"Caa, bangun dulu." Ucap Rony yang masih berusaha membangun kan istri nya.
Rony terbangun kala mendengar tangisan disebelah nya, Rony berusaha membangunkan Salma dengan mengelus pelan kedua pipi istri nya. Ia sontak terkejut merasakan suhu tubuh Salma yang panas.
"D-dingin." Ucap Salma lirih dengan mata terpejam.
"Iya sayang, sini-sini buka dulu matanya." Suruh Rony.
Salma membuka perlahan matanya, mata yang masih basah membendung air mata.
"Kenapa nangis?." Tanya Rony mengusap pipi istri nya yang sudah basah oleh air mata.
"Ni, pusing. Sakit..." Rengek Salma menunjuk dahinya.
"Kompres mau? Aku kebawah dulu." Ucap Rony hendak turun dari ranjang.
"Ngga, sini aja. Temenin." Ucap Salma menarik tangan Rony.
"Iya sayang, sebentar aja. Nanti kompres, biar sembuh. Boleh ya?." Bujuk Rony dengan nada lembut.
"Nggak." Kekeh Salma ia segera memeluk erat tangan Rony memalingkan wajahnya agar tidak menatap Salma.
"Pake plester penurun panas aja ya? Kamu taro dimana?. Kalo gak mau dikompres, pake plester penurun panas, mau ya?." Tanya Rony.
"..."
"Caa." Panggil Rony kala tidak mendengar jawaban Salma.
"Nurut ya." Salma pun mengangguk.
"Dimana ditaro nya? Aku gatau." Ucap Rony.
"Itu, dilaci." Ucap Salma lirih menunjuk dimana tempat obat-obatan berada.
"Lepas dulu cantik. Mau ambil bye bye fever nya dulu." Ucap Rony.
Salma pun melepas pelukannya, ia meraih bantal guling untuk pengganti pelukan Rony.
Rony pun menuruni ranjang, menuju laci yang berisikan obat-obatan. Ia mencari dimana keberadaan plester penurun panas yang istrinya sediakan. Rony menemukan nya, ia segera kembali kepada Salma.
"Bangun dulu sayang." Suruh Rony.
Salma kembali nurut, ia bangun dari tidur nya. Memposisikan dirinya menjadi duduk, namun masih dengan mata yang terpejam. Rony tertawa pelan melihat tingkah Salma. Gemas sekali istri nya itu.
Rony pun membuka bungkus sebuah plester penurun panas itu, lalu ia tempelkan kepada dahi istri nya.
"Dah, nanti pagi minum obat ya. Sekarang bobo lagi." Ucap Rony. Salma kembali menurut, ia memposisikan dirinya menjadi tidur di sebelah Rony.
"Peluk..." Lirih Salma.
"Iya sayang, sini peluk." Ucap Rony.
Rony terus memandang wajah istri nya. Kasian sekali Salma nya lagi sakit.
Rony pun mengecup dahi Salma yang terhalang oleh plester penurun panas, lalu ia mengecup kedua pipi istri nya.***
"Bi, boleh buatin bubur gak? Salma lagi sakit." Ucap Rony ke pada BI Surti.
Setelah ia terbangun dari tidur nya semalam, ia tidak melanjutkan tidurnya. Rony hanya menemani istrinya tidur dengan memandang wajah cantik milik salma.
"Mbak Salma sakit?." Tanya Bi Surti.
"Iya bi, badan nya anget. Minta tolong buatin bubur ya bi." Ucap Rony.
"Baik mas." Balas Bi Surti patuh.
"Rony izin ke atas ya bi, makasih." Pamit Rony . BI Surti pun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAHAGIAAN
Fanfiction"Saya terima nikahnya dan kawinnya Salma Salsabil 'Aliyyah Putri Mandaya binti Demis Mandaya dengan mas kawin tersebut, tunai." "Sah?" "SAH" ********** Aku bingungg deskripsi-in cerita ini gimana, karena jujur aku baru banget jadi penulis cerita. Ji...