Chapter 7

43 5 0
                                    

(Chapter 7)

Merasa dilema antara memenuhi harapan ayah dan tetap setia pada diri sendiri, Hinata terus berjuang dengan pertanyaan yang mengganggu. Menghormati tradisi keluarga adalah hal yang sangat penting, namun di saat yang sama, merasa bahwa mengekspresikan diri dengan jujur adalah kunci untuk merasa bahagia dan autentik. Meskipun tekanan dari lingkungan membuat terdorong untuk berperilaku dingin, Hinata gigih mempertahankan kehangatan dan kejujuran dalam menghadapi tantangan yang dihadapi.

Setiap langkah yang diambil Hinata tampak diawasi oleh harapan dan ekspektasi yang dipasang tinggi oleh keluarga. Menemukan keseimbangan antara penghargaan pada tradisi keluarga dan menjaga integritas pribadi adalah suatu tantangan yang nyata. Meskipun tekanan dari lingkungan sering kali membuat terdorong untuk berperilaku dingin dan tidak terbuka, Hinata terus memilih untuk mempertahankan kehangatan dan kejujuran. Di dalam hati, yakin bahwa hanya dengan tetap setia pada diri sendiri bisa menemukan jalan menuju kebahagiaan yang sejati.

Hinata merasa bahwa di balik tekanan dari keluarga dan lingkungan, ada kebutuhan yang mendalam untuk mempertahankan integritas. Meskipun konflik internal membuat terkadang ragu, tahu bahwa hanya dengan memilih jalan sendiri, meskipun sulit, bisa menemukan kedamaian batin yang sejati. Di balik senyum lembut, Hinata menyimpan keberanian yang luar biasa untuk mengeksplorasi jalan kehidupan sendiri, meski di hadapan harapan dan ekspektasi yang mungkin bertentangan.

"Hmm, ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Naruto dengan nada lembut, matanya penuh perhatian saat melihat Hinata dengan cermat. Mereka berdua berdiri di halaman belakang tempat penampungan sampah di dekat gedung olahraga.

Hinata menatap Naruto dengan tatapan lembut, bibir sedikit gemetar sebelum akhirnya mengungkapkan, "Aku... aku merasa bingung, Naruto-kun... aku selalu merasa... tidak punya semangat..."

Naruto mendekati Hinata dengan hati-hati, menempatkan tangan di pundaknya dengan hangat. "Hinata, kamu tidak sendiri. Aku juga merasa seperti itu kadang-kadang. Tapi, kita punya satu sama lain, kan?"

Hinata menatap Naruto dengan penuh harapan, senyum lembut menghiasi wajahnya. "Ya, Naruto-kun..."

Naruto tersenyum lebar, merasa lega bahwa bisa memberikan sedikit kekuatan pada Hinata. "Kamu tidak perlu khawatir, Hinata. Aku akan mendengarkan apa saja masalahmu."

Hinata menarik napas dalam-dalam, merasa lega karena bisa berbicara dengan Naruto tentang beban yang selama ini dirasakan. "Terima kasih, Naruto-kun," dengan tulus.

Naruto tersenyum hangat. "Tidak perlu terima kasih. Kita selalu ada untuk satu sama lain, bukan?"

Hinata mengangguk, membiarkan perasaan hangat dari kehadiran Naruto meredakan sedikit ketegangan dalam hatinya. Namun, masih merasa dilema tentang bagaimana cara terbaik untuk menyeimbangkan harapan keluarga, dengan keinginannya untuk hidup dengan kejujuran dan autentisitas.

Hinata dengan ragu. "Ada kalanya aku merasa seperti harus mengikuti semua yang diinginkan oleh keluarga, di lain waktu, aku ingin mengekspresikan diriku sendiri."

Naruto mengangguk memahami. "Memang wajar merasa seperti itu terkadang. Tapi percayalah, Hinata, menemukan jalanmu sendiri akan memberikanmu kedamaian yang lebih dalam daripada hanya mengikuti apa yang diharapkan orang lain."

Hinata tersenyum tipis, merasa didukung oleh kata-kata Naruto. "Aku harus menemukan keberanian untuk tetap setia pada diriku sendiri, bukan?"

Naruto mengangguk mantap. "Pasti. Dan aku akan selalu ada di sampingmu, Hinata, mendukungmu setiap langkah."

Merasa hangat di pipinya, Hinata merasa bahagia dengan kata-kata Naruto yang memberikan semangat, yakin bahwa semua yang dikatakan Naruto adalah benar.

Hinata meyakinkan diri untuk lebih berani.

Author: Yang mau Donasi Gopay, kalian bisa kirim ke nomor ini biar aku semangat!

Gopay: 082195988184

Kanojo no Ai (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang