19 • Hanya Permainan

3.4K 302 42
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Setelah sekian lama, Rendy merasakan tidur yang begitu nyenyak. Malam tadi adalah malam yang sangat luar biasa untuknya, tanpa pengaruh alkohol sedikit pun ia mampu merasakan sentuhan Emma yang membuat dunianya menggila dalam semalam.

Ketika matanya perlahan terbuka, ia tak mendapati Emma di sampingnya. Rendy beranjak untuk bangun, ia mencari boxer miliknya kemudian memasangnya.

Rendy mencari keberadaan Emma di setiap sudut apartemennya. Dirinya menjadi panik ketika tidak menemukan jejak Emma di mana pun, hingga ia mencium aroma semerbak yang memabukkan. Dapurnya, Rendy dengan gerakan kilat menghampiri dapur dan mendapati Emma yang baru selesai menyusun makanan di meja.

Helaan napas lega Rendy lakukan, langkah jenjangnya mendekat dan langsung menghamburkan pelukan kepada Emma. Mereka terdiam dengan Rendy yang berkali-kali menghembuskan napas karena lega dan Emma dengan kebingungan yang ia rasa.

"Kenapa?" Tanya Emma bingung.

"Aku pikir kamu menghilang," jujur Rendy mengeratkan pelukan. "Jangan pergi, Emma," lanjutnya.

Tangan yang terulur dengan canggung itu berusaha mengusap punggung polos Rendy secara lembut. "Aku tidak ke mana-mana," ucap Emma lembut.

"Kamu janji?" Tanya Rendy yang melonggarkan pelukan mereka.

Tatapan mereka saling bertemu satu sama lain. Senyuman tipis Emma terlihat dan akhirnya ia mengangguk. "Iya, janji," kata Emma kemudian.

Mendapat jawaban yang memuaskan sesuai keinginan, Rendy langsung menyambar bibir ranum itu dengan lumatan halus. Ciuman yang semakin dalam hingga meninggalkan bunyi disela ciuman.

Tanpa permisi, Rendy mengangkat tubuh Emma hingga duduk di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa permisi, Rendy mengangkat tubuh Emma hingga duduk di atas meja. Tatapan Rendy berubah sayu, ia ingin turun menghadap area yang begitu ia sukai. Namun, Emma menarik rambut lelaki itu pelan yang membuatnya mendongkat menatap Emma.

"Kenapa?" Suara serak itu terdengar.

"Jangan macam-macam, lebih baik kita sarapan pagi."

Rendy mengurungkan niatnya. Ia mendekatkan diri kepada wanitanya dengan kedua tangan sebagai peyangga di atas meja. "Aku ingin kamu sebagai sarapan."

"Aku tidak membuat kenyang, Rendy."

Wajah Rendy berubah masam. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Emma. "Aku mau kamu," rengeknya.

"Makan sekarang, atau aku tinggal?" Ancam Emma yang mampu membuat wajah tampan Rendy semakin masam.

"Oke, aku akan makan." Rendy mengangguk patuh.

Dengan gerakan yang mudah tanpa ada jeda, Rendy menarik Emma untuk duduk di atas pangkuannya. Mereka makan dengan posisi yang begitu intim, mungkin mulai sekarang Rendy akan menyukai posisi saat ini ketika bersama Emma.

I BECAME THE SUGAR MOMMY (TELAH TERBIT✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang