Irene berjalan Canggung bersama kakak ke empat nya Devindra, ia bergerak gelisah.
saat ini mereka telah sampai di mall, meski pun kelihatan nya mereka berjalan berdua saja namun kenyataannya ada sekitar 10 orang yang mengikuti mereka yang tak lain adalah penjaga atau bodyguard mereka.
"Kamu nggak nyaman sama aku? Atau bahkan kamu benci sama aku? "Tanya Devindra, ia merasa jika Irene mungkin tidak menyukai nya.
Karna memang banyak orang yang tidak menyukai sifat nya yang pendiam dan tak bisa di ajak mengobrol dengan baik.
Irene yang mendengar pertanyaan Devindra, langsung berhenti dan menatap Devindra.
"Enggak, enggak, enggak, "Irene dengan cepat menyangkal nya.
Ia memang kurang nyaman dengan Devindra tapi ia tidak membenci nya, bagaimana pun dia adalah kakak nya juga.
"Kak, aku nggak mungkin benci sama kakak. Aku sayang sama kakak, sama kayak aku sayang sama saudara-saudara yang lain, "ucap Irene dengan tulus.
Devindra mencoba mencari kebohongan di mata Irene namun sayangnya ia tidak menemukan nya.
"Tapi kenapa kamu diam aja, sejauh yang aku lihat kamu sedikit cerewet saat berbincang dengan kak Dylan
Maupun sama Ganendra, "jika ke empat saudara lainnya mendengar Daviandra dengan banyak kata hari ini, mungkin mereka akan mengadakan syukuran.Untuk pertama kalinya Daviandra tidak merasa, berbicara itu membuang kata.
"Kakak, aku menang sedikit tidak nyaman karena kamu berbeda dengan yang lainnya. Kamu sedikit dingin, aku tau kamu adalah orang yang baik dan kakak yang baik untuk aku, "ucap Irene
Devindra sedikit tersenyum, "maaf, "ucap Daviandra
Ia merasa bersalah karna telah menuduh Irene membenci nya.
"Aku akan coba untuk lebih sering berinteraksi dengan kamu, "ucap Devindra tulus
Irene tersenyum dan menggeleng, "kakak, enggak papa. Aku tau bagaimana kakak, kakak enggak perlu melakukan hal yang kakak enggak suka cuman karna aku, "
"Ayo, "Devindra menarik tangan Irene menuju toko Baju.
Di sana tanpa banyak kata Devindra menunjuk semua baju mahal dan indah, "bungkus, "dan kata itu terus terucap dari bibir indah pemuda dingin itu.
Irene sampai tercengang, bagaimana tidak kakaknya membeli tanpa melihat harga.
"Dek, gimana sepatu ini? Kamu suka nggak? "Selepas dari memborong tokoh baju sekarang mereka beralih ke toko sepatu.
Irene melihat sepatu yang di tunjuk kakaknya dan mengangguk, sepatu itu memang indah di matanya jadi ia mengangguk.
Daviandra yang melihat itu langsung menyerahkan kartu hitam ya pada Pelayan yang mengikuti mereka, "bungkus, "
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, I'm Your Daughter!
FantasiIrene tak tau, entah dosa apa yang pernah ia perbuat hingga tuhan menghukum nya. Ia, gadis biasa-biasa saja tiba-tiba menjadi umpan Mariam yang akan mati karna tipu muslihat pemeran utama. Ingin sekali Irene menjerit. Tapi untung nya ia adalah Ir...