Surrogate Wife : 04

360 36 0
                                    

Diandra berjalan dengan tegas, menghampiri seorang perempuan diambang pintu perusahaannya. Dirinya sangat sibuk, namun ada saja gangguan yang membuat amarahnya meluap.

"Ada urusan apa kau kesini?" Tanyanya tajam tanpa mengalihkan sedikitpun tatapannya.

Tersenyum cerah, Siena mendekati Diandra dan menyodorkan paper bag ditangannya. "Aku kesini ingin menjemputmu, sudah lima hari kau tidak pulang, sekaligus aku ingin mengajakmu makan malam."

Diandra berdecih, menarik paper bag itu dan membuangnya kesembarang arah. "Pergi dari sini."

Terdiam mematung, menatap tak percaya masakannya yang berhamburan keluar karna ulah pria didepannya. Siena mendongak, menatap kecewa manik mata itu. "Semudah itu? Semudah itu kau membuang pemberian dariku?" Telunjuknya menunjuk kearah dimana makanannya berhamburan, namun tatapannya masih menatap wajah Diandra.

"Kau pikir kau siapa hah? Jika tidak mau setidaknya katakan! Aku tidak akan memaksa!" Dan setelahnya Siena pergi, meninggalkan Diandra yang masih pada keterdiamannya.

Matanya terus menatap kepergian perempuan itu sampai benar-benar menghilang ditelan taxi. Diandra sama sekali tidak berniat mengejar perempuan itu, biarkan saja dia pergi tanpa memohon kepadanya agar pulang.

"Bodoh!" Maki seseorang dibelakang sana saat melihat paper bag yang tadi Diandra buang, makanan itu benar-benar berhamburan keluar karna saking kerasnya Diandra melempar.

Sedangkan didalam taxi, Siena tengah menggigit kukunya. Suara perdebatan dua orang lewat earphone ditelinganya sangat jelas. Mereka menyuruhnya agar sedikit melawan dan tidak lemah hanya karna berhadapan dengan orang yang Siena suka. Mereka juga yang membuatnya berani mendatangi kantor Diandra dan membentak pria itu tadi.

"Harusnya kau tidak langsung pergi! Keluarkan saja makian yang mau punya!"

"Heh! Kau mengajarkan temanku yang tidak baik!"

"Salahnya yang sangat lemah dihadapan suaminya sendiri, lawan dan taklukan hatinya dengan cara kau sendiri Siena! Jangan biarkan dia terlalu lama mendiamkanmu dan kau hanya diam menerima. Payah sekali!"

Siena menghela nafasnya. Menyandarkan punggungnya dan melipat tangannya didepan dada, mematikan panggilan lewat earphone itu lalu menutup matanya.

Mungkin usahanya kurang keras, sehingga Diandra masih pada pendiriannya. Sulit sekali mencairkan es yang ada didalam hati pria itu. Siena sadar, memang tidak mudah, namun bisakah Diandra sedikit saja melirik kearahnya?

Dan soal bekal yang Diandra buang tadi, jujur Siena merasa sakit hati dan kecewa. Siena sudah susah payah dan penuh cinta membuatnya khusus untuk Diandra, tapi dengan mudahnya pria itu melemparnya.

Menghela nafas panjang dan menyuruh sopir taxi itu untuk berbalik arah. Siena mengurungkan niatnya untuk keapartemen, ia ingin merilekskan pikiran nya terlebih dahulu.






••••••••••••••






Diruangannya, Diandra tengah menatap dalam diam ponsel ditangannya. Mengabaikan Joshua, Cleo dan Jelio yang tiba-tiba saja datang tanpa di undang malam-malam seperti ini, membawa kericuhan dan kehebohan.

Biasanya Diandra tidak merasa terganggu sedikitpun. Hanya saja, kali ini mereka datang diwaktu yang kurang tepat.

"Kau menginap lagi disini?" Jelio memulai pembicaraannya dengan Diandra, melihat pria itu hanya diam saja membuat bibirnya gatal untuk tidak bertanya.

Tidak menjawab, Diandra masih memandangi layar ponselnya yang menampilkan seorang perempuan tengah berkeliling apartemennya seorang diri. Perempuan itu juga tengah membuat makanan yang Diandra perkirakan adalah untuknya.

Surrogate Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang