Part 9

163 15 2
                                    

Xuchuwen menatap Bxy dengan tajam, ia kesal karena keduanya tidak kembali-kembali sedangkan mereka harus terus memanggang. Namun karena tidak kunjung datang keduanya, akhirnya mereka mencukupkan drilling malam itu.

"Dari mana saja kalian?!"

"Beli ini," tunjuk barang bawaan Bxy.

"Hadeh! Besok-besok nggak nyuruh kalian lagi lah,"

Bxy dan Zyn tertawa lepas mendengah keluhan Xuchuwen yang justru menggelikan buat mereka.

Linzhi ikut senang melihat Zhuyixin bisa tertawa lepas. Ia juga melihat kemajuannya dalam menangani diri dalam keterpurukan.

"Gw pergi bentar ya?" ucap Chenke.

"Mau ke mana?" tanya Bxy.

Wenwen menepuk bahu Baibai, "Lu pura-pura nggak tau atau nggak tahu beneran?"

Baibai berpikir sejenak, "Oh mau nemuin Zheng Danni."

Chenke tidak menggubris godaan mereka. Dia pergi dengan menutup kepalanya menggunakan penutup kepala di jaketnya.

Wenwen segera berlari ke Shuqi lalu menggelendot bermanja ria.

Linzhi melipat kedua tangannya di dada lalu menggeleng-gelengkan kepala.

"Jadi, di sini gw sendiri yang nggak punya pasangan. Hadeh, kasian banget diri gw," ucap Linzhi.

Zhuyixin segera mendekat ke Linzhi dan menggandeng lengannya. Bxy kaget karena cepat sekali Zyn pergi ke Linzhi.

"Baibai, Chuchu sama aku," pamer Linzhi ke Bxy.

Bxy memanyunkan mulutnya dan menghela napas. Ia pasrah karena saat ini mereka memang belum punya hubungan dekat.

Bxy biasa tidur cepat, di jam teman-temannya masih bisa bangun dan bercengkrama ia sudah nguap-nguap sedari tadi. Ia memutuskan cepat ke dalam tenda dan memposisikan diri untuk tidur. Sementara Wenwen masih berdua dengan Shuqi dan Linzhi bersama Zyn mengobrol.

Tak lama kemudian Linzhi menyusul untuk tidur, mau nggak mau Zyn juga ikut. Seperti biasa Linzhi adalah garda terdepan orang yg mendukung hubungannya dengan Bxy. Ia memposisikan Zyn agar tidur dekat dengan Bxy.

"Bxy kalau tidur kaya bayi," ucap Zyn sambil melihat ke arah Bxy.

"Hahaha, biasanya kalau bangun pecicilan banget," jawab Linzhi.

"Huum"

"Gimana perasaan kamu ke dia sekarang?"

Zyn memukul badan Linzhi dengan gemas. Linzhi hanya tertawa.

"Dia masih sering berubah-ubah, kadang perhatian banget, kadang kaya orang nggak kenal," terang Zyn.

"Mungkin dia juga bingung, takut kamu illfeel ma dia"

Pembicaraan sebelum tidur terus berlanjut sampai pada Zyn bertanya pada Linzhi namun tidak ada jawaban. Saat dilihat ternyata sudah tidur.

Bxy yang tadinya tidur terlentang, berubah menjadi menghadap mukanya ke Zyn. Zhuyixin melihat wajahnya, entah kenapa tangannya mulai bergerak ke wajah Bxy. Ia meminggirkan rambut yang menutupi wajahnya.

Shuqi, Wenwen, dan Chenke masuk dan mulai menata diri untuk tidur. Zyn segera berpura-pura sudah tidur.

"Wen, si Bxy suka sama Chuchu?" tanya Chenke.

"Heem, makanya dikejar sampai sini"

"Ini bukannya kamu yang maksa dia biar kamu ada temannya?"

"Hahaha, ya itu termasuk"

Percakapan mulai tenggelam, mereka semua akhirnya sudah tidur. Zhuyixin membuka matanya kembali dan melihat wajah Bxy. Tangannya menyentuh Bxy dadi dahi turun ke bawah sampai hidung. Baibai seketika mendekap Zhuyixin, ia sempat kaget namun dia menutup mulutnya agar tidak bersuara. Zhuyixin bingung mau melepas tangan Bxy.

"Tidur, dah larut malam," lirih Bxy.

Ternyata ia belum tidur, betapa malunya Zhuyixin sekarang. Ia mendongak ke atas wajah Bxy.

Bxy tersenyum dan mengusap rambut Zyn, "Sudah keg gini aja. Kita tidur, biar besok pagi bisa bangun segar."

Walaupun malu-malu namun Zhuzhu tidak menampik bahwa ia nyaman di posisi tersebut.

***

Wenwen, Linzhi, dan Shuqi duduk menopang dagu dan melihat ke kedua temannya. Tangan Bxy menjadi bantal untuk Zyn dan Zyn memeluk erat badan Bxy.

Zhuyixin mulai membuka matanya pelan, ia sedikit kaget karena dirinya memeluk seseorang yang tak lain adalah Bxy.

Ia melepaskan diri dari badan Bxy dan sempat terperanjat kaget karena ketiga temannya sedang melihatnya. Bxy bangun karena pergerakan Zyn.

Zhuyixin menutup mukanya.

"Kalian diam-diam ya...." ucap Wenwen sambil tersenyum.

Bxy melihat ketiga temannya yang sedang memperhatikan mereka. Ia tersenyum, pasrah,  belum ada tenaga untuk meladeni teman-temannya. Ia melihat Zyn yang meringkung karena malu.

Bxy bangun, "Kalian ya...dah keluar sana.... Keluar....keluar...," usir Bxy.

Ketiganya keluar dari tenda. Zhuyixin duduk dan merapikan diri. Ia masih merasa sangat malu.

"Aku keluar dulu," ucap Zyn dengan kikuk.

"Heem" jawab Bxy.

Bxy lalu merapikan bagian dalam tenda, ia tersenyum sendiri karena kejadian itu. Tidak disangkal bahwa ia sebenarnya senang dengan hal itu.

After We MetWhere stories live. Discover now