15. Pengirim makanan

43 24 16
                                    

Jangan lupa untuk di vote & komen.
Karena vote kalian sangat berarti bikin aku semangat😻👊🏻

jgn silent readers ya!

Kalo ada typo/koreksi bisa tandain
Selamat membaca semua semoga suka
Aamiin...

happy reading all

***

"Iya pah, Feli, pasti fokus ko belajarnya."

Setelah keluar dari mobil Papahnya ia melambaikan tangan ketika mobil melaju meninggalkan pelataran sekolah.

Hendak masuk ke gerbang langkahnya terhenti ketika seorang perempuan keluar dari mobil Alphard dengan outfit kantornya seraya memanggil gadis itu.

"Hallo, kamu sekolah di sini kan?"

Felisya mengangguk, menatap kagum perempuan paruh baya di depannya. Tas yang menenteng ditangannya, parasnya seperti masih umur belasan tahun tak terlihat tua.

"Panggil saya Tante saja ya," ucapnya. "Boleh Tante minta tolong?"

Felisya tersenyum. "Boleh tan."

"Antar Tante ke kelas 12 Ipa... 2, eh Ipa 3 kayanya," tuturnya.

12 Ipa 3? batinnya bertanya.

"Boleh, marí saya antar, Tan." ia berjalan berdampingan ke gedung seberang.

Felisya juga perempuan paruh baya itu saling bertukar tanya hingga terlihat lebih akrab dari beberapa menit lalu. Tidak terasa obrolan yang panjang itu menghentikan langkah mereka ketika sampai di depan kelas yang dituju.

Diambang pintu perempuan paruh baya itu terbelalak. "KEVIN!"

Sang empu dan beberapa murid yang berada di kelas seketika menoleh. Kevin yang sedang memainkan ponselnya dengan baju seragam yang tidak dikancingkan menampilkan kaos berwarna hitam membuat kadar ketampanannya menambah.

Yang membuat Bundanya marah adalah ia sedang mengapit kedua rokok dijarinya. Sedangkan sahabatnya sedang bermain game juga ikut menoleh menampilkan wajah tercengang.

Farzan melirik Kevin. "Mampus lo!"

Motor gue pasti disita ini mah. monolog kevin saat ditatap tajam oleh bundanya.

Kevin bangkit berjalan menuju Bundanya yang sudah bersedekap dada, setia berdiri diambang pintu. Ia menampilkan deretan giginya yang rapih sesekali menggaruk tengkuknya.

"Pasti dirujak tuh si Kevin sama Bunda geulis," ucap Baim.

Ghifari menatap ke luar kelas, kepo dengan apa yang dibicarakan bunda Kevin. "Dibilangin tu anak ngeyel sih."

Di luar kelas Kevin membuang puntung rokoknya yang sudah mati ke tong sampah dekat pintu. Pandangannya beralih pada gadis yang berada di belakang Bundanya, mereka saling menatap kemudian Felisya mengalihkannya.

Jadi dia bundanya? batin Felisya.

"Ngapain kaya gitu, hah? Emang ini tongkrongan? Baru aja kemaren Bunda ingetin, Kevin, sekarang udah melanggar aja!"

"Bund-"

"Kevin! melanggar aturan harusnya dihukum benar bukan??" sela Malya mencekal lengan anaknya sudah siap membawa ke ruang kepsek.

Suara bariton milik Ghifari menghentikan langkah Malya. "Hai Bunda."

Malya menoleh ke belakang. "Hallo nak Ghifari."

Luka hati FelisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang