Surrogate Wife : 03

4.1K 176 2
                                    

Melihat keterdiaman Diandra dan Cleo kemarin, juga kedua pria itu yang kemudian meminta maaf satu sama lain. Siena menyimpulkan bahwa kedua pria itu bertengkar sebelumnya, dan Siena menemukan jawaban mengapa Diandra marah saat mengetahui ia membiarkan Cleo masuk kedalam apartemen.

"Pantas saja seperti banteng merah, ternyata mereka memang sedang bermasalah." Gumamnya dengan kaki yang melangkah menelusuri berbagai macam bahan makanan di supermarket. Maniknya melihat-lihat berbagai kebutuhan dapur, namun Siena bingung harus membeli apa.

"Diandra menyukai masakan seperti apa ya?" Siena tidak terlalu pandai memasak, namun setidaknya masakannya masih layak untuk dimakan. Jadi dengan begitu, Siena berani memasak untuk Diandra.

Diambilnya beberapa bahan dan dimasukkan kedalam keranjang, Siena beralih memilih cemilan yang sedari tadi menjadi fokusnya, tidak lupa juga minuman kaleng yang beragam rasanya.

Setelah selesai, Siena membayar semua itu dan pergi. Jaraknya tidak terlalu jauh dengan apartemen, jadi Siena memilih berjalan kaki. Pemandangan sore ini cukup indah, banyak kendaraan yang berlalu lalang didepannya.

"Haruskah aku jalan-jalan sebentar?"













••••••••••














Saat masuk kedalam apartemen, Diandra merasa heran karna semuanya gelap juga sepi. Diliriknya arloji ditangannya, namun ini masih terbilang belum waktunya untuk tidur. Diandra menekan saklar lampu dan kini terang benderang, kakinya melangkah kearah jendela yang masih terbuka lebar, lalu menutupnya.

Maniknya menatap kesegala arah, benar-benar sunyi seperti tidak ada kehidupan lain. Kesunyian dan kedamaian ini sama seperti dulu, sebelum akhirnya ia membawa mahluk cerewet kedalam apartemen ini. Walaupun baru sekitar 2 Minggu, namun perbedaannya cukup jelas.

"Dulu aku merasa sangat kesepian." Kepalanya menoleh saat mendengar suara pintu yang terbuka, dalam diam Diandra menunggu orang itu masuk dan kemudian menutup pintu itu kembali.

Perempuan itu masih tidak sadar. Dari mulai membuka sepatu, menyimpan belanjaan didapur, hingga membuka Hoodienya dan hanya menyisakan kaos tipi, Diandra melihat semuanya.

"Ternyata disaat dia sendiri, tidak seberisik saat bersamaku." Ini kali pertamanya Diandra melihat Siena yang tidak banyak bicara, terlihat kalem dan seperti seorang pemalu. Itu mengingatkannya pada Yena, kekasihnya yang sangat pemalu dan pendiam. Itu sebabnya Diandra sangat mencintai Yena, karna perempuan itu tidak pernah berisik seperti istri penggantinya sekarang.

"Sejak kapan kau disini? Tapi mengapa aku tidak melihatmu tadi?" Pertanyaan tiba-tiba dan wajah yang sangat dekatnya membuat Diandra terperanjat. Hampir aja Diandra membogem wajah itu jika saja dirinya tidak buru-buru sadar.

"Buang kebiasaanmu yang datang secara tiba-tiba." Ketusnya dan mendorong kening Siena agar menjauh darinya. Diandra berjalan menjauh dan naik kelantai dua tanpa menghiraukan Siena yang malah tertawa kecil.

"Diandra memang sangat menggemaskan jika tengah terkejut." Siena sudah beberapa kali melihat pria itu terkejut akibat ulah teman-temannya, namun baru kali ini Siena yang membuat Diandra terkejut. Mata dan bibir pria itu terbuka lebar, sangat beda jauh dengan ekspresi yang sering Diandra gunakan.

"Haruskah aku membuatnya terkejut setiap saat?" Sepertinya itu ide bagus, dengan begitu Diandra akan sangat kesal padanya dan pada akhirnya diam-diam pria itu selalu mengawasinya karna waspada.

Siena kembali kedalam dapur, rencananya awalnya ia akan memasak untuk makan malam. Namun saat melihat Diandra melamun didekat jendela tadi, membuatnya tidak tahan untuk menghampirinya.

Surrogate Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang