"Apa anda pikir, adik kecil kami akan tertarik dengan tambang emas dan restoran kecil itu? "Ujar Ganendra Dengan sombong.Ayolah ia yang hanya anak angkat saja memiliki banyak aset atas namanya sendiri, walaupun sekarang ini ia tidak bekerja.
Terlebih jika itu adalah Irene yang tak lain adalah anak kandung ayahnya.
Lamunan Irene buyar, "enggak bisa, aku harus mendapatkan tambang ini, "batin Irene
"Kakak, "Irene menatap kakak kelimanya.
Ganendra balik menatap adiknya, "dek, jangan bilang kamu benar-benar menginginkan tambang itu? "Ucap Ganendra tetap sasaran.
"Dek, aku bisa kasih kamu tambang berlian yang aku beli di pelelangan tiga hari yang lalu, Jika kamu ingin memiliki tambang sendiri, "ucap si anak kedua Altezza pada adiknya.
"Oh atau kamu suka tambang emas, kakak punya beberapa tambang emas, Bagaimana kalau kakak memberikan itu untuk mu? "Ucap si anak ketiga Dylan pada adiknya.
Si anak pertama Achazia langsung mengambil handphone nya, ia langsung menghubungi seseorang.
"Cepat, Carikan tambang emas, berlian, atau apapun itu untuk adikku secepatnya, "ucapnya pada orang di telfon
Dan seperti si anak ke empat Daviandra yang pendiam juga tak ingin kalah, ia menatap asisten nya, "tambang emas, "ucapnya.
Meskipun sedikit bingung, asisten nya itu langsung mengerti saat melihat ke empat saudara bosnya membahas tambang emas, dan berlian.
Jadi ia berpikir jika bosnya itu juga ingin tambang emas.
Semua tamu menatap putra keluarga Rodriguez dengan tatapan yang tak berdaya.
Hello, apa tambang emas dan berlian begitu tak berarti di mata ke lima anak itu.
Ingin sekali mereka menjerit, tapi mereka kembali mengingat identitas anak-anak itu.
Serena yang masih berlutut bersama ayah dan ibunya, mengepalkan tangan nya.
"Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku? "Batin Serena menatap benci Irene.
Ia berpikir, kenapa hal baik seperti menjadi putri keluarga Rodriguez menjadi takdir Irene si pelayan rendahan dan bukan menjadi takdirnya.
Andai saja rencana nya tidak gagal, ia pasti bisa menarik salah satu perhatian dari anak-anak keluarga Rodriguez, namun semuanya gagal gara-gara cewek sialan itu.
Xavier tersenyum tipis, ia senang putra-putranya menerima putri kandungnya dengan baik.
Ia merasa beruntung, menjadikan kelima anak-anak itu menjadi putranya, dan ia juga senang karena ternyata ia memiliki putri nya sendiri bersama istri tercinta nya.
"Dek, gimana? "Tanya Dylan pada Irene yang menatap kelimanya linglung.
Ia bisa mengerti jika ke empat kakaknya berlebihan, tapi ada apa dengan Daviandra. Ia sudah menanamkan dalam dirinya jika kakak ke empat itu adalah orang pendiam yang cuek, tapi kenapa ia malah ikut-ikutan.
Ia merasa sakit kepala sekarang.
"Kakak, nggak perlu, "ucap Irene lemah.
"Dek, kamu nggak suka tambang emas ya? Gimana kalau tambang yang lain? "Tawar Achazia pada adiknya.
"Tidak tidak tidak, maksud ku adalah kakak kakak sekalian enggak perlu kasih aku tambang emas, berlian atau apapun itu. Aku cukup mendapatkan kompensasi dari keluarga Williams, "ucapnya dengan penuh kesabaran.
Kelima putra keluarga Rodriguez langsung lesu, "dek, kamu nggak suka ya sama kami? Kamu bahkan nolak hadiah kami? "Ucap Altezza dengan pandangan sedih.
"Dek, kalau kamu nggak suka kakak Daviandra yang memiliki wajah datar itu aku bisa memaklumi mu, tapi enggak mungkin kan kamu nggak suka aku, yang tampan dan mempesona ini, "coba tebak siapa yang berbicara itu? Yaps dia adalah Ganendra dan sedetik setalah ia selesai dengan ucapan nya.
Ia mendapat tatapan maut dari kakak ke empatnya, jujur saja di antara empat saudaranya Ganendra paling takut dengan tatapan tajam kakak ke empat nya.
Ia langsung berlari ke belakang Xavier, "ayah, selamat kan aku, "ucapnya
Xavier menggeleng pasrah.
Sepertinya anggota keluarga Rodriguez lupa, jika saat ini ada banyak tamu yang memperhatikan mereka.
" Mereka nggak sadar apa kalau aku masih berlutut? Kaki ku sakit banget, "Gumam Serena.
Ia merasa kakinya mati rasa. tak hanya dia tapi ayah dan ibunya juga merasakan hal yang sama.
Sejujurnya Irene tau itu, tapi ia masih ingin melihat Serena berlutut di lantai.
Jadi ia sengaja menunda-nunda, dan membiarkan keluarganya melupakan hal itu.
"Kakak-kakak aku sekalian aku benar-benar berterima kasih atas kasih sayang kalian dan hadiah-hadiah kalian, tapi aku benar-benar nggak membutuhkan itu, Aku cuma mau tambang emas dan restoran yang diberikan keluarga William sebagai kompensasi, "ucap Irene pada ke lima saudaranya.
"Dek, "ke lima putra keluarga Rodriguez kompak memanggil adik pada Irene.
Irene menatap ayahnya memelas seakan meminta bantuan ayahnya, "ayah, "
Xavier yang melihat tatapan minta tolong putri nya lantas menatap kelima putranya yang menatap nya dengan tatapan seperti memperingati nya agar membiarkan mereka memberikan tambang itu untuk adik mereka.
Xavier tersenyum, "sudah lah, kalian ini. Adik kalian baru datang, jangan seperti itu, Jika ingin memberikan nya, langsung kasih aja, nggak usah ngelakuin hal nggak berguna kayak gitu, "ucapan Xavier seperti angin segara untuk kelima putranya.
Mereka tanpa basa basi langsung melakukan hal yang di katakan ayahnya.
Irene menatap ayahnya tak percaya, sebentar bukan kah dia tadi menatap ayah nya dengan tatapan minta tolong tapi kenapa malah jadi seperti ini?
Benar-benar membingungkan, tapi ia cukup bahagia. Di kehidupan nya yang pertama, ia hanya gadis miskin yang kerap di rundung karna kemiskinan nya.
Tapi di sini, tidak ada yang bisa merundung nya.
"Dek, kamu tidak bisa menolaknya, "ucap Altezza pada Irene
Irene hanya tersenyum pasrah.
Xavier menatap tamu dan melihat keluarga Williams masih berlutut .
"Aku memberikan kalian satu kesempatan lagi untuk bertobat, namun jika kalian melakukan hal seperti menjebak putri ku. Kalian akan tau bagaimana kejamnya aku ini, "ucap Xavier menatap mereka dengan tajam.
Tuan Baron dan isterinya mengangguk mengerti dengan gila-gilaan.
Untung saja hari nyawa mereka masih bisa di selamat kan, meskipun harus mengorbankan tambang emas dan restoran nya.
Irene tersenyum licik menatap Serena, "di novel kamu mendapatkan segala nya dengan cara curang dan tangan mu cukup banyak darah, jadi ini adil untuk mu, "batinnya
Sabtu 6 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, I'm Your Daughter!
FantasyIrene tak tau, entah dosa apa yang pernah ia perbuat hingga tuhan menghukum nya. Ia, gadis biasa-biasa saja tiba-tiba menjadi umpan Mariam yang akan mati karna tipu muslihat pemeran utama. Ingin sekali Irene menjerit. Tapi untung nya ia adalah Ir...