Part 13 (Tugas)

170 13 1
                                    

Masa berangkat ke sekolah menjadi hal yang ditunggu Zhuyixin. Dia memberitahukan kalau dia ada sesuatu yang ingin disampaikan ke Linzhi namun tidak mau memberitahukannya lewat pesan, ia ingin mengatakannya langsung.

Sampai di sekolah, Linzhi langsung menodong informasi ke Zhuyixin. Agar ia tidak keceplosan, Zyn meminta temannya itu untuk tenang dan tidak mengatakan kepada siapapun dulu.

"Ia gw janji bakal keep silent," kata Linzhi.

"Diam dan jangan teriak.....Aku ma Bai Xinyu udah official," ucap Zyn dengan malu-malu.

Linzhi hampir teriak mengagetkan teman sekelas. Ia langsung menutup mulutnya saat terkaget mendengar hal yang disampaikan temannya.

"Congratttssss... Bai Xinyu harus nraktir makan-makan ini. Ntar istirahat kalau ke sini bakal gw rampok"

Zhuyixin senyum-senyum malu. Keduanya akhirnya duduk dan bersiap pembelajaran.

Di lain tempat, Bai Xinyu sedang kejar tayang buat ngerjain tugas yang ia lupa kerjakan. Xuchuwen geleng-geleng kepala melihat temannya yang tidak biasa seperti ini.

"Lu kesambet apa sih ampe nggak ngerjain? Kemarin lu bilang mau ke perpus buat nyari referensi. Ini palah lu nyontek punya gw. Dunia dah kebalik nih," keluh Xuchuwen.

"Orang gw kelupaan, mau gimana lagi"

Saat pembelajaran Bai Xinyu tidak bisa melanjutkan mengerjakan tugasnya. Ia melanjutkan kembali saat sudah jam istirahat.

Bai Xinyu nitip makanan pada Xuchuwen saat ke kantin. Ia terus melanjutkan mengerjakan tugasnya karena tugas itu harus selesai di jam terakhir. Guru mapel tersebut sangat killer.

"Xuchuwen," panggil Zyn.

"Ya...?"

"Bai Xinyu di mana?"

"Eh, ngerjain tugas. Dia lupa nggak ngerjain"

"Ko bisa? Biasanya dia rajin?"

"Au tuh, ... Kemarin katanya mau ngerjain di perpus, eh nggak tahu tu anak nglayap ke mana"

Linzhi tertawa kecil karena dia tahu alasan Bxy tidak mengerjakan adalah orang yang bertanya.

"Oh," jawab Zyn dengan senyum malu tipis yang ditahan.

"Terus dia makannya gimana?"

"Ini gw beliin, dia katanya nitip. Eh, tumben lu kepo banget ma Bxy???" tanya Xuchuwen curiga.

"Nggak papa, biasanya kalian kan berdua"

"Oh, iya ya. Ta kira kamu kangen, pasti Bai Xinyu langsung seneng sampe lari-lari lapangan denger kamu tanya-tanya tentang dia."

Zhuyixin tersenyum tipis, ia lalu mereka balik ke kelas masing-masing.

"Dah mau selesai belum?"

"Hampir"

"Gw masih kasih tau sesuatu yang bikin mood lu langsung melonjak"

"Apaan?"

"Tadi q ketemu Zhuyixin. Dia nanyain lu!"

"Tanya apa?"

"Lu dimana, tumben g bareng. Gw jawab aja lagi ngerjain tugas kemarin yang katanya mau ngerjain di perpus"

Bai Xinyu berhenti menulis dan mengangkat salah satu alisnya kemudian menengok ke arah Wenwen.

"Apaan? Gw salah jawab???"

Bai Xinyu menapok dahinya dengan putus asa namun Xuchuwen yang tidak tahu apa-apa hanya bingung.

"Jangan-jangan kemarin lu ma dia pergi bareng?"

Bai Xinyu mengangguk pasrah.

Xuchuwen menghela napas, "Hah, pantesan nggak keg lu biasanya. Sama pawangnya kemarin."

Bai Xinyu senyum dengan bangga.

"Lu ma dia gimana sekarang? Denger-denger dia sekarang lagi banyak yg deketin. Lu kalo nggak cepet bisa keduluan. Effort lu dinaikkan lagi kali, Bai..."

Dalam hati Bai Xinyu ingin berteriak kalau dia dah jadi miliknya tapi ia menahannya seperti tidak memedulikannya.

"Done!" teriak Bxy.

"Dah selesai?" tanya Xuchuwen.

"He'em. Akhirnya selamat gw."

Pembelajaran pun berlangsung dengan tenang tanpa ada murid yang kena sanksi karena telat mengerjakan tugas.

Saat pulang sekolah, Bxy memberikan pesan ke Zhuyixin untuk pulang bersama. Baibai akan ke kelasnya.ß

"Bai, main bilyar yuk! Gw yang bayar," ajak Xuchuwen.

"Nggak ah. Lu aja sendiri, gw ada urusan," jawab Bxy.

"Bai Xinyu nolak main bilyar gratis? Gw nggak salah denger?!" teriak Xcw.

Bai Xinyu hanya tersenyum lalu keluar kelas. Xuchuwen segera membereskan tasnya untuk menyusul Bxy yang dengan santainya menolak ajakannya. Dia curiga dengan apa yang akan dilakukan bestinya.

"Tunggu!!!!" teriak Xcw.

Bai Xinyu tidak memedulikannya dan terus berjalan ke kelas G dan di belakangnya sudah ada Xcw yang lari terbirit-birit melihat siapa orang yang membuatnya ditolak. Sampai akhirnya ia tahu betul kemana arah temannya akan pergi.

"Pantesan!" batin Xcw.

After We MetWhere stories live. Discover now