'Mami' 'Papi'

916 91 1
                                    

Saat ini Salma tengah duduk lesehan beralaskan karpet berbulu warna abu tua. Ia sedang memainkan ponselnya, men-scroll media sosialnya. Meminum segelas susu hamil yang sudah dibuatkan oleh suaminya.

"Ih mauuu," gumam nya saat melihat jajanan pinggir jalan di layar ponselnya.

"Massss," panggil Salma.

Rony yang sedang menonton televisi pun menoleh ke bawah karena posisinya Rony yang tengah duduk di sofa ruang keluarga.

"Kenapa?"

Salma merenggut, "Kamu gak sayang aku lagi ya?" Tanyanya.

Rony mengerutkan dahinya. "Kenapa tanya gitu?? Ya sayang dooong." ucap Rony.

"Kamu gak bilang kenapa sayangg??, gituu." ucap Salma dengan polosnya.

Allahuakbar

Rony terkekeh, "Maaf ya, kenapa sayangkuu?"

"Kamu gak cinta aku ya??"

Rony menarik salah satu bantal dari sofa, menutup wajahnya dengan bantal sofa tersebut. Lalu berteriak meskipun itu tidak terlalu terdengar keras.

Cobaan apa ini yaallahh — Keluh Rony.

"Kenapa sayanggkuu? Cintakuu? Maniskuu? Duniakuuu? Istrikuu? Ibu dari anak-anakku??"

Salma tersenyum puas melihat suaminya bahkan ia menggigit pipi bagian kanannya karena tak kuat menahan salting.

"Kamu mau apa sayangg?" Tanya Rony lagi.

Salma membuka suara, "Aku mau cilok," katanya.

Rony melirik jam tangannya, lalu berkata, "Ini udah malem, emang ada??" tanyanya.

"Ada," balas Salma mengangguk mantap.

"Yaudah. Aku cari dulu ya," ucap Rony hendak beranjak dari duduknya, Salma menahan pergerakan Rony

"Aku boleh ikut??" ucap Salma pelan.

"Udah malem Ca."

"Yaudah. Aku tunggu disini aja,"

Rony mengangguk, "Tunggu ya, aku cari dulu. Mau apa lagi selain cilok?" tanyanya, lagi.

Salma tampak berfikir

"Gaada. Itu aja." ucapnya.

Rony mengusap kepala Salma sembari membenarkan rambut istrinya yang keluar dari sela-sela hijab Salma.

"Kalo ada yang lain, telpon aku ya."

Salma mengangguk, "Terimakasih, mas."

"Sama-sama sayangg." ucap Rony mengecup kening Salma lama.

***

Beberapa bulan kemudian. Kandungan Salma sudah mendekati lahiran. Ada perasaan tidak tenang yang Salma rasakan. Ia tampak gelisah setiap harinya.

"Mas ..."

Rony menoleh, "Kenapa sayangg?"

"Kalo aku gak—"

Rony menggeleng, Salma selalu mengatakan 'kalau aku gak kuat ...' atau 'kalau aku pergi duluan ..." . Rony akan merasa sedih mendengar ucapan istrinya.

"Nggak! Kamu kuat sayang, kamu bisa. Nanti kita jagain Boo bareng-bareng yaa."

"Jangan bilang gitu, aku sedih dengernya.." ucap Rony menangkup pipi Salma menggunakan keduanya.

KEBAHAGIAAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang