09 • Ingin Menjadi Sugar Baby

6.9K 446 16
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Udara yang dingin memang pas dengan segelas kopi hangat. Emma menatap ke arah luar melalui kaca tembus pandang mini market. Dirinya duduk dengan pikiran yang melayang entah ke mana.

"Nanti kesambet, loh."

Suara berat yang mengalun lembut itu menyadarkan Emma. Arah pandang Emma mengarah kepada lelaki yang sejak tadi bersamanya.

"Bukan urusanmu," balas Emma yang langsung menyeruput kopi yang masih panas itu.

Hal tersebut sontak membuat Emma terperanjat karena panas yang ia rasakan. Rendy yang melihat itu menadahkan tangannya agar air yang keluar dari mulut Emma tidak tumpah begitu saja.

"Hati-hati makanya." Rendy membersihkan tangannya menggunakan tisu.

Emma yang melihat itu hanya terdiam, tidak tahu harus merespon bagaimana. Rendy yang melihat itu terkekeh pelan, ia kembali mengambil tisu dan membersihkan dagu Emma yang terkena air.

"Tau kok, aku ganteng," sahutnya dengan percaya diri.

"Cih, percaya diri sekali," dengus Emma kesal.

"Aku hanya membicarakan fakta."

"Terserahmu saja."

Hening, Rendy menyesap perlahan kopi miliknya. Emma melirik tangan yang tadi sengaja Rendy tadahkan untuknya. "Apa panas?" Tanya Emma dengan ragu.

Rendy balik bertanya. "Apanya?"

Emma menunjuk tangan Rendy tadi dengan dagunya.

"Nggak panas, bukannya lidahmu yang terbakar?"

Rendy memutar kursinya untuk menghadap Emma yang ada di samping kanannya. "Boleh aku lihat mulutmu?"

"Nggak perlu, udah mendingan kok."

Mendengar itu membuat Rendy tidak suka, ia menatap Emma dengan intens. Akibat dari tatapan itu membuat Emma menjadi kurang nyaman. Dengan malas Emma ikut memutar kursinya dan menghadap ke arah Rendy sembari membuka mulut memperlihatkan kondisinya.

"Pas sekali dengan ukuran punyaku," ucap Rendy misterius sembari terkekeh.

Kerutan pada dahi Emma terbentuk. "Hah?" Emma yang tak paham mencoba meminta penjelasan kepada Rendy. Namun, lelaki itu malah menyuruhnya untuk menikmati kopi miliknya.

Sempat kembali hening diantara mereka, Rendy kembali membuka suara. "Kamu ingat namaku?"

"Aku tidak mengingat nama orang asing."

Bukannya merasa sakit hati, Rendy menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar itu kemudian tersenyum tipis. "Harusnya kamu mengingat orang yang telah menciummu. Memangnya, kamu tidak mau aku bertanggung jawab?"

"Alih-alih meminta tanggung jawab... harusnya aku menamparmu tadi, bukan begitu?"

Mendengar itu membuat Rendy sontak tertawa. Wanitanya ini memang menggemaskan.

Rendy menopang dagunya dengan satu tangannya sembari menatap ke arah Emma. Satu tangan Emma yang berada di atas meja ia sentuh dengan jari telunjuknya. Jari itu bermain dengan lembut membuat gerakan abstrak.

"Aku punya penawaran untukmu."

Emma mengernyit mendengar ucapan yang menurutnya begitu random. "Aku tidak paham maksudmu."

"Dengar, sebelumnya jangan marah dulu. Aku di sini merasa bertanggung jawab atasmu, Emma." Rendy menatap Emma dengan tatapan yang serius, sedangkan Emma menatapnya dengan bingung dan penasaran dengan kalimat yang akan Rendy lanjutkan. "Aku terus kepikiran soal kita pada malam it-"

I BECAME THE SUGAR MOMMY (TELAH TERBIT✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang