[ JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA YA! ]
Bab tidak lengkap, ingin Versi lengkap ada di novel. ♡
Umur bukanlah patokan untuk seseorang jatuh cinta. Hal tersebut memanglah benar.
Hanya saja Elma yang dikhianati oleh calon peng...
Malam hari kini menyelimuti bumi. Emma terlihat sedang sibuk di dapur untuk membuat sesuatu. Dirinya lapar dan makanan di restoran tadi tidak bisa ia cerna dengan baik.
Perasaan amarah yang sejak tadi menguasainya begitu besar hingga membuat makanan restoran yang ada menjadi tidak nyaman.
"Kamu sedang apa?"
Emma memutar bola matanya ketika mendengar suara itu. Kegiatan memasak Emma terganggu dan membuat mood yang tadi sudah mulai membaik menjadi buruk kembali.
"Aku sedang mencuci mobil," jawab Emma asal. Mendengar itu Deon tanpa sadar terkekeh pelan.
"Sudah tau kalau lagi masak, pake nanya!" Kesal Emma.
"Aku mendengar, Emma."
"Sengaja memang, biar kamu dengar!"
Walau mendengar nada Emma yang begitu kesal, sepertinya tidak membuat Deon merasa terganggu. Dirinya bahkan duduk dengan santai menunggu Emma menyelesaikan masakan yang sedang dibuat.
"Kenapa duduk?" Tanya Emma heran.
"Menunggu masakanmu selesai, aku lapar." Deon berucap jujur. Dia memang lapar ketika mencium aroma yang begitu menggiurkan.
"Terserahlah," kata Emma pasrah.
Setelah masakannya selesai, Emma menyusunnya satu persatu di meja makan hingga tersusun rapi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senyuman tipis terukir pada wajah Deon. "Aku pikir kamu hanya hebat dalam membuat kue, ternyata kamu juga sehebat ini dalam memasak?"
Melihat Deon yang tampak antusias saat menatap makanannya, membuat Emma terkekeh geli melihatnya. Seperti anak kecil saja.
"Diam dan makan saja."
"Dengan senang hati."
Deon yang mengambil sedikit demi sedikit dari makanan yang tersedia menjadi terhenti karena peringatan dari Emma.
"Kamu alergi udang, kenapa mau dimakan juga?"
"Terlihat enak jadi mau mencicipinya sedikit saja."
"Tidak boleh, kalau alergimu kambuh nanti aku yang kesusahan."
Deon menatap Emma dengan tatapan yang sulit diartikan. Senyuman yang sangat tipis kembali terbentuk, Emma bahkan tidak sadar akan senyuman yang mengukir diindah pada wajah suaminya.
Tanpa banyak drama dan adu mulut, mereka menikmati makanan hingga selesai tanpa habis tersisa.
❁❁❁❁❁
Entah perasaan Emma saja atau memang nyata adanya. Setelah makan malam selesai tanpa ada drama, Emma memilih untuk bersantai di ruang tamu dan duduk di sofa sembari menonton sebuah drama yang sedang tayang. Namun, dia tidak sendiri. Deon ada bersamanya sembari membawa buku yang tadi sempat ia ambil dari ruangan kerjanya.
