Bab 13 - Naratama

4 1 0
                                    

1.

"Kau masih ingat Kota Tateyama?" tanya Naratama, setelah kegaduhan mulai mengisi obrolan mereka.

Hidari mengangguk, lalu ia menyesap teh yang sudah terhidang di atas meja. Itu adalah teh yang dibuatkan oleh Natsume beberapa menit yang lalu, sebelum obrolan mereka semakin panjang.

"Tunggu dulu, sebenarnya apa ini? Sebenarnya apa yang tidak aku tahu selama ini?" tanya Kaori, memutus obrolan mereka.

"Jadi begini..." Naratama memulai kembali.

"Tunggu! Apa itu maksud Kota Tateyama? Lanjutkan dulu ceritamu yang itu!" Hidari memotongnya.

Naratama menghela nafas panjang. "Oke sabar, satu-persatu ya. Aku pasti akan beritahu semuanya!" katanya kemudian.

"Mitsuha-san ada di tempat itu. Kau tidak sadar akan hal itu kan, Mitsuru-san?" tanya Naratama.

Hidari terbelalak. "Hah? Di mana?" ia berbalik tanya. "Eh...Masaka?!⁵⁹..."

Naratama tersenyum. "Rumah di dekat pantai yang kita singgahi itu, ya...kau mendengar suara seorang perempuan dari dalam rumah itu, kan?"

Hidari mengangguk.

"Ya, itu adalah Mitsuha-san."

"Kenapa kau tidak memberitahukan itu saat kami berada di sana?" protes Hidari.

"Saya memang sengaja. Lagi pula, pada saat itu kau seperti masa bodoh dengan hal tersebut."

"Itu..."

"Aku sangat menunggu sekali momen di mana kau bertanya, 'siapa wanita itu', namun tampaknya kau sama sekali tidak peduli dengan hal tersebut. Jadi, aku rasa, nanti saja jika waktunya tepat, aku akan membeberkan ini semua," jelas Naratama, lalu ia mengangkat gelas teh miliknya, dan menyesapnya hingga habis tak tersisa.

"Tapi...Naratama-kun...bagaimana bisa anakku itu masih hidup. Padahal, aku melihat dengan jelas jasadnya di rumah sakit," ucap Kaori kemudian, ikut masuk kembali ke dalam perbincangan.

"Sebenarnya, aku tidak punya hak untuk membeberkan ini semua. Tapi, sebentar lagi, akan datang seseorang yang memiliki hak untuk menjawab segala pertanyaan kalian," jawab Naratama, senyumannya itu masih menghiasi wajahnya.

Sementara, Natsume dan Hikaru sedari tadi hanya bisa terdiam, sama sekali tidak mengerti tentang apa yang sebenarnya tengah mereka ucapkan, sampai menyinggung ibunya yang ternyata masih hidup. "Apakah itu benar?" batin Natsume kemudian.

2.

Mitsuru Nazuka masih bingung dengan tugas yang diberikan oleh mentornya, Tata. Sejauh ini, ia menikmati berbagai rentetan kejadian yang membawanya masuk semakin dalam, menjadi seorang agen rahasia. Tapi, kali ini ia sungguh merasa aneh dengan tugas yang diberikan oleh Tata tersebut. "Tugas membuat seorang nenek-nenek senang?" gumam Hidari.

Tata mengangguk penuh antusias. "Ini tugas langsung dari pusat. Kau tahu kan Kazuo Minamino-san?"

Hidari mengangguk, tatapannya mulai dipusatkan kepada pria bertubuh mungil tersebut. "Ya, aku tahu. Yang kemarin, kan?" jelasnya.

"Dia adalah pimpinan kami. Dan, kini, kau dipercaya dalam tugas membuat seorang nenek itu senang. Berbanggalah kepada dirimu, karena kau yang ditunjuk oleh sang pimpinan."

"Benarkah?"

Tata tersenyum. "Besok kita harus sudah berangkat ke sana. Kau siap?"

Hidari mengangguk mantap. "Ayo!"

"Uang imbalanmu kemarin sudah aku transfer ke buku tabunganmu. Aku tidak akan ingkar janji," Tata tersenyum setelahnya.

"Ah...ya, terima kasih. Padahal kau tidak perlu merisaukan itu. Aku senang menjalankan tugas ini!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang