Bab 10 - Endo

6 2 0
                                    

"Kendali atas diri sendiri memang terlampau sulit untuk ditaklukan. Tapi bukan berarti kita tidak bisa menjalankannya."

1.

Barang bukti berupa obat-obatan terlarang itu didapatkan di dalam kamar sang Artis yang namanya tengah melejit, karena film yang ia bintangi berhasil meraup jumlah penonton yang begitu luar biasa.

"Sudah kubilang itu bukan milikku! Kenapa kalian tidak percaya!" usahanya nihil, bentakkannya percuma saja, Endo Yamazaki tetap harus dibawa ke kantor polisi.

Polisi terus menginterogasinya. Namun, Endo tetap pada pendiriannya bahwa barang terlarang itu bukan miliknya. Artis film, series, model, juga pengusaha muda itu terus menerus meminta sang Polisi agar melakukan tes urine terhadap dirinya. "Ayo, lakukan! Aku tidak merasa bersalah! Itu bukan milikku!" suaranya begitu lantang dan berani.

Polisi berperawakan tinggi kekar menggebrak meja dengan begitu keras. "Lantas, bagaimana bisa itu ada di dalam kamarmu? Siapa yang bisa masuk lebih dalam, bahkan ke ruang pribadimu!?" katanya, suaranya tak kalah lantang dari Endo.

Endo terdiam.

"Apa? Tak bisa jawab? Atau kau ini jangan-jangan pengedar barang terlarang itu, ya? Kau memakai identitasmu itu sebagai senjata untuk menyelundupkan itu semua. Bukan begitu?!" lagi, si Polisi kekar terus menghujani Endo beberapa pertanyaan.

Karena tak mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dalam proses interogasi, Endo kemudian dibawa ke dalam sel penampungan sementara. "Pastikan bahwa kau berkata jujur, agar mempermudah proses hukum!" ujar sang Polisi setelah mengunci gembok sel, lalu meninggalkan Endo seorang diri di dalam sana.

"Aaaarrggghh!!" Endo berteriak kesetanan seraya menjambaki rambutnya.

Sehari sebelum penangkapan Endo Yamazaki, Polisi mendapatkan laporan bahwa Artis tersebut diduga telah membeli beberapa pil penenang. Pil tersebut masuk ke dalam salah satu jenis narkotika terlarang di Jepang. Polisi pun melakukan investigasi pada pagi buta di kediaman Endo, dan berhasil menemukan pil tersebut di dalam lemari, di kamarnya. Tanpa berpikir panjang, Endo pun langsung dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Meskipun sempat ada sedikit perlawanan dari Endo, akhirnya Polisi berhasil meringkusnya. "Jika memang benar itu bukan milik kamu, katakan dengan sejujur-jujurnya nanti di kantor!" ujar Polisi kekar, lalu memasang borgol pada kedua lengan Endo.

Di dalam sel, Endo terus menggerutu sendiri. Ia memukul-mukul kepalanya, menangis, memukul kepalanya lagi, menangis lagi. Hingga kemudian ia tersungkur di atas lantai, dan meratapi kepedihan nasibnya.

Endo terjaga, tampaknya hari masih gelap. Ia kemudian teringat dengan satu hal. Hari Sabtu lalu ia bertemu dengan seseorang saat setelah melakukan transaksi jual-beli pil terlarang tersebut. Orang itu tak asing bagi dirinya. Ia mengenal orang tersebut, meskipun pada saat itu orang tersebut mengenakan sebuah sweater bertudung. "Itu pasti Kazuo! Tidak salah lagi! Itu pasti ulah dia! Dia pasti yang melaporkanku!" batin Endo penuh amarah. "Kazuo sialan! Awas saja kau!!" lagi.

2.

Di rumah, Natsume tidak memiliki sebuah televisi, itu menjadi sebuah hal yang wajar baginya bila tidak mengetahui informasi tentang perkembangan beberapa tokoh terkenal di negara tempat tinggalnya.

"Padahal, aku sangat mengidolakan Endo Yamazaki. Akting dia sangat bagus sekali. Aku bahkan suka karakter dia di film terbarunya," ucap Jun, rasa kecewa itu tampak menghiasi wajahnya.

"Kenapa ya, kok bisa Endo-san sampai masuk ke dalam hal tersebut?" tanya Natsume, seolah kepada dirinya sendiri. "Bahkan, Hidari-san juga..."

Jun mengangkat bahu. "Aku benar-benar kecewa kepada mereka. Padahal, aku sangat mengidolakan mereka. Mereka itu sudah aku jadikan sebagai inspirasiku!"

MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang