Heran

1.3K 116 3
                                    

"RONYY"

"Jangan lari sayang."

Salma menyambut Rony yang baru pulang dari kantor UMI. Tadi pagi Rony dihubungi oleh Paul untuk ke kantor UMI membahas single duet mereka. Siang ini Rony baru saja selesai, dan segera pulang ke rumah.

Hap!

"Pelan sayang, nanti jatoh." Ucap Rony pelan.

Salma memeluk erat tubuh Rony, ia menghirup aroma tubuh suaminya itu. Sebentar! Salma merasa Rony memakai parfum yang berbeda, Salma merasa mual saat menghirup aroma itu.

Salma menjauh saat Rony ingin membalas pelukan nya.

"Kamu pake parfum yang mana? Kok gak enak gini aroma nya." Tanya Salma selidik. Salma menatap Rony, Rony pun segera mencium aroma tubuh nya. Tidak berbeda, bahkan tadi pagi pun Rony memakai parfum yang biasa ia pakai dan Salma menyukai aroma itu. Namun kali ini? Gak enak, kata Salma? Padahal istrinya itu yang membelikan parfum milik Rony.

"Parfum yang biasa di pake kok." Balas Rony.

"Kok gaenak. Sana mandi sekalian ganti baju. Aromanya bikin aku mual" Ucap Salma menyuruh Rony mengganti pakaian nya.

"Nanti kamu pake parfum aku aja, yang itu gaenak aroma nya." Lanjut Salma.

Rony menurut, ia mengecup kening Salma sebelum berlalu ke kamar nya untuk mandi dan mengganti pakaian nya. Haih, Salma ini suka aneh. Padahal parfum itu ia sendiri yang membelikan nya untuk Rony.

Salma berjalan menuju dapur, terlihat Bi Surti yang sedang memasak makan siang. Ia melangkah menghampiri Bi Surti.

"Bi, udah selesai?." Tanya Salma.

"Ehh mbak, ini udah kok. Tinggal di pindahin ke mangkok terus taruh di atas meja." Jawab Bi Surti.

"Oke Bi, bentar Salma mau ke taman belakang dulu ya Bi." BI Surti mengangguk.

Salma berjalan menuju taman belakang rumah, ia melihat Pak Arlan, Suami BI Surti. Pak Arlan adalah satpam depan rumah, pak Arlan juga sering kali membersihkan halaman belakang dan depan rumah. Seperti kali ini, Pak Arlan sedang menyiram tanaman yang berada di halaman belakang rumah Salma dan Rony.

"Pak Arlan." Panggil Salma. Pak Arlan mendongak mencari asal suara itu. Ia menutup kran air, berjalan ke arah Salma.

"Iya mbak? Ada yang harus dibantu?." Tanya Pak Arlan.

"Nggak ada sih Pak. Cuma manggil doang."

Pak Arlan menatap Salma heran, jika tidak ada yang harus dibantu kenapa Salma memanggil dirinya. Entahlah, terserah Salma saja. Pak Arlan pun kembali meminta izin untuk melanjutkan kegiatan menyiram tanaman.

Setelah nya Salma kembali berjalan masuk menuju dapur, ia kelihatan Bi Surti yang sudah selesai menata masakan yang baru Bi Surti masak. Salma melangkah menghampiri Bi Surti.

"Makasih ya Bi."

"Sama-sama mbak. Bibi izin ke dapur dulu ya mbak." Pamit BI Surti.

"Gak mau makan dulu Bi? Sini bareng aja." Ajak Salma.

"Gapapa mbak, Bibi nanti aja. Mbak Salma sama Mas Rony aja dulu." Salma mengangguk setuju sembari mengatakan jika Salma dan Rony selesai makan. Nanti giliran BI Surti dan Pak Arlan yang memakan nya.

Mata Salma tertuju kearah Rony yang sudah mandi dan mengganti pakaian nya.

"Kok pake yang itu lagi baju nya?." Tanya Salma saat melihat Rony yang memakai baju sama persis seperti sebelumnya.

"Udah ganti kok, kan baju ini ada dua sayang."
Balas Rony.

"Gamau. Ganti aja." Suruh Salma.

Rony mengusap wajah nya frustasi, Salma sering kali aneh seperti ini. Seperti kemarin, saat Salma melihat sosial media. Dilayar tersebut ada seorang pria yang sedang menggoreng ikan. Salma menangis, dia bilang "kenapa ikan nya harus di goreng hidup-hidup sih? Kan dia masih mau hidup." Rony hanya bisa memeluk istrinya itu dan mendengarkan sumpah serapah Salma kepada layar ponsel nya.

KEBAHAGIAAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang