05

199 20 9
                                    

Temen? Lu temenan sama cowok cowok? Kaga ada temen cewek apa luh, caper banget main sama cowok cowok" ucap pemuda itu yang membuat Devi semakin naik darah.

"YAUDAH SIH, INI KAN JUGA URUSAN GUA, LU NGAPAIN NGURUSIN ORANG HAH? LAGIAN KITA KAN JUGA KAGA KENAL! REMPONG AMAT SIH HIDUP LO" ucap Devi tak bisa menahan emosi nya lagi.

"Devi sabar Dev... " ucap Eby berusaha menenangkan Devi.

"Yaudah sih... Gua kan cuma nanya. Galak banget jadi orang" ucap pemuda itu.

"YA MAKANYA LU GAK USAH ANEH ANEH JADI ORANG" ketus Devi.

"Heh, kalo kata gua mending lu pergi deh dari sini sekarang, daripada dia makin emosi, bisa habis lu di pukulin sama dia" ucap Afan menyuruh pemuda itu pergi.

"Hufft, yaudah gua pergi... Bayy" ucap pemuda itu.

Baru saja 5 langkah meninggalkan mereka, pemuda itu terhenti, ia berbalik badan dan menghampiri mereka kembali, terutama Devi.

"Ngapain lagi si lu?" Judes Devi.

"Lu belum bilang makasih sama gua" ucap pemuda itu.

Devi menghela nafas nya. Dengan malas ia berkata "makasih".

Pemuda itu tersenyum. "Iya sama sama" ucap nya lalu pergi meninggalkan mereka semua.

"Tadi itu siapa sih? Terus emang dia ngelakuin apa sampe lu harus bilang makasih?" Tanya Vino.

Devi menjelaskan semuanya, dan mereka pun hanya mengangguk.

"Tapi lu gak papa kan Dev? Ada yang luka gak?" Tanya Afan dengan khawatir.

"Nggak kok tenang aja" jawab Devi dengan santai.

Tak lama, suara perut lapar terdengar di indera pendengaran mereka masing masing.

"Siapa ni yang laper?" Tanya Eby sambil melihat temannya satu persatu.

Zayyan melihat Devi sedang memegang perutnya. "Lu ya Dev?" Tanya nya sambil melihat ke arah Devi.

"Hehe... Tadi belum sempet beli makan" jawab Devi.

"Yaudah, kita cari dulu makanan yang lu mau, baru nanti kita balik lagi ke rumah sakit" ucap Afan.

Mereka semua pun pergi mencari makanan untuk Devi.

***

Masih dengan posisi yang sama, Mala masih menatap kekasihnya yang terbaring lemah di rumah sakit.

"Kamu kapan bangun sih Rakh... Aku udah kangen banget sama kamu" ucap nya sambil menangis.

Kini pipi nya sudah di penuhi oleh air mata. Ia benar benar tidak tega melihat kondisi Rakha yang seperti ini.

Ceklekk

Pintu kamar itu di buka kasar oleh Devi, dan diikuti oleh ke empat teman lelaki di belakangnya.

"Malaaaaa, ni gua bawa in makanan buat lu" ucap Devi sambil memberikan sebungkus makanan kepada Mala.

"Makasih ya... " ucap Mala sambil menerima makanan itu.

Devi melihat ke arah Mala lebih detail lagi, ia melihat pipi Mala yang sudah di penuhi air matanya.

"Mal, lu habis nangis Mal?" Tanya Devi lalu ia mengambil 1 kursi dan menaruh nya di samping Mala, lalu ia menduduki kursi itu.

BARA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang