Bab 7 - Kentaro

11 7 0
                                    

1.

Beberapa hari belakangan ini, Natsume sering kali berpikir tentang beberapa permohonan yang dirinya, Hikaru, dan Jun ajukan kepada sesuatu yang mereka angap sebagai 'Dewa'. "Apakah ini tidak terlalu berlebihan, ya?" tanyanya, seolah kepada dirinya sendiri.

Hingga, di tengah-tengah lamunannya tersebut, tiba-tiba Ryo meloncat ke atas futon Natsume, mengejutkan dan membuyarkan segala lamunannya. "Nande³⁸, Ryo-kun?" tanya Natsume kemudian.

"Nandemonai³⁹..."

Seketika, Natsume pun terlempar dari atas futon-nya. Ia benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. "Eh...tunggu! Tunggu! Benarkah itu? Apa aku tidak salah dengar?!" katanya. "Ryo-kun!?..."

"Ya, ini aku, Natsume-chan!..."

"Kamu bisa bicara?!" Natsume mencubit pipinya. "Aw...itai⁴⁰..."

"Kamu sedang tidak bermimpi kok, Natsume-chan...ini sungguhan!" Ryo terus berbicara kepadanya.

Natsume menjerit begitu keras sekali, membuat Hikaru dan Kaori kemudian menghampirinya di dalam kamar.

"Ada apa, Kak?" tanya Hikaru.

"Kamu kenapa, Natsume-chan?" kini sang nenek yang bertanya.

Natsume menunjuk ke arah Ryo yang masih berada di atas futon-nya tersebut. "Dia...dia bisa berbicara!!" ucap Natsume kemudian.

Ryo menunduk ke arah mereka. "Konnichiwa⁴¹..."

"EEEEHHHHH!?..." semuanya terkejut. Ternyata itu memang bukan sebuah mimpi.

Natsume, Hikaru, dan Kaori saling tatap. Hal yang baru saja terjadi bagaikan seperti sebuah mimpi. Kucing belang tiga warna itu benar-benar mengejutkan seisi rumah. Sudah tiga bulan terhitung Ryo tinggal di rumah Natsume. Ini adalah kali pertama, di mana satu hal mustahil itu terjadi, Ryo yang menggemaskan itu berubah menjadi satu hal yang membuat mereka ketakuan. Bagaimana tidak, kucing yang setiap hari Natsume beri makan itu, tiba-tiba bisa berbicara, bahkan mengerti apa yang Natsume katakan.

"Ini benar-benar seperti di dalam cerita anime..." ucap Hikaru.

Sementara, Ryo sedari tadi hanya berguling-guling di atas futon, di tengah suasana gelisah yang terjadi di antara mereka. "Ryo-kun?..." Natsume mulai memberanikan diri untuk menghampiri kucing tersebut.

Ryo kemudian berubah pada posisi duduk. Menatap ke arah Natsume dengan tatapannya yang menggemaskan itu. "Natsume-chan..." katanya kemudian.

"Chotto matte...jadi, kamu yang mengabulkan semua permintaan kita? Apa kamu adalah seorang Dewa itu, Ryo-kun? Apa ini benar-benar seperti dalam cerita anime?" Hikaru mulai melontarkan beberapa pertanyaan.

"Hiraku-kun benar-benar pintar ya. Sugoi!..." ucap Ryo.

Hikaru mundur perlahan. "Eh. Eh...jadi benar?!"

"Ya, tentu! Itu tugasku!"

Kaori terus menggeleng-gelengkan kepalanya. Berkata kepada dirinya sendiri, apakah ia masih tengah berada dalam keadaan terlelap, dan kejadian yang ia alami barusan merupakan sebuah bunga tidur.

"Aku hanya bisa mengabulkan satu permintaan lagi. Jadi, pikirkan baik-baik permintaan itu, sebelum aku pergi," Ryo mulai mengeluarkan suara lagi. "Ingat. Pikirkan baik-baik ya, Natsume-chan!" tatapan menggemaskan itu kembali mengarah kepada Natsume.

Natsume terdiam. Kali ini seluruh badannya mulai gemetar. "Permintaan terakhir?" tanya Natsume, seolah pada dirinya sendiri. "Pikirkan baik-baik?" lagi.

MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang