(Chapter 22)
Mata Hinata bergetar saat melihat foto-foto yang dilemparkan ke arahnya oleh ayahnya yang sangat marah. Di kejauhan, adiknya memperhatikan dengan ketakutan.
"Ini yang kau lakukan selama aku mengawasimu?"
"Ayah..."
"Kau meminta kebebasan, dan ini yang kau lakukan? Apa kau sudah tidak waras?"
Hiashi mengangkat salah satu foto, wajahnya memerah karena marah. "Bertemu dengan anak yatim piatu itu, Naruto? Apa kau tidak punya harga diri? Aku tidak akan pernah mengizinkan kau dekat dengannya."
Hinata mencoba menahan air matanya, dia bingung bagaimana ayahnya tahu tentang Naruto. Suaranya gemetar saat dia menjawab, "Ayah, Naruto-kun tidak seperti yang Ayah pikirkan..."
"Tutup mulutmu!" Hiashi memotong dengan tajam. "Aku tidak ingin mendengar alasanmu. Mulai sekarang, kau akan diawasi lebih ketat. Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan nama baik keluarga Hyuga."
Hinata terdiam, menundukkan kepalanya, berusaha menahan air matanya yang hampir tumpah. Hatinya terasa hancur mendengar kata-kata kasar ayahnya, tetapi dia tahu bahwa membela Naruto hanya akan membuat situasi semakin buruk.
"Pergi ke kamar dan jangan keluar sampai aku memberimu izin," perintah Hiashi dengan nada dingin dan tegas.
Dengan langkah lambat dan berat, Hinata menuju kamarnya. Ketika dia melewati adiknya, Hanabi, dia bisa melihat rasa takut dan cemas di mata adiknya yang masih muda. Hinata ingin memberikan sedikit kenyamanan, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya.
Di dalam kamar, Hinata menutup pintu dengan lembut dan duduk di tepi tempat tidurnya. Dia memandangi foto-foto yang masih di genggamannya, gambar-gambar dirinya bersama Naruto, tertawa dan tersenyum. Naruto selalu bisa membuatnya merasa berharga dan dilihat, sesuatu yang jarang dia rasakan di rumah.
Hinata menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Dia tahu bahwa hubungannya dengan Naruto tidak akan pernah disetujui oleh ayahnya. Tetapi perasaannya terhadap Naruto terlalu kuat untuk diabaikan. Dia harus menemukan cara untuk melindungi hubungannya dengan Naruto, meskipun itu berarti harus melawan kehendak ayahnya.
Dengan tekad baru, Hinata menyeka air matanya. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menyerah. Naruto telah memberinya kekuatan yang dia butuhkan, dan dia tidak akan membiarkan apa pun memisahkan mereka.
Hinata duduk sendirian di kamarnya, tatapannya kosong ke arah jendela yang terbuka. Dia merenung sejenak sebelum mulai bicara pada dirinya sendiri dengan suara lembut, tetapi penuh dengan tekad.
"... kamu harus lebih kuat," gumamnya pelan. "Ayah tidak akan pernah mengizinkan hubunganmu dengan Naruto-kun. Tapi aku tidak boleh menyerah. Naruto-kun adalah sumber kekuatanku. Dia percaya padaku, bahkan saat aku tidak yakin pada diriku sendiri."
Dia menatap lagi foto-foto yang dipegangnya dengan erat. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun atau apa pun menghalangi kami. Aku akan menemukan cara untuk melindungi hubungan ini, meskipun itu berarti melawan ayahku sendiri."
Hinata menarik napas dalam-dalam, merasa keputusasaan lambat-lambat tergantikan dengan tekad yang lebih kuat. Dia tahu bahwa jalan yang akan dia tempuh tidak akan mudah, tetapi dia siap menghadapinya. Dengan keyakinan yang baru ditemukan, Hinata berdiri tegak, siap untuk menghadapi tantangan yang menanti di depannya. Namun, dia menjadi sedih dalam sekejap.
Hanabi berdiri di luar pintu kamar Hinata, telinganya tertuju pada suara halus yang terdengar dari balik pintu. Dia bisa mendengar Hinata menahan isak tangisnya dengan susah payah. Hatinya terasa teriris melihat kakaknya yang selalu kuat itu, sekarang rapuh di dalam kamarnya.
Langkah-langkah Hanabi ragu sejenak sebelum akhirnya dia mengetuk pintu dengan lembut. "Kakak... Apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara kecil, mencoba menahan kecemasannya sendiri.
Namun, tidak ada jawaban dari dalam. Hanya suara isakan lembut yang semakin nyata, membuat Hanabi semakin khawatir. Dengan ragu, dia memutuskan untuk pergi.
Author: Yang mau Donasi Gopay, kalian bisa kirim ke nomor ini biar aku semangat!
Gopay: 082195988184
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanojo no Ai (NaruHina)
أدب الهواة(Sinopsis) Di sebuah kota besar yang sibuk bernama Konoha City, hidup seorang anak laki-laki bernama Uzumaki Naruto. Naruto adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan dan sering merasa kesepian karena selalu diabaikan oleh teman-te...