12. Sikap dingin

64 27 8
                                    

Jangan lupa untuk di vote & komen. Karena vote kalian bikin aku semangat dan berarti 😻

kalo ada typo/koreksi bisa tandain ya
Selamat membaca semua semoga suka
Aamiin...

happy reading all

***

Masa lalunya adalah cerita cinta yang
tak ingin usai oleh waktu.

***

Pagi hari Kevin berangkat menuju rumah Felisya untuk untuk menjemput kekasihnya. Saat sampai dipekarangan rumah Felisya, ia melihat di depan gerbang ada seseorang yang sedang menyandarkan bokongnya di motor. Terlihat dari raut wajah Kevin yang memerah dan mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

Kevin langsung turun dari motornya, melepas helm full face lalu menghampiri Dereen. Ya, Dereen sudah dari tadi menunggu Felisya, niat nya sih untuk berangkat sekolah bareng.

"Ngapain lo disini, hah?" tanyanya ketus.

Dereen menoleh ke arah Kevin, yang sudah berkacak pinggang. "Emang kenapa kalo gue kesini?" tanya Dereen wajahnya tetap datar tanpa ekspresi yang menunjukkan emosi.

"Lo gatau? Felisya itu cewek gue sekarang!" lanjutnya dengan nada bicaranya meninggi.

Dereen menghela nafasnya untuk mengatur emosinya. "Santai dong," ujarnya. "Lo ga perlu takut gue ambil Felisya, kevin."

"Mending lo pergi sekarang! sebelum gue hancurin badan lo." usir Kevin seraya mendorong pundak Dereen dengan tangannya.

Dereen menegakan tubuhnya lalu berhadapan dengan Kevin, keduanya saling menatap tajam. "Mungkin hari ini gue ngalah, kevin. Tapi nanti," Dereen menjeda ucapannya, lalu berkata. "Gue bakal perjuangkan cinta gue yang hampir dua tahun gue pendem sendiri!" sungutnya. Lalu ia naik ke motor dan menancapkan tali gasnya.

Setelah asing dari tahun ke tahun, cinta yang lama bersembunyi, cinta yang ia pendam selama dua tahun, cinta yang tidak pernah di ungkapkan. Lalu semesta mempertemukan mereka kembali, rasanya hambar jika cinta ini tidak di perjuangkan apalagi semesta mengizinkan mereka saling sapa lagi di bumi yang mereka pijak.

Ucapan itu terus terngiang-ngiang di ingatannya, ribuan tanya yang ia ingin tanyakan hanya bisa ia pendam sendiri. sahabat? teman? atau orang spesial? pikirnya.

"Gue tunggu lo di lapangan sialan." gumam Kevin Sudut bibirnya terangkat membentuk seringai licik.

Kevin berjalan ke pintu rumah Felisya, karena dari tadi gadis itu belum keluar sama sekali dari rumahnya. Waktu terus berputar, Ia takut jika harus terlambat lalu di hukum bersamaan dengan gadis bermata lentik itu.

tok tok

"Assalamualaikum." ucap Kevin mengetuk pintu rumah Felisya. Ketukan ke 2 kali akhirnya pintu di buka oleh sosok perempuan paruh baya yang umurnya sekitar 40an.

"Waalaikumsalam," balas Sinta.

"Felisya ada Tante?" tanya Kevin.

Ia menoleh ke belakang tepatnya di lantai dua pintu kamar anaknya. "Ada sebentar ya vin, lagi ngambil buku paket," jawabnya.

"Yaudah tante, Kevin tunggu di motor." ucapnya seraya menyalami punggung tangan ibunya Felisya.

Luka hati FelisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang