Bab 1 - Natsume

17 10 1
                                    

1.

Pada hari Rabu, seseorang datang ke Shōgakkō¹ tempat di mana Natsume mengenyam pendidikan, seseorang tersebut memberitahukan kepada Natsume, bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan, dan tengah dilarikan ke rumah sakit. Natsume yang pada saat itu masih berusia delapan tahun, hanya duduk termangu saat melihat kepergian kedua orang tuanya. Kedua orang tua Natsume dinyatakan meninggal dunia, karena mengalami pendarahan yang begitu hebat. Nenek Natsume yang saat itu datang ke rumah sakit, kemudian memutuskan untuk merawat Natsume dan adiknya yang bernama Hikaru.

Natsume dan Hikaru, yang pada saat itu masih berusia empat tahun, dibawa ke rumah neneknya yang berada di sebuah desa, di Kota Suwa, Prefektur Nagano. Di sana, Natsume akan tinggal, di sebuah rumah kecil milik neneknya yang bernama Kaori Nazuka.

Kaori yang berusia 60 tahun itu hanya tinggal seorang diri. Setelah kepergian mendiang suaminya, Kaori hanya tinggal di rumah sendirian, dengan mengurus ladang yang ia miliki. Sebuah ladang yang memiliki luas 800 meter itu, ia tanami jagung, lobak, dan beberapa sayur-mayur lainnya, untuk kemudian dijual ke kota, sebagai salah satu penghasilan untuk menghidupinya. Dan, kini, di usianya yang sudah senja itu, Kaori harus bekerja lebih ekstra karena dia harus merawat, dan membesarkan Natsume, juga Hikaru.

Di desa tempat tinggalnya yang baru, Natsume tidak memiliki banyak teman. Dia seringkali dipandang sebelah mata oleh banyak orang, karena berada dalam keluarga kalangan menengah bawah. Hanya satu orang yang kemudian bersedia dengan tulus menjadi teman bagi Natsume.

"Salam kenal. Namaku Jun Takahashi!" sapa orang tersebut, saat mereka tak sengaja bertemu sepulang sekolah.

"Aku Natsume...Natsume Maeda. Salam kenal juga!" balas Natsume.

Jun Takahashi adalah anak dari sepasang Petani yang juga tinggal di desa tempat di mana Natsume kini tinggal. Natsume dan Jun hampir setiap hari bermain bersama sepulang sekolah, di sebuah danau yang berada tak jauh dari tempat tinggal mereka. "Sebagai orang baru di sini, apa kamu merasa senang, tinggal di tempat ini?" tanya Jun.

Natsume menatap Jun yang duduk di sebelahnya. "Aku tidak mengerti mengapa aku bisa di sini. Semenjak kepergian kedua orang tuaku, aku kemudian ikut Nenek. Itu adalah bagian yang tidak pernah aku minta, namun aku harus mengikutinya," balas Natsume.

"Kamu memiliki sebuah impian?"

"Impian?" Natsume berbalik tanya, untuk memastikan pertanyaan dari Jun

Jun mengangguk. "Ya. Sebuah impian di mana kamu ingin tinggal, bagaimana kamu ingin menjalani rutinitas kehidupan. Itu adalah sebuah hal indah, seperti layaknya cita-cita."

Natsume menatap kosong danau di hadapannya tersebut. "Aku hanya ingin kedua orang tuaku kembali..."

Kehidupan Jun dan Natsume adalah serangkaian kehidupan yang memiliki banyak angan-angan dalam kepala mereka. Jun pernah suatu hari bercerita kepada Natsume bahwa ia ingin sekali menjadi seorang Artis yang terkenal, dan hidup dalam sebuah lingkaran di mana ia merasa hidup enak, tanpa perlu membantu kedua orang tuanya berjualan ninjin² hasil panen mereka ke kota. Baginya, kehidupan menjadi seorang Artis adalah cita-cita yang amat sangat ia dambakan, dan idam-idamkan, meskipun ia tahu, bahwa hal tersebut akan mustahil terjadi dalam hidupnya.

2.

Setelah melewati beberapa hari dalam kehidupan pedesaan yang jauh dari keramaian, Natsume selalu merasa bahwa itu merupakan sebuah hal yang bukan dirinya. Beberapa hal yang dilaluinya beberapa tahun ke belakang, adalah sebuah rentetan kejadian yang dilalui di sebuah perkotaan, bersama kedua orang tuanya. Betapa rasa senang itu bagaikan direnggut seketika dari dirinya. Namun, di lain sisi, ia melihat perjuangan sang nenek yang terus tanpa henti melakukan pekerjaan di masa tuanya, tanpa mengenal lelah sedikit pun. "Apa alasan Nenek tinggal di desa yang payah ini?" batin Natsume.

MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang