(Chapter 26)
"Aku tidak tahu kapan Hinata akan pulang dari liburannya..."
Naruto berharap Hinata segera kembali. Perasaan rindu yang tidak bisa ia tahan lagi membuat jantungnya berdebar kencang. Cemas, merindukan sosok yang selalu ada di sampingnya, dan ingin mendengar suara lembutnya secara langsung, bukan hanya melalui telepon.
Hari demi hari berlalu, namun Naruto masih terus menunggu. Setiap dering telepon membuat hatinya melompat, meskipun itu SMS yang tidak jelas dari promosi paket internet terbaru. Naruto berharap itu adalah Hinata yang memberitahu bahwa ia akan segera pulang.
Naruto duduk di tepi tempat tidurnya, memandangi ponsel yang tergeletak di sampingnya. Menghela napas panjang, mencoba mengusir rasa sepi yang menghantuinya. Pikiran melayang pada kenangan saat mereka berdua berjalan-jalan di taman kota, berbagi tawa dan cerita.
"Aku sangat merindukanmu, Hinata," gumamnya pelan, hampir seperti doa. Naruto memejamkan mata, membayangkan wajah Hinata yang tersenyum hangat. Naruto tahu bahwa harus bersabar, tapi setiap detik terasa begitu lama tanpa kehadiran Hinata di sisinya.
Tiba-tiba, ponselnya berdering. Naruto segera meraihnya, harapan bergejolak di dadanya. Melihat nama Hinata tertera di layar dan cepat-cepat mengangkat panggilan itu.
"Halo?" suaranya terdengar penuh harap.
"H-halo, Naruto-kun," suara lembut Hinata menyambutnya, membuat perasaan rindu Naruto sedikit terobati.
Naruto merasa hatinya melambung tinggi. "Kapan kamu pulang? Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu... aku sangat merindukanmu..."
Hinata terdiam sejenak, tidak menyangka kalau Naruto merindukannya sampai seperti itu. "A-aku juga merindukanmu, Naruto-kun," jawab Hinata dengan suara gemetar. Hinata bisa merasakan kehangatan dan ketulusan dalam kata-kata Naruto, yang membuat hatinya berdebar kencang.
Naruto tersenyum lebar, walaupun Hinata tidak bisa melihatnya. "Aku sudah tidak sabar untuk menceritakan banyak hal padamu. Banyak hal yang ingin aku ceritakan, dan mendengar ceritamu juga. Bagaimana liburanmu?"
Hinata menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Liburanku menyenangkan, tapi rasanya ada yang kurang... aku merasa ada sesuatu yang hilang. Aku baru sadar kalau yang hilang itu adalah kehadiranmu..., Naruto-kun."
Naruto merasa hatinya semakin hangat mendengar pengakuan Hinata. "Aku senang mendengarnya, Hinata. Aku juga merasakan hal yang sama. Rasanya tidak lengkap tanpa kamu di sini."
Hinata tersenyum dan terharu, di seberang telepon. "Aku akan pulang lusa, Naruto-kun. Aku berharap bisa segera bertemu denganmu."
Naruto hampir tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Aku akan menunggumu Hinata!"
"Naruto-kun. Tolong jaga dirimu baik-baik, jaga kesehatanmu juga," balas Hinata dengan lembut.
"Selalu, Hinata. Kamu juga ya," kata Naruto.
Setelah satu jam. Naruto menatap ponselnya dengan senyum yang masih terpampang di wajahnya. Harapan untuk segera bertemu Hinata membuatnya merasa lebih bersemangat. Hari-hari tanpa Hinata, terasa begitu lama seperti bertahun-tahun.
Setelah menelpon Naruto. Hinata menatap layar ponselnya. Air mata jatuh di layar ponsel pintarnya, tidak menyangka kalau Naruto begitu merindukan dirinya.
"Nona, apakah Anda baik-baik saja? Mungkin akan sulit jika bertemu dia lusa," tanya Kurenai dengan suara lembut.
Hinata mengangguk pelan, "Benar, jika aku salah bertindak, Ayah akan tahu kalau aku bertemu Naruto-kun..." Hinata mengusap air matanya, dia lebih menguatkan hatinya.
Kembali pada Naruto yang tidak tahu apa-apa, ia merasa sangat bahagia dan jantungnya berdebar kencang. Dengan telapak tangan menekan dadanya, Naruto mencoba menenangkan perasaannya. Naruto berpikir, "Perasaan ini lagi ... mungkinkah...? Mustahil!" Perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya membuatnya penasaran. Dengan penuh harapan, ia mencari jawaban di layar ponselnya, berharap menemukan jawaban.
Naruto menatap layar ponselnya, membaca artikel demi artikel tentang cinta. Setiap kalimat yang ia baca membuatnya semakin yakin bahwa perasaannya terhadap Hinata bukanlah sekadar teman biasa. "Jadi ini yang disebut cinta," pikirnya. "Aku benar-benar jatuh cinta pada Hinata?!"
Dengan penuh semangat, Naruto memutuskan untuk mengambil langkah. Dia ingin memastikan perasaannya kepada Hinata, dan berharap bisa mengetahui perasaan Hinata terhadapnya. Malam itu, Naruto berjanji pada dirinya sendiri. Dia akan menyatakan cinta pada Hinata, saat mereka bertemu.
Author: Yang mau Donasi Gopay, kalian bisa kirim ke nomor ini biar aku semangat!
Gopay: 082195988184
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanojo no Ai (NaruHina)
Fanfiction(Sinopsis) Di sebuah kota besar yang sibuk bernama Konoha City, hidup seorang anak laki-laki bernama Uzumaki Naruto. Naruto adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan dan sering merasa kesepian karena selalu diabaikan oleh teman-te...