Bab 9 - Matsui

6 4 0
                                    

1.

Setelah mendengar kabar tertangkapnya Hidari, wanita itu langsung bergegas untuk mendatangi kantor kepolisian yang menangkap rekannya tersebut. "Nazuka-chan...ada-ada saja kau ini!" batinnya, seraya terus mengendalikan mobilnya di jalanan Tokyo yang ramai.

Sebenarnya, hari itu Keiko Matsui seharusnya mendatangi acara pameran yang melibatkannya. Pameran lukisan terbesar di Shinjuku itu akhirnya harus ia tinggalkan, demi menemui rekan lamanya yang tengah tertimpa musibah tersebut.

Hingga saat ia telah sampai, ia mulai bertemu dengan salah satu Polisi berkepala plontos yang tengah berkutat pada layar monitor. "Di mana saya bisa bertemu Hidari?" tanya wanita itu tanpa aba-aba.

Polisi plontos itu menatap ke arah Matsui yang tampak gelisah. "Silakan Nona duduk dulu. Perkenalkan diri Nona. Pelan-pelan saja. Lalu, jelaskan apa keperluan Nona datang ke sini," ucapnya kemudian.

Matsui menghela nafas, lalu duduk di sebuah kursi tepat di depan Polisi plontos tersebut. "Saya Keiko Matsui...saya ingin bertemu dengan Hidari. Mitsuru Hidari Nazuka. Apa dia ada di sini?"

"Oh...begitu ya. Jadi, anda ini rekan Pelukis itu?" tanya Polisi plontos seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ayo ikut saya!" Polisi plontos itu mulai berdiri dari duduknya, lalu kemudian membimbing Matsui masuk ke dalam sebuah ruangan.

"Tunggu sebentar!..." Polisi plontos itu memberi instruksi, lalu berlalu pergi menuju sebuah pintu yang lain.

Matsui sedari tadi terus gelisah. Ia duduk dan terus menunggu sampai akhirnya setelah beberapa menit berlalu, Polisi plontos itu datang kembali, di belakangnya telihat seorang Hidari dengan pakaian yang lusuh, rambut acak-acakkan, muka semrawut, menunduk mengikuti Polisi plontos itu dari belakang.

Senyum Matsui mengembang, ia bersyukur Hidari baik-baik saja. "Nazuka-chan!" serunya. "Are you okay?" lanjutnya, ketika Hidari mulai duduk di hadapannya.

"Waktu anda 30 menit Nona. Silakan. Saya akan kembali lagi setelah waktu anda habis," ucap Polisi plontos, lalu berlalu pergi.

Matsui tak mengindahkannya, ia masih terfokus pada Hidari yang masih tertunduk dengan wajah letihnya itu. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini?" tanya Matsui.

Hidari menghela nafas, bersiap untuk mengeluarkan suara. Tapi, Matsui kemudian mengeluarkan pertanyaan berikutnya dengan segera. "Kau tidak melakukan itu kan, Nazuka-chan? Jawab pertanyaanku ini! Kau tidak akan pernah melakukannya, kan?"

"Sial! Di sini tidak bisa merokok!" hanya itu yang keluar dari mulut Hidari, sebelum akhirnya tawa dari Pelukis berusia 52 tahun itu pecah.

"Ada apa sebenarnya? Kau ini kenapa?!"

"Tenang, Matsui...aku hanya sedang dalam penyamaran..."

"Penyamaran!?" Matsui bingung setengah mati dengan apa yang dijelaskan oleh Hidari tersebut.

2.

Beberapa minggu yang lalu, Hidari bertemu dengan seorang pemuda yang menawarkannya sebuah proyek menarik, imbalannya cukup fantastis. 10 JUTA YEN!! Itu adalah nilai yang cukup tinggi untuk sebuah misi penyamaran yang pernah ada di penjuru Jepang.

"Apa yang harus orang tua seperti saya ini lakukan?" tanya Hidari.

Pemuda itu tersenyum tipis, topi yang ia kenakan mulai dibuka perlahan. "Cukup sederhana..." katanya. "Kau hanya perlu memastikan apa yang terjadi kepada Endo Yamazaki," sambungnya.

"Maksudmu, Artis yang tempo hari tertangkap itu? Untuk apa?"

"Aku adalah agen mata-mata rahasia. Tugasku adalah untuk menyelidiki sebuah kebenaran. Dan aku, ya...butuh seorang rekan. Tenang saja, kau hanya akan dibuat tertangkap, tanpa pernah masuk ke pengadilan dan divonis bersalah. Cukup lihat saja situasi, dan apa yang terjadi pada klien," bahasanya sangat lugas, pemuda berusia tujuh belas tahun itu tampaknya sudah sangat mahir, atau bahkan jenius sebagai seorang detektif.

MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang