Malam

744 83 0
                                    

Salma berjalan lebih dulu memasuki pintu rumahnya. Setelah tadi ia juga Rony bermain di Priuk hingga matahari yang mulai terbenam, mereka baru saja sampai dihalaman rumah mereka.

"Assalamualaikum," salam Salma seraya membuka lebih lebar pintu utama rumahnya.

Ia kembali berjalan memasuki rumah itu. Namun. Baru beberapa langkah berjalan Salma membalikan badannya menghadap Rony yang baru saja memasuki ruangan ini.

Melihat Salma yang membalikan badannya dengan senyum manis, ia menghela nafas lalu bertanya, "mau apa?," tanyanya.

Salma tersenyum lebih manis, ternyata Rony paham apa maksudnya. Ia berkata, "Tadi didepan komplek aku lihat ada nasi goreng," Salma menjeda ucapannya

Rony masih menatap Salma menunggu lanjutan kalimat dari istri nya.

"Aku mau makan sama nasi goreng." Lanjutnya.

Rony menghembuskan nafasnya, "Kenapa tadi gak bilang? Biar sekalian mampir dulu," balas Rony

Salma berdecak, "Aku pengen nya sekarang."

"Kalo daritadi aku pengen juga udah bilang... Aku kan maunya sekarang." Lanjutnya dengan nada tak bersahabat.

Rony menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya perlahan. Sepertinya ia salah kata.

"Iya, nanti kita makan nasi goreng. Sekarang bersih-bersih dulu ya. Baru kita makan." Ujar Rony.

Salma mengangguk setuju, "Tapi aku ikut beli nya ya," kata nya.

"Ikut?"

"Iya. Naik motor. Makan disana aja."

"Yauda iya."

"Yeay. Thank you Papi." Sorak Salma menghujami wajah Rony dengan kecupan.

***

Salma menuruni tangga dengan bersorak gembira. Sedikit menghentakkan kaki disetiap langkah nya. Setelah bebersih Salma segera menyusul Rony yang lebih dulu selesai.

Salma memakai kaos hitam yang dibaluti dengan Hoodie abu dipadukan dengan celana kulot hitam panjang juga pashmina Jersey yang senada dengan Hoodie abu milik Salma. Tentu saja ia memakai Hoodie atas suruhan suami tercindah nya itu.

"Hello.. kembali lagi dengan si bumil yang baik hati dan tidak sombong." celetuk Salma dengan gaya alay nya.

Rony reflek tertawa kecil melihat tingkah Salma yang semakin ajaib akibat hormon kehamilan. Rony mengecup kening istrinya, lalu berkata, "Gemes banget bumil ini," ujar nya.

"Udah semua kan?"

Salma mengangguk

"Yaudah. Let's go" seru Rony yang menarik pelan tangan Salma.

"Stop!"

"Kenapa, Ca?"

"Emangnya kita mau kemana?"

Pertanyaan itu membuat Rony membelalakkan matanya, lalu berkata " Bukannya tadi pengen nasi goreng depan komplek?"

Salma kembali mengingat, " Oiya, yaudah. Yuk." Seru-nya seraya menarik tangan Rony agar berjalan cepat.

Rony menggeleng kepala pelan. Aja aja ada memang bumil-nya itu.

Mereka berjalan menuju bagasi rumah, Rony tampak ingin mengeluarkan motor milik nya dari bagasi. Namun Salma malah berkata..

"Kenapa gak pake Scoopy punya ku aja?"

Rony mendongak, "Mau pake Scoopy?" Tanya Rony

Salma menggeleng "Nggak juga sih. Nanya aja." Rony hanya membalas dengan helaan nafasnya pelan. Memang harus extra sabar sekali Rony menjawab pertanyaan Salma.

Rony pun segera mengeluarkan motor milik nya. Ia membantu Salma memasang helm milik wanita itu.

"Nanti beli helm ya, Pi."

Rony mendelik, "Ini masih bagus, kan baru kemarin beli. Mau beli lagi?" tanya nya.

"Buat adek" kata Salma sambil mengelus perutnya.

"Ca, belum lahir loh."

"Emang aku nyuruh beli nya besok? Kan aku bilang nanti, berarti nanti kalo adek udah gede." Balas Salma ketus.

"Iya Ca, nanti kamu yang pilihin buat adek ya." Balas Rony yang sudah selesai memasangkan helm milik Salma. Salma mengangguk.

"Ayo naik" Salma pun menuruti.

"Sayang ngomong"

"Apasih? Aku udah laper banget ini. Kamu ngomong Mulu" gerutu Salma

"Iya, maaf ya." Rony pun menjalankan motor menuju depan komplek untuk memenuhi keinginan Salma.

Salma menikmati keindahan malam dengan bermotoran bersama suaminya. Dulu mereka tidak akan bisa jika berjalan berdampingan, mereka terlalu takut kepada netizen. Salma terkekeh mengingat itu. Sekarang mereka tidak perlu takut lagi akan hal itu.

"Ca, udah sampai" ucapan Rony membuyarkan lamunan Salma.

"Sini" Rony menyuruh Salma mendekat untuk membuka helm yang masih terpasang dikepalanya.

"Aku bisa" balas Salma menolak bantuan Rony. Rony pun memperhatikan dengan tangan ia yang membuka helm nya sendiri.

Salma masih berusaha membuka pengait helm itu, "Gimanaa?" gerutu Salma saat sudah kesal karena ia tidak bisa membuka helmnya.

"Aku bantu ya?"

"Kok kamu bisa?" tanya Salma saat Rony berhasil membuka pengait helm miliknya.

"Jangan pake emosi bukanya, sayang." ujar Rony.

"Ca"

"Iya?"

"Kamu mau berdiri di situ aja? Katanya laper." Seru Rony.

"Iihhh kok kamu gak tunggu aku??" ucap Salma saat ia tersadar jika Rony berjalan lebih dulu untuk memesan.

Salma berlari ke arah warung nasi goreng itu, tetapi tidak menghampiri Rony alias ia lebih dulu memilih meja makan untuk keduanya.

"Kenapa?" tanya Rony yang melihat istrinya memanyunkan bibir saat ia menghampirinya.

"Kesel sama kamu."

"Emang aku kenapa?"

Ucapan Rony membuat Salma lebih kesal, Salma mengatakan  "Mending kamu diem. Aku gamau ngomong sama kamu."

"Yaudah maaf—"

Ucapan Rony terpotong karena pria paruh baya yang menghampiri meja keduanya dengan 2 piring berisi nasi goreng. Lalu pria itu pergi berlalu saat selesai dengan tugasnya

"Ca aku—"

"Diem. Lagi makan." potong Salma yang sedang menikmati nasi goreng itu walaupun dengan wajah yang kesal.

Rony menyesali perbuatannya. Harusnya ia lebih dulu meminta maaf bukan balik bertanya. Sekarang tugasnya Rony harus mengembalikan mood bumil-nya itu. Rony menikmati makanan dihadapannya dengan sesekali melirik wajah istrinya yang tampak masih kesal.

Hahaha. Semangat ya Ron.

***

KEBAHAGIAAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang