5

391 18 0
                                    

Seorang pria duduk dikursi kerjanya, jantung nya dari tadi berdetak kencang. Mulai dari sang istri menelpon nya tiba tiba saat sedang ada rapat penting, dia tak menyangka bahwa nata ingin datang keperusahaan-nya padahal, dulu nata bahkan bersumpah tidak sudi menginjak kakinya dimana yang sudah menjadi milik Dia.

Namun, niel ingat bahwa istrinya sudah berubah secara perlahan, walaupun sedikit mengejutkan. Tapi dia bahagia akan perubahan itu.

Dia berharap bahwa semua ini nyata, dia tak sanggup jika itu semua hanya mimpi.

Brak...

Niel mengelus dadanya karena kaget, dia menatap kearah pintu yang didobrak oleh seseorang wanita. Wanita itu menatap niel dengan wajah sumringah.

"Siang ganteng, udah makan belum? Kalau belum, apakah kanda ingin makan bersama dengan dinda? " Ucap wanita itu dengan ala ala seperti seorang pengeran yang mengajak Cinderella berdansa.

Namun, ini dilatar belakang lain, Jika alurnya mengajak berdansa tapi ini malah sebaliknya.

Niel diam saja, wanita itu menggeram kesal.

"Wahai kandaku apakah kau tidak bosan dengan tumpakan kertas kertas yang penuh dengan tulisan. Kertas itu membuatmu pusing aku membuatmu tenang wahai kanda, " Wanita itu tersenyum nakal kearah niel.

Niel menghela nafas gusar.

"Sudahlah nata, aku bisa pusing ini. " Wanita itu tak lain tak bukan adalah nata.

"Hehehe, sorry. " Nata mendudukka diri-Nya dikursi depan niel.

"Eh niel, emang ada karyawan nama nya Kara Adellia? " Setelah meletakkan paper bag yang dia bawa, nata langsung duduk didepan meja niel.

"Hem? " Niel bangkit lalu berjalan kelemari belakang tangan-Nya mengambil sebuah tumpukan kertas, lalu menyerahkan nya kepada nata.

Nata bingung, diakan cuman nanya kenapa dikasih tumpukan kertas kegini?

Niel yang faham dengan tatapan nata pun berkata, " Aku gak tau karyawan yang mana yang kamu maksud, jadi aku kasih daftar nama nama yang kerja dikantor aku. "

Nata meangguk cepat, dia pun membuka berbagai lembaran kertas, dia membaca dengan teliti nama nama orang yang tertulis dikertas itu.

Niel mengangkat dagunya, dia menatap penuh puja kearah nata yang asik dengan dunia-nya. Niel terkekeh pelan, sebenarnya pikirannya tak pernah terlintas bahwa dia dan nata akan menjadi akrab seperti ini.

Setelah kejadian waktu itu, dimana nata jatuh dari tangga, niel ingat orang yang dia bunuh. Harus-nya dia berterimakasih dengan pelayan itu, karena telah membuat nata jatuh dari tangga.

Bukan! Bukan ingin memihak kepada pelayan itu, tapi gara gara pelayan itu niel dam nata berbaikan. Bahkan mereka berjanji membuka lembaran baru bersama, niel senang sekali saat mengingat dia memeluk nata tanpa paksaan.

Dulu, sebelum nata berubah. Niel sering atau lebih tepatnya hampir setiap hari memeluk nata diam diam saat tidur.

Namun sekarang dia bisa bebas memeluk nata!

Nata pun menemukan karyawan yang bernama  Kara Adellia.

' cuman jadi karyawan kok bangga! Kek gue lah! Jadi istrinya! ' tanpa sadar nata tersenyum miring.

Niel yang dari tadi menatap nata dengan intes itu mengerut dahi bingung.

Apa yang sedang dipikirkan oleh wanita didepan? Dia bertanya tanya kepada dirinya.

Nata mengingat sesuatu, dia pun menutup kertas itu lalu meenaruhnya didepan niel, tangannya mengambil paper bag yang dia bawa lalu membukan-nya.

"Liat! Aku bawa makanan buatan aku sendiri, spesial buat kamu! Ayo coba. " Nata mengangkat sendok yang sudah berisi nasi dan sayuran yang masak kedalam mulut niel.

Niel pun membuka mulutnya, dan hap! Makanan itu masuk kedalam mulut, dia meangguk. Lumayan enak, tenyata berburuk sangka dengan nata, awalnya dia kira makanan yang dibawa nata tidak enak, Eh ternyata enak.

Jadi, jangan menilai buku dari sampulnya saja nilai-kan lah dari isinya.

Berburuk sangka dengan seseorang itu tidak baik loh, apa lagi dengan istri tercinta uwaw!

Nata menatap dengan wajah semangat, dia susah susah loh masakin buat suami tercinta, tolong dong dipuji! Butuh pujian dari suami. Pujian sang suami ampuh menghilang 5L.

Lemah, letih, lesu, loyo, lembek.

"Gimana rasanya? " Tanya nata dengan senyum lebar.

Niel meangguk, " Hem, enak! " Mulut nata terbuka lebar, serius loh! Suaminya puji dia sama senyumin dia loh!

Fiks nih, makin cinta nih nata eh lebih tepatnya Andrea.

Nata menyuapi niel hingga habis, "mau minum? " Niel meangguk.

Nata tersenyum, " Tenang say! Aku ambilin minum buat You, jadi You jangan kemana mana. " Ucap nata tanpa sadar dirinya menggebrak meja itu.

Brak..!

Nata berlari keluar dari ruang kerja pribadi niel, niel yang berada diruang hanya menghela nafas.

Berubahnya menyala banget.

Sampe sampe orang geleng geleng, bahkan bisa nih bikin jantungan setiap hari, main sih gebrak pintu, tendang pintu.

Gak sakit? Maksud-nya pintu sama mejanya.

****

Nata berjalan kekantin kantor suaminya, iyaa cukup jauh, Dia harus menggunakan lift untuk kekantin bawah.

Ting...

Lift terbuka, nata keluar dari lift biasa, dia tidak mau menggunakan lift khusus sang suami, karena nata adalah anak baik dan tidak sombong tentu-nya.

Nata memesan satu jus kotak dan air mineral saja, hingga pesanannya sudah diambil oleh pelayan dia pun berjalan menjauh dari kantin itu. Namun, siapa sangka? Dia mendengar suara seseorang yang seperti mengejeknya.

"Oh girl, liatlah! Katanya dimanjain sang suami. Terus suaminya mana? Karyawan iya? Ouh! Kek aku dong, punya pacar CEO! " Dengan lantang wanita itu berucap, nata menatap sinis kearah wanita itu, angkuh sekali.

Mana ngaku ngaku suami orang pacarnya pula, Minta dibanting kek nya!

Nata hanya mengakat bahu acuh, berjalan menghiraukan ucapan wanita tadi.

"Hahaha, liatlah kara. Orang yang kau bilang menghina mu di cafe waktu itu mau kabur tuh, malu pasti! " Ucap Gea dengan tersenyum miring.

Nata menghentikan kakinya, dia berbalik. Oh sepertinya ada yang ingin bermain dengannya, oh shit! Nata tidak bisa menahan-nya kalau begini.



I Love You Mas Niel! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang