih untuk kembali ke perasaan awal. Dia adalah orang yang sangat friendly dan act of service ke semuanya. Bantuan apapun yang diminta teman-temannya selalu ia setujui. Hal ini membuat banyak orang mengsalahartikan perbuatannya.
Shanshan sangat nyaman berada didekat Bxy. Ia merasa aman dan bisa menjadi diri sendiri. Suatu saat ia memaksakan diri untuk menyampaikan perasaan ke Bxy walaupun sedikit canggung. Bxy menjelaskan bahwa ia juga nyaman disampingnya namun perasaannya hanya sekadar teman, tidak lebih. Ia menolak perasaan Shanshan dengan halus, keduanya juga berjanji untuk tetap berteman seperti biasa kembali walaupun akan ada sedikit rasa canggung dan jarak.