ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 18

1.5K 171 16
                                    

"Dek, mau es krim enggak? "Tanya Dylan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek, mau es krim enggak? "Tanya Dylan

Pulang dari sekolah, Dylan mengajak Irene jalan-jalan ke taman.

Awalnya Ganendra, Daviandra, Achazia, dan Altezza juga ingin ikut namun Dylan bersikeras melarang nya.

Jadi ya, hanya mereka berdua yang jalan-jalan bersama.

Irene mengangguk antusias, melihat itu Dylan Langsung menarik tangan adiknya menuju ke penjual es krim.

"Kak, es krim nya dua ya, "ucap Dylan

Penjual es krim itu menoleh, "mau rasa apa? "Tanya nya

Dylan langsung menoleh ke arah Irene, "kamu mau rasa apa? "Tanya Dylan

Irene mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya tanda sedang berfikir.

"Aku mau rasa matcha aja deh, "ujarnya

"Oke, kak rasa matcha nya satu sama rasa coklat satu, "ucap Dylan

Penjual es krim itu mengangguk, lalu mengambil dua es krim berbeda rasa itu lalu memberikan nya ke Dylan.

Dylan mengambil nya dengan senang hati lalu memberikan uang ke penjual itu.

Ia kembali menarik tangan Irene, "nih, "ia memberikan es krim rasa matcha itu ke Irene

Irene dengan senang hati mengambil nya, "makasih kak, "

Dylan mengangguk.

Mata Irene fokus pada anak kecil yang sedang bermain dengan ayahnya.

Dylan mengajak Irene duduk di salah satu kursi yang ada di taman itu.

"Kak, lihat deh. Bahagia banget ya mereka? "Ujar Irene, sambil menatap ayah dan anak yang sedang bermain itu.

Iri? Tentu saja, Irene tak pernah tau apa itu kasih sayang ayah. Meskipun di dunia novel ini ia memiliki ayah tapi bagaimana pun Xavier bukan ayah kandung nya dan bahkan ia bertemu Xavier sama ia sudah berusia 16 tahun.

Sedangkan ayah nya di dunia nyata, ia bahkan tidak pernah melihat nya. Ayah dan ibu kandung nya telah bercerai sejak ia masih sangat kecil.

Melihat mata Irene yang menatap ayah dan anak itu dengan iri, Dylan tiba-tiba merasa bersalah.

Ia berfikir Irene pasti iri pada anak itu, bagaimana pun Irene enggak pernah ketemu Xavier sewaktu kecil.

"Maaf ya dek, "ucap Dylan tiba-tiba membuat Irene menoleh.

Irene menatap bingung, sedangkan Dylan menunduk.

"Gara-gara aku, dan yang lainnya kamu enggak pernah ngerasain kasih sayang ayah Xavier. Sedangkan aku, Kak Altezza, kak Achazia, Ganendra, dan Daviandra merasakan itu semua, "ucapnya penuh rasa bersalah.

Irene menggeleng, "aku enggak pernah nyalahin kalian, jadi enggak perlu minta maaf, "

"Lagian, aku enggak punya hak untuk nyalahin kalian, "batin Irene

Bagaimana pun ia hanya jiwa asing, yang tiba-tiba memasuki tubuh Irene.

"Tapi... "

"Kak, "Irene langsung memotong ucapan Dylan.

Dylan tersenyum, "maaf, "ucapnya lagi

Sedangkan Irene menggeleng, "enggak ada maaf dan terimakasih untuk keluarga, "

Dylan tersenyum, ia memeluk singkat Irene lalu kembali menatap sepasang ayah dan anak yang sedang bermain.

Tiba-tiba lima anak muda mendekati sepasang ayah dan anak itu.

Irene menatap bingung dan penasaran.

"Mereka mau ngapain? "Tanyanya pada dirinya sendiri

Tiba-tiba salah satu dari lima anak laki-laki yang berumur sekitar 16-18 tahun itu menghajar si ayah.

Irene langsung berdiri, melihat adiknya berdiri mau tak mau Dylan juga ikut berdiri.

Melihat si anak menangis, Irene merasa kasihan ia langsung mendekati mereka.

Dylan mengikuti adiknya, namun sebelum itu ia memberikan kode pada penjaga bayangan yang di tugaskan untuk menjaga mereka berdua.

Irene mendorong Lima anak muda itu menjauh dari si ayah, "kalian apa-apaan sih? "Bentak Irene

"Ini bukan urusan kamu, minggir, "salah satu dari lima anak itu mendorong Irene Hingga Irene terjatuh.

Melihat itu Dylan langsung menendang perut nya Hingga anak nakal itu terjatuh kesakitan.

"Ka— "ia baru saja ingin memarahi orang yang sudah menendang perutnya.

Namun berhenti, ia tidak akan pernah mau mencari masalah pada salah satu putra orang terkaya.

"Dy-Dylan, "gumamnya ketakutan.

Melihat Dylan, empat anak lain nya juga ikut bergetar ketakutan.

Siapa yang tidak tau Dylan Rodriguez, putra ke tiga dari Tuan Xavier Rodriguez aktor terkenal dan seorang produser film jangan lupakan jika ia juga memiliki sebuah Agensi dengan namanya sendiri.

Dylan langsung membantu adiknya berdiri.

"Tuan muda Dylan, "pria itu langsung berdiri, dan menunduk takut.

"Siapa yang ngasih kamu keberanian buat dorong adik aku? "Ucap Dylan marah.

Dylan kembali menendang pria itu hingga ia kembali jatuh.

"A-adik, "ucapnya tak percaya.

"Maaf, maaf, maaf, "ia berulang kali mengatakan kata maaf itu.

Bagaimana ini, ia sudah mendorong putri keluarga Rodriguez bisa hancur bisnis keluarga nya.

"Cari tau dari keluarga mana mereka, dan hancurkan keluarga itu, "ucap Dylan

Kelima anak itu langsung ketakutan, mereka memohon agar Dylan tidak melakukan itu.

"Adik kecil, kamu enggak papa? "Tanya Irene mendekati anak kecil itu.

Anak kecil itu menggeleng, "a-aku enggak papa, makasih kak, "

Irene tersenyum, "bagus lah kalau enggak papa, "

"Paman, paman enggak papa kan? "Kali ini Irene bertanya pada si ayah

Si ayah menggeleng, "saya enggak papa, terima kasih nona muda, "ucapnya sedikit membungkuk untuk berterima kasih.

Irene langsung menghentikan nya, "ini ada sedikit uang untuk biaya berobat paman, jangan di tolak ya, "ucap Irene saat melihat paman itu akan menolak nya.

Paman itu dengan ragu mengambil uang yang di berikan Irene, "terimakasih, terimakasih, "

Irene tersenyum, ia menggandeng tangan Dylan meninggal ayah dan anak itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dad, I'm Your Daughter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang