10

175 10 0
                                    

di sebuah ruangan yang mewah dan elegan, terdapat seorang wanita duduk dengan wajah kesal dan marah, dia sudah berapa kali mencoba mendekati targetnya.

lebih tepatnya takdir.

wanita itu dibuat kesal karena istri sialan dari takdirnya Tiba-tiba berubah, berubahnya pun hingga membuat alur komik menjadi rumit.

prangg...!

dia membuang gelas kaca kedinding, rencana nya dari awal hingga ini, dibuat hancur.

karena, wanita sialan itu!

"gue gak mau Nielsen jatuh cinta lagi dengan wanita sialan itu! takdir mengirimkan gue sama Nielsen! bukan dengan wanita sialan itu! " ucapnya dengan mata mengkilap akan amarahnya, takdir nya tetap takdirnya.

berubah, maka dia akan berulah.

dipikiran nya, selalu ada nama Nielsen, Nielsen, dan Nielsen.

bisa dikatakan bahwa dia terobsesi dengan Nielsen, ayolah.

yang awalnya hanya mencintai karena tak nyata, namun sekarang sudah nyata, percayalah bahwa ia akan melakukan hal yang bisa dia lakukan.

demi nielsen.

Bwahawahaa..!!

Wanita itu tertawa kencang, ia akan selalu menjadi bayang bayang dalam keluarga kecilnya orang yang dia cintai.

"Cukup satu kali aku menyerah didunia ku dulu, namun sekarang sepertinya tidak, Nielsen. " Wanita itu tersenyum smirk, dia menatap langit langit kamarnya.

"Tak akan lama lagi, kau akan menjadi milikku seutuhnya, badan mu. Akan aku nikmati dengan kepuasan, " Ujarnya dengan pekikan senang.

Gila! Sungguh ia sangat Gila, hanya dengan membayangkan wajah Nielsen.

Dia memutar gelas kaca ditangannya, " Seperti nya, kerja sama dengan wanita jelek itu lumayan menarik, " Gumam nya, dengan berbagai rencana licik tercetak.

****

Niel duduk di sebuah cafe dengan seorang wanita, yang sudah berstatus sebagai istrinya.

Dia menatap wajah wanitanya dengan wajah bahagia, ini lah moment yang paling membahagiakan bagi niel.

Nata mengangkat kepalanya dari buku menu yang ada dipangkuan nya, nata menatap niel dengan wajah takut yang dibuat buat.

"Niel, berhentilah menatapku seperti itu, apa lagi senyum mu itu terlalu mengerikan, " Ucap nata dengan bergidik ngeri.

Niel hanya mengangkat bahunya acuh.

"Lagian, kenapa bisa aku memiliki istri secantik kamu? "

"Mana ketehe! " Niel menatap bingung kearah nata, lalu tertawa.

Tangan kekar niel mengelus rambut nata dengan lembut, " Mau lagi hem? " Nata menggeleng.

Mana mungkin perutnya bisa menampung makanan lagi, sedangkan diatas meja saja masih banyak.

"Eh, bukannya kamu masih banyak kerjaan? Kenapa nemenin aku jalan jalan? " Tanya nata kepada niel dengan wajah bingung.

"Aku mau kamu berhenti kerja dikantor ku, " Nata menatao niel lama.

"Alasan? "

Niel menghela nafas gusar, dia mengangkat bangkunya mendekat kebangku nata, lalu membisikkan sesuatu kelingan nata.

"aku gak mau kamu diliatin pria lain, kamu tau kan aku cemburu! Tapi kamunya biasa biasa aja, seolah olah singel, gak punya status, " Kesal niel, nata mendengar alasan niel dibuat tertawa, kekanakan sekali niel ini, nata tau niel cemburu.

Tapi jangan seperti ini, lihat wajah khas datarnya digantikan dengan wajah cemberut itu.

Nata menyentil dahi niel, " Situ terlalu sayang istri sih, jadi gak normal, cemburu? Atau fosesif nih? "

"Tau ah! "

Nata tersenyum lalu menatap handphonenya yang berbunyi, tenyata ada  chat dari ibunya, mamanya nata.

"Siapa? "

Nata menatap niel lalu tersenyum, " Mama aku, " Niel memalingkan mukanya karena tak tahan dengan senyuman manis sang istri tercinta.

Sementara itu, nata yang asik dengan handphone berbeda dengan niel yang sedang berpikir keras, tentang nama siapa yang wanita itu ucapkan.

"Andrea Mitchell, siapa nata? Aku terus kepikiran tentang nama itu. Kamu... Kenal dia? " Tangan nata berhenti mengetik, apa dia harus jujur? Atau, berbohong.

"Ehmm? Entah, aku gak tau sih siapa itu Andrea Mitchell. "

Niel meangguk, lalu tak lama tersenyum tipis.

"Udahlah, lupain aja niel, itu ganggu pikiran kamu aja, aku udah selesai kita balik yuk! " Nata bangkit dari duduknya lalu menyeret niel keluar dari sana.

****

Dua orang wanita saling berpandangan, mereka sedang membicarakan tentang seseorang.

"Bagaimana? Kau setuju? "

Wanita berbaju putih itu menatap sengit kearah wanita yang berbaju biru tua.

"Jujur saja, rencana mu murahan sekali, namun aku setuju. Oh iya, memang ada hal apa sampai sampai kau membenci wanita sialan itu? " Wanita berbaju putih itu tersenyum smirk.

"Aku tidak membenci wanita itu, tapi aku membenci suaminya, gara-gara dia saudara kandungku meninggal karena tak sanggup cintanya ditolak oleh pria itu! " Geram wanita berbaju biru tua, mengingat hal itu membuatnya sangat membenci pria yang telah membuat saudaranya mati.

Walaupun tak bisa mencelakai pria itu! Tapi masih bisa mencelakai istri yang dicintai nya.

Wanita berbaju putih tertawa miris dengan cerita sang partners nya ini, sunggu diluar dugaan.

Namun, sedikit bermain main dan berhianat tidak masalah, One mistake doesn't mean you give up.

Rencana awal, tetaplah rencana. Tak peduli lawan yang penting melawan, ada resiko mau pun non-resiko.

"Sesuai rencana, aku akan memulainya dua minggu lagi, jika gagal. Maka rencana B yang akan kita gunakan, tentu ada campur tanganmu, "

"Hem aku tau, I will not betray you okey, " Wanita berbaju putih itu tersenyum smirk.

"Deal? "

"Hemm? Okey deal! " Mereka pun saling berjabat tangan, lalu tersenyum miring satu sama lain.

Satu jatuh, tidak masalah. Salah langkah playing victim melangkah.

I Love You Mas Niel! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang