1.
Bajunya dipenuhi oleh banyak sekali cat. Warna-warni. Tak beraturan. Kesehariannya hanyalah duduk di depan kanvas. Menuangkan beberapa cat ke dalamnya. Kadang realis penuh warna, namun lebih banyak abstrak yang begitu gelap.
Pelukis itu selalu enggan diwawancarai media. Beberapa kali, lukisannya berhasil terjual dengan harga fantastis. "6 JUTA YEN!!" kata salah seorang Pengusaha yang ikut dalam lelang lukisan miliknya. Entah, apa alasan yang membuatnya enggan untuk tampil dalam beberapa acara televisi. Tapi, pernah dalam suatu waktu ia mengungkapkan, bahwa terkenal bukanlah tujuannya.
Mitsuru "Hidari" Nazuka...begitulah orang-orang menyebut namanya. Teknik melukis tingkat tinggi dengan menggunakan tangan kiri, adalah keahlian yang ia miliki. Tidak banyak yang tahu mengenai asal-usul dari mana Hidari berasal. Namun, satu hal yang pasti, dia bukanlah warga asli dari Kota Shibuya, tempat di mana kini ia bernaung.
Hidari hidup seorang diri di Kota Shibuya yang penuh dengan hingar-bingar tersebut. Menurutnya, memiliki pasangan bukan menjadi suatu keharusan, dan suatu hal yang penting dalam hidupnya. Ia hanya menyukai kehidupan yang kini tengah ia jalani. Baginya, itu merupakan kehidupan yang paling tenang dan mengasyikkan. "Bukan tentang siapa yang bersamamu, tapi tentang apa yang kamu jalani dalam hidupmu," katanya, ketika banyak sekali orang yang bertanya mengapa ia tidak kunjung menikah.
Belakangan ini, nama Hidari mulai kembali mencuat. Lukisan terbarunya yang berjudul "Kehancuran Tokyo di 2045" menuai banyak sekali kontroversi. Lukisan yang menampilkan gedung-gedung pencakar langit Tokyo itu dibuat hancur dan berantakan; langit yang gelap; juga lautan darah yang mengalir di antara reruntuhan gedung tersebut.
Ketika media menyambangi kediaman Hidari. Ia hanya mengatakan bahwa itu adalah hukum alam yang akan terjadi bagi tempatnya kini bernaung. "Jika tidak ada perubahan. Maka sudah dipastikan kehancuran Tokyo akan benar-benar terjadi," kata Hidari dengan tenang, seperti biasanya.
Kepulan asap tabako³⁴ yang keluar dari mulutnya itu mengalun di udara. Pagi hari di suatu Sabtu yang berisik di Shibuya, Hidari berencana untuk menemui seseorang. Ia duduk pada sebuah bangku kayu, di sebuah taman. Setelah dua puluh menit menunggu, akhirnya orang itu pun muncul di hadapannya. Seorang wanita berjas rapi, dengan syal yang terikat di lehernya. Dia adalah Keiko Matsui, seseorang yang telah Hidari kenal sejak lama; seseorang yang juga satu profesi dengannya sebagai seorang Pelukis. "Nazuka-chan...Hisashiburi³⁵," ucap wanita tersebut.
Hidari menatap ke arah wanita tersebut. "Oy, Matsui! Kamu tidak berubah sama sekali, ya?" katanya kemudian.
Matsui yang kini sudah berusia 50 tahun itu tidak berubah sama sekali. Wajahnya masih telihat muda dan cantik. Ini benar-benar jauh dari perspektif banyak orang tentang seniman yang jorok, jarang mandi, dan urakan. Matsui membuktikan bahwa tidak semua seniman seperti itu. Ia yang selalu merawat dirinya dengan telaten, menjadikannya terlihat awet muda dan berseri sepanjang waktu. "Sepertinya aku tahu mengapa kamu mengajakku bertemu," kata Matsui, setelah duduk di sebelah Hidari. "Tentang masalah lukisan terbarumu itu, kan?" tanyanya kemudian.
Hidari mengembuskan nafas perlahan. Lalu menatap ke arah Matsui. Tatapannya begitu dalam sekali. "Apa kamu mau menikah denganku?"
Matsui tertawa terbahak-bahak setelah mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Hidari tersebut. "Menikah? Seorang Mitsuru Nazuka?"
Hidari diam, dengan masih terus memandang Matsui dalam-dalam.
"Kau serius?..." wanita itu kini mulai memandang Hidari dengan pandangan yang dalam juga.
2.
Jun terus menguap di dalam kelas, karena semalaman suntuk ia terus terjaga, akibat penasaran dengan apa yang esok hari akan terjadi. Tampaknya, keajaiban itu memang benar-benar sungguhan. Pagi itu, saat ia berangkat ke sekolah. Ia sebelumnya mampir terlebih dahulu ke kediaman Natsume. Ternyata, di sana sudah terdapat apa yang ia harapkan pada Dewa semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow
FantasySebuah cerita tentang seekor kucing yang memiliki tiga warna: putih, jingga, dan hitam, yang ditemukan di pinggir jalan, di sebuah desa, di Prefektur Nagano. *** Natsume, gadis SMA yang baru saja pulang dari sekolah itu, menemukan seekor kucing di p...