16

67 6 0
                                    

Kalian tau pasti ada sedikit
Keliruan yang aku alami dan dalam cerita ku ini. Banyak yang kurang, karena penulis hanya hobby ku saja. Dan sedikit info bahwa, aku buat kalau si kandungan nata itu dua bulan. Anggap aja gitu iya!
_________________________________________

2 bulan kemudian.

"Ngapain kamu disitu nata? "

Nata berbalik ia tersenyum tipis kearah niel yang memegang sebuah paper bag pesanan nata. Nata membuang selang air dari tangannya, ia mengambil paper bag dari niel.

"Sayang...? "

"Makannya jangan disini, ganti dulu baju kamu. Liat itu, basahkan. ayo sini, " Niel memegang tangan istrinya, lalu menggiring masuk kedalam mension.

******

Dengan kain putih yang membaluti tubuh nata, niel menatap istrinya yang memakan martabak. Awalnya ia kira bahwa nata ingin sesuatu semacam benda, tapi nyatanya tidak. Ia malah ingin sebuah makanan, yang niel tidak tahu. Niel saat ini bertanya-tanya, dari mana istri tercinta nya tau kalau ada makanan yang bernama 'martabak' bukan kah hal semacam itu aneh?

Dan kenapa nata tidak jijik dengan makanan yang berada dipinggir jalan.

"Makanan pinggir jalan, " Ucap niel mencoba mengatakan bahwa makanan itu berasal dari jualan dipinggir jalan.

"Terus? Lagian aku mau kok, " Ucapnya.

"Kamu beda banget, " Ucap niel, nata menghentikan suapan nya, ia menatap niel yang memakai kacamata. Mata menutup layar hapenya.

"Lalu? "

Niel memundurkan dirinya saat nata tiba-tiba mendekati nya, ia menatap kearah nata.

"Bukankah kamu tidak suka makan ditempat seperti itu? "

Nata terdiam ia tersenyum miring, " Yes, tapi sekarang sudah tidak, lagian aku tidak akan jijik lagi. "

******

"Bagaimana bisa Baron?!! "

"Kenapa jadi seperti ini?! Seharusnya wanita ulat itu bisa melumpuhkan pria itu! Sialan! " Teriak seseorang wanita yang berada di sebuah ruangan gelap.

"Hei ren? Are you crazy? Kau lah yang meminta ku untuk mengendalikan ini semua, "

"Lalu kau ingin menyalahkan ku? Oh girls, seperti kamu lupa berkaca, begini saja. Dari pada aku masuk kedalam dunia gelap mu, lebih baik kita hentikan saja kerja sama kita. "

Prangk....!!

"It's not easy for you to say that, Baron!"

"Why? Kenapa tidak mudah, lagian aku sudah mengatakan nya ren. Jadi... "

"Selamat tinggal. "

"Sialan kau Baron!! " Teriak wanita itu, ia membanting ponselnya hingga hancur.

******

Suara burung burung berkicauan diatas pohon, bunga bunga bermengkara, suara mobil melaju dengan kencang membuat suasana disana tambah rius. Jalan yang ramai namun tertutup oleh kaca mobil yang hitam, seorang wanita melajukan mobilnya dengan kesetanan.

Wanita itu keluar dari mobil nya setelah  masuk kedalam rumah besar dan mewah, ia melangkah ke sebuah pintu lalu menendangnya. Tangannya mencari cari sebuah dokumen, yang berisikan sebuah rahasia.

"Mona? Akhirnya kita bertemu sekarang, " Ucap seseorang pria yang bersandar dipintu.

"Nielsen?!! "

*****

"Kemana suamiku daisy? "

Seorang pelayan membungkukkan dirinya didepan mata, "mohon maaf nyonya, saya tidak melihat tuan niel dimension ini. "

"Huh, kemana dia? " Gumam nata.

"Kau boleh pergi Daisy, " Ucap nata, Daisy pun pergi meninggalkan nyonya nya sendiri, nata berjalan masuk kekamarnya, Lalu menguncinya.

******

"Mona, kau berencana untuk menghancurkan rumah tangga ku dengan nata mona?? " Tanya niel, ia tersenyum misterius kearah mona.

"Aku... Aku bukan mona!! "

"Oh iya? Bukan kan mona memiliki wajah jelek, sekarang ump... Kau seperti nya melakukan operasi plastik, " Ucap niel dengan wajah datar.

"Jangan menyangkal mona, kau kira aku tidak tahu bahwa selama ini, kau lah yang telah menyebarkan berita yang tidak baik kepada sahabatmu sendiri. "

"Monanda Docclin, seorang arti papan bawah, upss. Maksudku artis yang sedang naik daun, mona. Kenapa kau merubah wajah jelek mu itu? Rasanya konyol jika aku sebarkan wajahmu itu. "

Mona menatap penuh dendam kearah niel, sedangkan niel tersenyum lebar akan wajah memerah dari mona.

"Dan tentang adik tiri mu, kenapa kau menyalahkan ku? Salahkan saja adik mu itu yang- wow! Kau main kasar rupanya, " Ucap niel, saat mona tiba-tiba membanting pot bunga besar disebelah nya.

"Berhenti menyalahkan adikku!! Kau lah yang salah, kenapa kau tidak Terima dia?! "

"Heh? Orang gila mana yang mencintai suami orang? "

"Kau!! Kau menyebut adikku gila? Dia tidak gila sialan! " Mona mengambil sebuah vas kecil lalu melemparkan nya kearah niel.

Niel yang tau akan bahaya, itu pun langsung bergerak cepat menjauh dari lemparan vas, dan iya. Ia tidak mengenai pecahan kaca yang hancur diatas lantai.

"Oh Mon, tenangkan lah dirimu. Kau tidak melihat? Bahwa hidungmu menjadi panjang? Hahaha. "

"Kau!! "

Dor...!!

Suara tembakan terdengar nyari dimension besar, niel menatap datar kearah mona yang tersandar dengan memegang dadanya. Mona meringis kesakitan, ia menatap tajam kearah niel sebelum kematiannya.

Niel pergi dari sana lalu meminta bawahannya untuk memastikan cctv disemua ruangan, setelah memerintahkan itu. Ia pergi dari sana dengan senyum misterius.

******

Suara ketukan dari pintu kamar nata terdengar, nata menatap jam dinding dikamarnya. Jam enam sore? Kenapa tidak ada yang membangun kan nya? Nata menepuk dahinya, ia lupa bahwa pintu kamar dikunci olehnya.

Nata bangkit lalu berjalan kearah pintu, lalu membukanya. Setelah terbuka, sebuah pelukan erat langsung dilayangkan oleh seseorang pria kepada istrinya.

"Hei! Kenapa lagi ini? "

"Tidak ada, aku hanya rindu denganmu, " Ucap niel dengan memeluk tubuh istrinya yang mulai berisi.

"Dari mana kamu niel? "

"Aku dari kantor, dan ada masalah sedikit. "

I Love You Mas Niel! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang