4

637 27 0
                                    

Disiang ini nata sedang berada di sebuah cafe, sesuai apa yang nata ucapkan. Bahwa nata akan ikut reunian antara ibu-ibu mungkin.

Saat ini nata sedang bertengkar kecil dengan niel, Iya karena kecemburuan niel.

Dia menatap tajam kearah niel, " Iya! Aku gak bakal kepicut sama pria lain kok, kamunya aja yang cemburuan! "

Niel membalas tatapan tajam nata dengan lebih tajam, " Itu tandanya aku gak mau kehilangannya kamu! " Nata mencibir mendengar ucapan niel.

Niel menghela nafas gusar, " Astaga nata! Denger gak sih apa kata suami. Gak boleh ngelawan sama suami! "

Merry keluar dari cafe, dia menatap menantunya dan anaknya yang sedang bertengkar. Dia menghela nafas, tadi malam aja akrab lah sekarang.

"Astaga, Niel. nata! Kalian ini udah dewasa! Emang apa sih masalahnya kalian bertengkar? " Tanya merry dengan wajah lesu.

Nata menunjuk tangan-Nya tepat didepan wajah niel, " Ini mi, niel dia cemburuan banget jadi orang. Aku gak bakal suka sama pria lain! Kan ada mami disini, aku gak bakal dideketin sama pria lain kok! "

Niepl mengalihkan tangan nata dari wajahnya, dia menatap tajam kearah nata, "kalau gak ada mami kamu bakalan deket sama pria lain kan?! "

Nata menatap tidak suka kearah niel, " Gak gitu juga-! " Ucapan nata dihentikan karena ada sebuah tangan mencubit bibirnya.

Merry memghela nafas gusar, tangan-Nya memegang tangan nata erat.

Dia mengangkat tangan-nya dan nata, "nih liat! Mami bakalan jaga nata! Jadi kamu udah boleh pergi! Kalo gitu kami masuk duluan. " Nata diseret oleh  merry.

Mobil yang digunakan oleh niel pun pergi dari lingkungan cafe.

****

Nata mendengar obrolan para ibu-ibu yang sedang memamerkan menantunya, tentu saja nata juga dipamerkan. Kalau tau seperti ini nata mana mau temenin merry reunian.

Hingga seseorang wanita berjalan mendekat kearah meja mereka.

"Maaf tan, aku terlambat. " Nata pun menatap kearah seorang wanita.

"Gak papa, sayang. Ayo duduk sini deket tante, " Wanita itupun duduk didekat tante-nya.

Theresa tersenyum kearah para ibu-ibu disana, " Maaf ya jeng, ini Kara Adellia keponakan saya. Dia kerja dikantor milik anaknya jeng merry. " Ucap Theresa dengan tersenyum manis kearah merry.

Merry pun tersenyum tak kalah manis.

"Oh, itu mah biasa jeng resa, " Ucap merry.

Nata hanya hanya diam dia malas berdebat okey, pikiran nya pun sedang memikirkan alur komik yang masih dia ingat.

Kara menatap kearah nata dari atas hingga bawa, " Disitu kenapa diam mulu? Bisu iya? " Sindir kara. Nata menatap kearah Kara, lalu terkekeh.

"Disitu kok gak bisa diam, kepedasan atau kepanasan iya? " Sindir nata tak kalah tajam.

"Oh gak kok, kamu kerja dimana? Aku kerja di Geoffrey company. " Ucapnya dengan senyum manis, namun bermuka dua.

Nata menatap kearah Kara dengan tatapan malas, "oh aku pengangguran kok, "

Kara menatap prihatin kearah nata. " Beban orang tua iya? " Sindir Kara. Nata mendengar itu hanya tertawa pelan, Kara enak sekali iya, menghina orang.

"Gak, lebih tepatnya lagi dimanjain suami. Kamu kapan punya suami? Gak baik sendirian mulu, nanti digoda setan loh. "

Nata bisa melihat tangan Kara yang mengepalkan, nata sangat ingin sekali tertawa terbahak-bahak, pintar menghina, Harusnya juga pintar menjawab, Kalo cuman modal menghina tapi sekali gocekan udah kalah itu mah mana paten.

Nata dan merry saling bertatapan mereka berdua senyum tipis penuh kemenangan.

"Manja banget iya kamu, walaupun aku sendirian tapi aku pengen mandiri dulu. Biar nanti anak anak aku bisa ngikut cara aku, mereka nanti pasti gak bakalan manja. " Ucap Kara dengan mengambil minum diatas meja.

Nata berdehem, " Anak itu memang harus dimanjain dulu, kalau soal mandiri dia bisa belajar dengan ayahnya. Lagi pula, kalau kau mendidik secara keras agar dia mendirikan, percayalah anakmu akan menjadi keras kepala. "

Nata menatap cengoh kearah Kara.

Brak...

Kara menggebrak meja itu, dia menatap marah kearah nata lalu pergi dari sana meninggalkan Theresa yaang malu.

Merry menatap nata, nata yang ditatap hanya mengangkat bahunya.

"Bukan salah ku, " Ucap nata dengan Gerakan bibir tanpa suara.

****

Di siang, ini nata berencana untuk pergi kekantor sang suami, dia sudah memasak, Tentu masakan itu spesial untuk suami tercintanya.

taksi berhenti di sebuah perusahaan yang bernama Geoffrey company. Nata keluar dari taksi lalu membayarnya, setelah taksi itu pergi. nata menatap kagum kearah perusahaan yang dimiliki oleh suaminya.

Walaupun itu hanya perusahaan cabang dan masih besaran perusahaan yang ada di kota asal mereka, tapi ini serius! Nata kagum tau.

Bisa bisanya, suami sesempurna seperti niel di sia-siain rugi tuh!

Nata langsung berjalan masuk kedalam perusahaan, dia menatap kearah seorang resepsionis. Tanpa pikir panjang nata berjalan kearah resepsionis itu.

"Ada yang bisa saya bantu kak? " Seperti resepsionis pada umumnya, dia pasti bertanya apa yang diinginkan atau dibutuhkan.

"Lantai berapa ruangan niel? " Resepsionis itu terdiam, niel? Niel siapa? Dia pun meangguk paham.

"Maksud anda tuan orson? " Nata meangguk dengan gagap.

'Tuan orson? Hah. Gue aja manggil dia niel, apa gue special iya? Tapi mama gue juga manggil dia niel! Mungkin buat orang terdekatnya! ' batin nata kecewa.

"Kak?! " Nata tersentsk kaget.

"Iya? "

"Maaf mengagetkan anda, tapi anda siapanya tuan orson? " Tanya resepsionis itu dengan wajah bingung.

"Saya istrinya, " Ucap nata, mbak resepsionis itu terjelok kaget.

"Maaf nyonya! Maafkan saya karena tidak mengenali anda! " Nata tersenyum canggung menatap sekitarnya, karena orang orang menatap kearah mereka berdua.

"Oh gak papa! " Jawab nata cepat.

Resepsionis itu meangguk syukur, " Jadi nama anda Nata Lisandra Geoffrey itu nyonya? " Nata meangguk malas.

"Anda sudah ditunggu oleh tuan orson nyonya. Apa perlu saya antar? " Nata menggeleng cepat.

"Gak usah, saya bisa sendiri. " Ucap nata, dia pun berjalan masuk kedalam lift, tangannya pun memencet tombol lift.








I Love You Mas Niel! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang