Chapt 14

14 5 0
                                    

Malam telah tiba, semua murid berkumpul di luar tenda untuk melakukan barbeque sosis, jagung, kentang dan masih banyak makanan lainnya.

Kelas MIPA 5 menyiapkan banyak makanan hari ini, persiapan mereka benar-benar tidak di ragukan lagi, begitu lengkap seperti ingin pindah rumah.

"Kurang mateng itu ah, jangan di angkat dulu" protes Alkhavian melarang Kayesha mengangkat kentang yang baru saja di bakar di bara api menggunakan kayu.

Kayesha benar-benar murka dan tidak suka di protes seperti itu. "Lo kalau nggak ada kerjaan mending pergi aja deh, bisanya protes mulu." Amuk Kayesha tidak terima.

Jangan ragukan respon Alkhavian sekarang, tentu saja ia tidak mendengar seolah telinga nya tertutup.

Azika benar-benar puas melihat mereka bertengkar, tidak bisa sehari saja tidak ada perkelahian di antara mereka.

Semua nya sibuk menunggu makanan mereka matang, Azika juga rasanya sudah sangat lapar tidak tahan menunggu.

Tanpa disadari seorang lelaki sontak muncul di samping nya.

"Ngapain lo disini?" tanya nya seakan tak menyukai kehadiran Nalendra.

"Jagain kamu" entah apa yang di ucapkannya. Nalendra sendiri pun tidak paham, ia mencoba agar bisa akrab dengan Azika, dan memberikan kata-kata manis.

Azika terkekeh, "Gue bukan anak kecil yang harus di jaga"

"Orang tua kamu khawatir Zi," jawabnya mengingatkan.

"Lo kenapa serius banget mau jagain gue? Gue aman-aman aja disini, ngga usah dengerin apa yang di bilang papah, papah itu cuma sengaja bilang gitu biar mamah ga khawatir. Jadi, lakuin aja hal tanpa harus gue bebani. Ya?" terang Azika, sejujurnya ia tidak tau jika Nalendra akan benar-benar memegang omongannya terhadap sang ayah. Padahal kan bisa saja ia melakukan aktivitas sesukanya tanpa harus di bebani Azika.

"Ini tanggung jawab aku, Azika." Tolak Nalendra, ia tidak peduli jika kegiatannya terganggu karena harus menjaga wanita itu.

"Serah!" kesal Azika berpasrah diri.

Jagung yang ia bakar sudah matang, waktunya menyantap makanan itu yang sedari tadi membuatnya ngiler.

Nalendra menatap Azika yang sangat lahap memakan jagung bakar nya. Azika juga ikut menatap Nalendra.

"Mau?"

Nalendra menggeleng, "Enggak."

"Yakali juga gue mau ngasih lo ini, bakar sendiri"

Setelah mengatakan hal itu tidak ada rasa bersalah dalam dirinya, ia hanya tertawa karena berhasil menjahili Nalendra yang sangat polos dan pendiam.

Vanya sedari tadi memerhatikan keduanya yang sedang asyik duduk bersama. Tubuh Vanya rasanya seperti terbakar tak sanggup melihat mereka berdua.

Vanya berdiri dari duduknya, ingin sekali menghampiri Azika namun di halangi oleh Yesa.

"Lo mau kemana? Jangan cari masalah deh Van, tahan aja dulu marahnya" cegah Yesa tidak ingin Vanya mencari masalah setelah masalah kemarin yang belum di lupakan sebagian siswa.

Vanya terpaksa mendengarkan omongan Yesa, lagipula yang di katakan ada benarnya juga, harusnya ia tampak merasa bersalah agar bisa di pandang masih mempunyai harga diri dengan murid-murid yang lain.

****

Setelah kegiatan barbequean selesai para murid yang lain di persilahkan untuk melakukan apa saja hari ini, karena kegiatan masih akan di mulai besok, jadi untuk hari ini para murid bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Lovhord Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang