Special Chapter : Ending - 𝒲𝒾𝓁𝓁𝒾𝒶𝓂 𝒥 ℳℴ𝓇𝒾𝒶𝓇𝓉𝓎

351 63 6
                                    

Bagaimana bisa awan-awan bergerak dengan sangat indah pagi ini? Mungkin bukan karena para angin, tapi seseorang yang dari tadi menyenandungkan sebuah nyanyian yang dia tidak tahu apa itu.

"Nyanyian apa yang sedang kamu senandungkan?" Tanya William setelah akhir dari lirik tercapai. "Apakah itu nyanyian yang ada di duniamu?"

(Y/n) Terkekeh pelan, "Benar, aku sering mendengarkannya di saat membuat jurnal ilmiah."

Alis William mengerut, "Apakah semudah itu mendengarkan sebuah nyanyian? Kamu tidak perlu mengundang penyanyinya?"

Kamu tertawa, "Sangat mudah." Kamu duduk di sebelah William menikmati langit biru cerah pada hari ini, benar kata burung yang tengah berkicau. Pagi ini terasa sangat sejuk, "Teknologi akan berkembang dengan sangat pesat, seperti yang aku bilang... Sistem bangsawan akan perlahan menghilang. Namun, mereka yang masih punya garis keturunan kerajaan beberapa akan dihormati."

"Terkadang.. aku berfikir untuk sesekali menikmati duniamu." Arah mata William terkunci disela-sela cahaya pada awan di atas. Dia hanya bisa membayangkan, tapi ingin juga merasakan semua angan-angannya menjadi nyata.

"Bukankah itu akan sulit? Kamu harus mengajak Sherlock, Louis, Albert, Moran, dan semua orang yang menyayangkan kepergianmu." Katamu dengan nada jenaka.

Tawa kecil berhasil keluar dari bibir William, "Kamu benar, aku rasa meninggalkan mereka adalah pilihan yang sa-" seketika tawa William menghilang, dia akhirnya menyadari sesuatu yang selama ini dia bahkan tidak menduganya.

"(Y/n)..." Panggilnya, kamu langsung menatap mata William yang mengganti arah target.

"Ada apa?" Tanyamu mulai penasaran, raut wajah William sedikit tidak bisa ditebak saat ini.

"Kamu tidak masalah berpisah dengan kehidupan yang kamu sayangi? Bukankah kamu akan segera menjadi profesor? Dengan jurnal ilmiah yang kamu buat, semua pencapaianmu..." Ucapnya sedikit menggantung diakhir, mencoba untuk tidak menyinggung perasaanmu.

"Ah, ternyata kamu mempermasalahkan itu.." gumam (Y/n), dia mengangguk-angguk paham. "Tenang saja, aku sudah tidak punya tempat untuk kembali."

Setelah jawabanmu yang terlalu jujur, dan sedikit mengejutkan. Hanya ada keheningan diantara kalian berdua, entah kenapa kamu mulai sedikit menyesal menjawab tanpa menggunakan sedikit pemanis.

Pada akhirnya (Y/n) menghela nafas gusar, "Aku sudah pernah mencoba membunuh adikku sendiri..."

"Bukannya menyesali perbuatanku, aku malahan mengubah ingatanku sendiri. Bahwa sebenarnya aku dibuang oleh orang tuaku, dan tidak mengingat apa yang telah aku perbuat." Jelas (Y/n).

"Jadi... Masuk ke dunia ini seperti sebuah hukuman bagiku, termasuk bagaimana dulu aku harus mengikuti aturan menjadi Enola, dan tidak bisa tidur." Akhirnya arah pembicaraan (Y/n) mulai bercabang ke banyak arah, ingin mengungkapkan kekesalannya. "Satu-satunya cara agar bisa tidur kembali adalah salah satu dari kalian para pemeran harus bisa mengetahui identitasku sebenarnya...! Astaga! Aku benar-benar bisa gila saat itu!"

Mendengar penjelasan (Y/n) tentang keadaannya membuat William menjadi sedikit merasa bersalah, "Ah, maafkan aku harusnya aku menyadari identitasmu lebih cepat."

"Tidak apa-apa... Lagipula itu sudah berlalu, setelah itu kamu kan yang menampungku di kediaman Moriarty." Kamu tersenyum lebar, berusaha meyakinkan William bahwa kamu juga senang bisa menghabiskan waktu di sana.

William terdiam, matanya terpejam disaat angin lembut menghampirinya. "Sebenarnya.. apakah yang aku perbuat dengan membunuh banyak orang bisa dimaafkan? Apakah aku juga perlu dihukum sepertimu?"

Don't Touch My Little Sister! | Moriarty the Patriot X Reader ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang