a girl? or boy?

223 25 0
                                    

Jogja, Rabu 20 Januari
19.20

Kembali dari Flashback

'Dug' setelah berlari ke arah Erine, seseorang dengan baju compang-camping itu langsung memukul kepala Erine dengan cukup keras.

"AHHHH! SAKIT! Oline, tolongin gu...." belum sempat menyelesaikan ucapannya, Erine sudah terlebih dahulu pingsan.

25 menit kemudian

"Mau lo apain dia? Gue cuman harus nganterin orang ini ke tempat lo doang kan?"

"Ya. Tapi gaada urusannya sama lo, ga usah banyak tanya. Lo udah di mana?"

"Gue masih di gedung."

"Udah hampir 40 menit dan lo masih di gedung? Lagi ngapain lo? Kerjain begitu doang lama!?"

'Tuttttutttutt..." orang itu memutus teleponnya.

"Udah gue bawain juga syukur. Tapi kalau gue bawanya kondisi gini gue yang bakal di sukurin sama dia. Pasti bilangnya, 'lo ngasih barang yang ga gerak gini'. Haelah, ga gerak bentar doang banyak omong. Ngasih duit dikit, banyak minta."

"Lepaas, lepasin akuuu." Erine akhirnya terbangun dari pingsannya.

"Akhirnya lo bangun juga, berdiri lo!" Seseorang ini mengangkat paksa Erine agar berdiri lebih cepat.

"Aduh, sakit! Lepasinn!" Berontak Erine.

"Banyak omong, cepet lo masuk mobil." Dia kemudian mendorong Erine untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Lep-"

"Diem. Pak, jalan."

"Siap mas."

"Mas?"

Keheningan serta ketakutan, 2 kata yang menggambarkan suasana di mobil ini. Tubuh Erine yang sedaritadi bergetar karna ketakutan tak mau berhenti bergerak.

"Huaaaaa, lepasin aku. Aku kenapa sial terus. Kalau ga temen paati ada penjahat yang nangkep." Erine sudah tak tahan lagi, akhirnya dia menangis sejadi-jadinya di dalam mobil itu.

"Aduh, ngerepotin banget si lo. Diem atau gue buat lo pingsan lagi!?"

Mau tak mau Erine langsung terdiam.

22 menit kemudian

Kini mereka telah sampai di rumah orang yang meminta untuk menyerahkan Erine.

"Kurang ajar, malah tidur. Bangun lo cewe gatau diri."

"Hah... maaf, maaf, aku ga bermaksud buat tidur. Aku gatau mau gimana lagi."

"Cerewet banget ya lo, cepet turun."

Saking pasrahnya Erine, ia hanya bisa mendukkan wajahnya melihat aspal sambik tangannya ditarik oleh lelaki itu. Ntah bagaimana nasibnya, pikirnya.

"Aku udah pasrah, ga salah apa-apa kena nasib sial mulu."

'......'

No One Here? (Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang