Bab 11 - Minamino

3 1 0
                                    

1.

Suara mobil menderu menembus jalanan. Jalan yang awalnya ramai, berubah menjadi sepi, ketika si kuda besi itu sudah mulai masuk ke daerah Hamamatsu, Prefektur Shizuoka.

"Kamu turun di sini," Tata memberikan sebuah tas ransel kepadanya. "Pakailah pakaian yang ada di dalam tas tersebut," sambungnya, lalu kemudian berlalu.

Setelah masuk ke dalam kamar hotel, Hidari mulai melakukan penyamaran berikutnya. Kali ini, ia akan tampil sebagai seorang penonton dari acara olimpiade musik yang digelar di Hamamatsu. Tugasnya sangat begitu sederhana, ia hanya perlu memastikan bahwa acara tersebut berjalan dengan lancar, sampai sang Musisi turun dari atas panggung.

Dengan setelan jas berdasi kupu-kupu, rambut yang sudah dicukur rapi, juga pistol yang berada dalam saku jas miliknya, Hidari mulai berjalan menuju arah gedung di mana olimpiade itu akan digelar. "Sekarang, aku benar-benar seperti detektif sungguhan!" batin Hidari kemudian.

Ini adalah hari Minggu, dua hari sebelum festival perayaan musim panas di Jepang. Pementasan olimpiade musik digelar di Hamamatsu. Hidari mulai menaiki beberapa anak tangga, hingga kemudian mencapai sebuah pintu, lalu menunjukkan identitas palsu miliknya yang sudah dibuatkan oleh Tata. Setelah proses verifikasi selesai, Hidari kemudian masuk ke dalam gedung tersebut. Tidak ada pemeriksaan, tidak ada embel-embel lain yang cukup berarti, ia bisa bergerak bebas dengan sebuah pistol miliknya tersebut.

"Silakan masuk, Tuan Hamura..." ucap salah satu pemeriksa, dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Pada awalnya, Hidari merasa aneh, tidak ada satu pun yang memeriksanya. Bahkan pengamanan di sini pun terlampau sangat minim. "Atau mungkin ini juga sudah menjadi bagian dari skenario Tata?" batin Hidari, saat setelah duduk di bangku bagian paling atas.

Riuh tepuk tangan penonton menggelegar menghiasi seluruh isi gedung. Penampilan pertama yang cukup memukau dari sang Pianist. Kini, giliran Pianist selanjutnya yang akan naik ke atas panggung. "Mitsuki!!" lagi, tepuk tangan yang sangat riuh kembali menghiasi gedung olimpiade tersebut.

"Oh, ini dia yang harus kujaga," batin Hidari, mulai siaga saat Mitsuki naik ke atas panggung.

2.

Festival menyambut musim panas, adalah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Natsume, Hikaru, dan Jun. Setelah mendapatkan izin dari sang nenek, mereka bertiga pun mulai berangkat menuju sebuah danau yang cukup populer di seluruh penjuru Jepang. Danau Suwa...sebuah danau yang digadang-gadang memiliki aura mistis yang sangat kuat itu, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang ke sana. Tak hanya itu, danau yang terletak di Prefektur Suwa itu juga, pernah masuk ke dalam salah satu film animasi populer di Jepang. Menjadikannya sebagai salah satu wisata pilihan, baik untuk penduduk lokal, ataupun mancanegara.

"Suge...aku baru bisa melihat danau ini dari dekat!" ucap Jun terkesima, saat mereka sampai di sana.

Tetabuhan drum menggelegar di mana-mana. Musik dimainkan dengan begitu keras merasuk ke telinga. Parade digelar dengan sangat begitu meriah. Bahkan, segala jenis jajanan hampir semuanya ada. Itulah sebuah perayaan. Natsume, Hikaru, dan Jun, sangat terpukau dengan apa yang ada di hadapan mereka tersebut. Itu adalah kali pertama bagi mereka menyaksikan sebuah festival. Menjadikannya sebagai salah satu pengalaman yang sangat berarti bagi hidup mereka.

"Aku mau beli udon!⁵²..." seru Hikaru. Penuh antusias.

"Oishi⁵³..." ucap Natsume saat menyantap udon yang baru saja mereka beli.

Pada malam harinya, festival disambung dengan gemuruh suara kembang api yang menggelegar. Warna-warni mulai menghiasi langit Suwa. Itu merupakan sebuah pemandangan yang begitu luar biasa, yang membuat mata mereka bertiga terbelalak melihatnya.

MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang