"Lama tidak bertemu, "sapa Xavier pada ke empat penguasa kota.
"Yah, lama tidak bertemu, "ujar penguasa kota San Tava d'Is. Yang tak lain adalah ayah Emilio, tuan besar Remon Butragueno.
"Paman, Ganendra mana? "Tanya Anggasta.
Yah, tak hanya ke empat penguasa kota yang ada namun juga anak-anak mereka.
"Kita masuk dulu, nanti paman suruh orang untuk panggil mereka, "ucap Xavier
Anggasta tersenyum canggung, "kamu ini, "penguasa kota Bhuterway, yang tak lain adalah Tuan besar George Alexander, menatap putra nya yang tersenyum canggung.
"Hehehe, maaf ayah, "ucap Anggasta, tak lupa dengan cengiran khasnya.
George menggeleng, tak berdaya. Anak nya itu bener-bener tidak memiliki aura penguasa kota.
"Sudahlah, ayah kita masuk, "ucap Xavier, ia mempersilakan tamu-tamunya itu udah masuk.
"Enggak usah malu-maluin kamu dek, "ucap Zafareno Alexander, kakak laki-laki Anggasta dan juga pewaris dari keluarga Alexander.
Anggasta cemberut, ia menatap sinis kakaknya lalu mengikuti yang lainnya masuk ke sebuah ruangan yang Anggasta sendiri tau bahwa itu adalah Ruang rapat yang di gunakan, ayah dan ke empat penguasa kota lainnya.
Mereka sudah duduk di meja bundar yang memiliki 10 kursi, yang emang khusu untuk kepala keluarga dan pewarisnya. Sedangkan untuk anak-anak yang lain seperti Anggasta dan Natali duduk di pinggir yang sudah di siapkan kursi dan juga meja kecil.
"Silahkan di nikmati, "kepala pelayan dengan cekatan Langs menyajikan camilan juga minuman untuk mereka.
"Will, tolong panggilkan anak-anak, "ucap Xavier ke kepala pelayan.
Kepala pelayan bernama Will itu mengangguk dan berkata, "baik tuan besar, "
Will keluar dari ruangan itu, tak lupa ia menutup pintu dan menyuruh para pelayan yang berada di dekat ruangan itu untuk pergi.
"Kalian bisa pergi, tidak perlu berada di dekat ruangan ini, "ucap Will
"Tapi Tuan Will, bagaimana jika tuan besar membutuhkan sesuatu? "Tanya salah satu pelayan sedikit gugup.
"Kalian tidak di butuhkan, kalian bisa pergi. Aku secara pribadi akan melayani para tuan besar, "ucap Will
Para pelayan itu mengangguk dan langsung pergi, bagaimana pun jika mereka menolak untuk pergi mereka bisa di anggap mata-mata.
Saat melihat tidak ada orang lagi Kepala pelayan Will langsung pergi memanggil para tuan muda dan nona mudanya.
Di ruangan, Xavier menatap satu persatu penguasa kota yang tak lain juga sahabat nya.
"Apa yang akan kalian laporkan hari ini? "Tanya Xavier
"Tidak perlu terburu-buru Xavier, setidaknya kita tunggu anak-anak mu dulu, "ucap Jarrel Ryder penguasa dari kota Philaynila, sekaligus ayah Candy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, I'm Your Daughter!
FantasíaIrene tak tau, entah dosa apa yang pernah ia perbuat hingga tuhan menghukum nya. Ia, gadis biasa-biasa saja tiba-tiba menjadi umpan Mariam yang akan mati karna tipu muslihat pemeran utama. Ingin sekali Irene menjerit. Tapi untung nya ia adalah Ir...