(Chapter 19)
"Terima kasih, Sasuke," kata Naruto dengan tulus.
"Tidak masalah," balas Sasuke sambil memandang Naruto yang sibuk merapikan buku-buku di perpustakaan.
"Hei, aku dengar kau berasal dari panti asuhan," kata Sasuke pelan, mencoba untuk tidak menyinggung perasaan Naruto.
Naruto tersenyum pahit. "Ya, aku dari panti asuhan," jawabnya, suaranya sedikit bergetar.
Sasuke merasakan ada kesedihan dalam suara Naruto, namun dia tidak ingin memaksakan pembicaraan lebih lanjut. Mereka berdua melanjutkan pekerjaan mereka dalam keheningan, suara gesekan buku dan langkah-langkah yang teredam menjadi latar belakang yang menenangkan.
Setelah beberapa saat, Naruto akhirnya berbicara lagi. "Kau tahu, hidup di panti asuhan tidak buruk. Aku beruntung bisa bertemu orang-orang baik," katanya dengan senyum kecil yang lebih tulus kali ini.
"Aku mengerti." Sasuke menoleh ke arah pintu.
Naruto mengangguk. Mereka melanjutkan merapikan buku-buku itu, kini dengan perasaan saling mengerti yang lebih dalam. Mereka terus bekerja dalam keheningan yang nyaman, dan sesekali saling bertukar senyum. Ketika akhirnya selesai, Naruto menatap rak buku yang kini tertata rapi dengan rasa puas.
Saat mereka bersiap untuk meninggalkan perpustakaan, Sasuke menghentikan langkahnya sejenak dan menatap Naruto. "Kalau kau butuh bantuan atau sekadar teman untuk bicara, kau bisa mengandalkan aku."
Naruto tersentuh oleh ketulusan Sasuke. "Terima kasih, Sasuke. Aku benar-benar menghargai itu."
Saat Sasuke melangkah pergi, Naruto tersenyum senang. Memiliki teman baik seperti Sasuke membuat Naruto merasa beruntung, meskipun banyak orang tidak benar-benar mengetahui siapa Sasuke sebenarnya.
Sasuke yang berada di kelas yang sama dengan Hinata dan juga seniornya, menyempatkan waktu untuk membantu saat pergi ke perpustakaan.
Berjalan menyusuri koridor yang kebetulan sepi. Di sebuah persimpangan, dia bertemu dengan Hinata yang sedang berjalan menuju perpustakaan.
"Kau," sapa Sasuke, menghentikan langkahnya.
Hinata tersenyum. "Hai, Sasuke-kun. Aku baru saja mau ke perpustakaan."
"Aku baru saja selesai membantu Naruto merapikan buku-buku di sana," jawab Sasuke.
Hinata terlihat sedikit terkejut, namun senyumnya semakin lebar. "Sudah selesai?" Hinata terkejut dengan yang didengarnya.
Sasuke mengangguk. "Ya."
Hinata merasa lega mendengar itu. "Aku terlambat untuk membantu Naruto-kun..."
"... Semuanya sudah selesai."
Hinata mengangguk, merasa semakin bersyukur atas kebaikan Sasuke. "Terima kasih, Sasuke-kun. Kamu sudah membantu Naruto-kun."
Sasuke hanya tersenyum tipis.
Setelah beberapa saat hening, Hinata akhirnya berkata, "Aku akan mencari Naruto-kun. Sekali lagi terima kasih."
"Ya, sama-sama," balas Sasuke sebelum melanjutkan langkahnya di koridor.
Hinata melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan, namun saat dia masuk, Naruto sudah tidak terlihat di tempat. Hinata mengerutkan kening, bingung mencari-cari ke seluruh sudut ruangan yang penuh dengan rak buku tinggi.
"Naruto-kun?" panggilnya pelan, berharap Naruto masih ada di sekitar.
Hinata berkeliling, melewati deretan rak buku satu per satu. Langkahnya semakin cepat saat dia tidak menemukan tanda-tanda Naruto. "Ke mana dia pergi?" gumamnya, mencoba menenangkan kekhawatiran yang mulai muncul di hatinya.
Dia kemudian mendekati meja pustakawan, berharap mendapatkan petunjuk. "Permisi, apakah kamu melihat Naruto-kun?" tanyanya dengan suara lembut.
Pustakawan itu mengangguk. "Dia tadi baru saja selesai."
...
Di bawah pohon besar, Hinata melihat Naruto duduk sendirian, memandangi langit dengan pandangan kosong. Hinata merasa lega dan segera mendekatinya.
"Naruto-kun," panggilnya lembut, berusaha untuk tidak mengejutkannya.
Naruto menoleh dan tersenyum kecil ketika melihat Hinata. "Oh, hai, Hinata."
Hinata sambil duduk di sampingnya. "Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja."
Naruto mengangguk pelan. "Aku baik-baik saja. Hanya butuh waktu sebentar untuk sendiri."
Hinata menatap Naruto dengan penuh perhatian, mencoba memahami apa yang dia rasakan.
Naruto tersenyum lebih lebar kali ini.
Mereka duduk bersama dalam keheningan yang nyaman, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di sekitar mereka. Perlahan, Naruto merasa beban di hatinya menjadi lebih ringan, berkat kehadiran Hinata.
Author: Yang mau Donasi Gopay, kalian bisa kirim ke nomor ini biar aku semangat!
Gopay: 082195988184
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanojo no Ai (NaruHina)
Fanfiction(Sinopsis) Di sebuah kota besar yang sibuk bernama Konoha City, hidup seorang anak laki-laki bernama Uzumaki Naruto. Naruto adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan dan sering merasa kesepian karena selalu diabaikan oleh teman-te...