Rumah Zhuyixin tampak tenang awalnya. Ayah dan ibunya sedang pergi ke luar kota selama dua hari. Saat Bai Xinyu memutuskan untuk ke rumahnya sebenarnya dia memiliki banyak pikiran, bagaimana jika Zhuyixin tidak mau menemuinya, bagaimana jika ia diusir oleh Zhuyixin, bagaimana mengatakan itu semua kepada orang tuanya. Tetapi pada akhirnya ia berniat menanggung itu semua daripada bertengkar.
Zhuyixin tahu bahwa Bxy datang tapi dia tidak langsung membukakannya, ia ingin mengetesnya dulu. Baru setelah dirasa cukup, ia membukakannya. Tidak biasanya Bxy bersikap tanggap, biasanya saat Zhuyixin bilang ingin sendiri maka Bxy akan diam dan membiarkan, ia memang tidak bisa diajak main kode.
Bxy datang dan meminta maaf, itu sudah sangat perkembangan buatnya. Tetapi situasi dia nggak tahu apa salahnya membuat Zhuyixin kesal kembali. Ia ingin sekali melemparkan HP yamg berisi foto-foto itu ke mukanya Bxy.
Bxy terus meminta maaf dan memohon, akhirnya Zhuyixin mau memberikan sedikit teka-teki yang membuatnya marah besar.
"Kemarin habis ngapain saja?" tanya Zyn.
"Eh,...latihan basket ma teman-teman," jawab Bxy.
"Habis latihan?"
Bxy mencoba memgingat-ingat kejadian kemarin dengan susah payah. Ia seperti sedang memasang puzzle rumit.
"Ke kantin"
"Sebelum ke kantin"
"Istirahat"
"Sama siapa?"
"Teman-teman"
"Spesifik lagi..."
Bxy mulai berpikir, siapa orang yang dimaksud oleh Zhuyixin yang membuatnya marah. Ia kemudian ingat, mungkin bisa saja karena itu.
"Huxiaohui"
"Ngapain aja?"
"Hah? Ya ngobrol biasa"
"Yakin hanya ngobrol? Ada tindakan lain?"
Mulai dari sini sepertinya Bxy mulai tahu arah pembicaraan Zyn. Ia sepertinya tahu kejadian di lapangan, maka ia tidak mungkin bohong.
"Huxiaohui batuk, jadi aku kasih masker"
"Kasih aja?"
"Emmmmm.......aku pasangin gini," jawab Bxy sambil memeragakan.
"Oh, jadi kamu pasangin?"
"Jangan membuat rumor, aku ma Hxh nggak ada apa-apa. Kamu tahu dan paham sendiri kan?"
"Aku nggak paham," jawab Zyn jutek.
Bxy mulai menghela napas, ia tidak boleh terpancing emosi dan harus menjelaskan dengan benar.
"Kami nggak mungkin ada apa-apa karena kami memang teman akrab. Dia dan aku sama-sama punya pacar," jawab Bxy dengan penuh kesabaran.
"Emmmm, abis itu kamu ke mana?"
"Aku ke kantin bareng Sushanshan"
"Ngapain?"
"Aku nggak inget ngapain, nggak terkesan waktu itu"
"Apa aku perlu lemparin foto kamu ma Sushanshan?"
Bxy mati kutu ternyata ada foto tentang kejadian saat itu. Dia ingin menanyakan asal foto tapi sepertinya ia akan kesal. Ia tahan dulu pertanyaan itu.
"Dia ma siapa aja anaknya clingy, semua digandeng dan itu jadi kebiasaan. Anak kelas B digituin semua, bukan sama aku aja," jawab Bxy dengan hati-hati.
"Kaljan ngapain di kantin?"