-*⁠.⁠✧27 - Lucunya ✧.*-

8.8K 819 6
                                    

27 - Lucunya

"Huh...." Helaan nafas kecil terhela dari mulut Sylvester yang membeo. Posisinya sekarang sedang berbaring miring di sofa panjang, merasa lelah setelah pulang dari mansion Rodrigo.

Fransisco mendengus kecil, ia duduk di samping anak itu. OverCoat masih melekat di tubuhnya. Tangan besarnya mengelus lembut surai anak itu, dan di terima dengan baik oleh sang empu.

Fransisco menjadi saksi, seberapa keras perjuangan Sylvester tadi. Saat Violetta dan Lauriel terus saja memakaikan berbagai baju serta kostum yang menurut dua wanita itu imut.

Sylvester bukan berarti tidak menyukainya, dirinya hanya tidak terbiasa olehnya.

"Hm?" Itu suara Damien yang berdehem. Terlihat pria itu baru dari ruang kerjanya. Kedua alisnya terangkat, menatap minta penjelasan ke arah Fransisco.

"Kakak iparmu."

Penjelasan singkat Fransisco membuat Damien menganggukkan kepala mengerti, dirinya sudah sangat mengetahui perangai dari sang kakak ipar, jadi Damien sudah terbiasa.

Damien berjongkok, berhadapan dengan Sylvester yang tertidur dengan mulut terbuka. Damien terkekeh geli. Hah... putranya lucu sekali.

Damien menggendong si putra bungsu, ia gendong ala koala. Tangannya mengelus pelan punggung sang putra ketika tubuh yang ada di gendongannya menggeliat tak nyaman.

Dengkuran halus terdengar, Damien melangkah pelan menuju lift, meninggalkan Fransisco yang hendak beranjak.

Dengan hati-hati Damien membaringkan kembali sang putra ke atas ranjang, begitu juga dengan dirinya yang ikut berbaring di samping anak itu.

Damien kecup berkali-kali pipi yang sekarang kian bertambah bulat, menghirup rakus harum yang membuat candu. Serta mendekap erat sang putra. Untung dirinya sudah mandi, jadi tidak apa-apa. Sylvester tidak terganggu sedikitpun, ia malah meringkuk masuk ke dalam dekapan sang ayah.

Sekarang sudah malam, hampir memasuki jam makan malam, semua anggota keluarga sepuluh menit lagi pasti akan segera tiba. Damien mencubit pipi kanan Sylvester, tidak terlalu keras, tapi masih meninggalkan bekas merah karena kulit yang putih.

"Hum...." Sylvester mengibaskan tangannya, ia berpaling, berbaring miring membelakangi Damien.

"Tidak ingin bangun...?" Damien membuat Sylvester untuk menghadap dirinya, mendekap lebih erat lagi sang putra. Yang ada di dalam dekapan tidak menjawab, hanya dengkuran halus yang terdengar.

Sylvester mendorong Damien untuk menjauh, ia duduk dengan kelopak netra yang masih terpejam. Tungkainya ia bawa ke arah kamar mandi, walau begitu dirinya masih memejamkan mata. Damien tentu mengikuti, agar Sylvester tidak menabrak pintu atau dinding.

Setelah sampai Sylvester mendorong lagi Damien untuk keluar dari kamar mandi.

"Ayah keluar...." ujarnya dengan setengah sadar. Tangannya mendorong tubuh besar Damien.

"Tidak ingin di mandikan?" tanya Damien. Ia menaik turunkan alisnya, seringai kecil ikut terlukis di air mukanya.

"Tidak." Kata singkat di selingi dengan dengusan kasar yang menjadi jawaban Sylvester.

Pintu tertutup, Damien menunggu. Sylvester memulai kegiatan di kamar mandi.

✿✿✿Bersambung....

Aku nulis apa?! (⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠)⁠>⁠⌐⁠■⁠-⁠■

Sylvester [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang