Setelah tidur siang yang cukup panjang, Athena akhirnya memutuskan untuk berkeliling Mansion Celeste. Dengan ditemani oleh Amelly yang selalu siap sedia, Athena berjalan anggun dengan dagu diangkat.
Clovera Lynne Celeste dikenal sebagai Lady kejam nan sombong. Wajah cantiknya selalu memasang ekspresi datar, bibir menggoda nya hanya menampilkan senyum smirk. Ya, setidaknya itu sosok Clovera yang orang-orang kenal.
Athena tentu berbeda jauh dari Clovera, dari sifat sampai sikap, keduanya bagai langit dan tanah. Sangat berbeda.
Namun, karena sekarang Athena berada di tubuh Clovera, perempuan itu berusaha terlihat seperti Clovera agar tidak ada yang mencurigai nya.
Huh, padahal ia bisa pakai alasan hilang ingatan.
Athena berjalan menyusuri lorong Mansion yang tampak megah dengan para pelayan yang sedang beraktivitas.
Kedatangan Athena membuat para pelayan menghentikan pekerjaan mereka, riak keterkejutan tak bisa disembunyikan. Athena jelas melihat tatapan takut yang dilayangkan hampir seluruh pelayan.
Ya, apapun itu Athena tak peduli. Ia memilih mengabaikan tatapan-tatapan tak mengenakkan itu. Athena sendiri tak berniat mengubah pandangan mereka akan sosok Clovera, Athena lebih baik memikirkan nasib nya dulu daripada mengurusi orang yang jelas-jelas tak menyukainya.
Terlalu merepotkan.
Langkah kakinya membawa Athena menuju sebuah taman. Taman ini indah, Athena mengakui itu. Selain terdapat air mancur di tengah taman, berbagai bunga pun ditanam di taman itu. Namun dominan bunga mawar yang terlihat. Ah, ada pula kolam ikan dengan air terjun mini yang menghiasi. Pepohonan rimbun tak luput di tanam.
Tempat yang cocok untuk bersantai.
"Nona, taman ini dibuat atas perintah mendiang duchess. Dan jika tidak salah ingat, duchess sempat berpesan pada ibu saya bahwa taman ini ia buat untuk putrinya." ujar Amelly menjelaskan.
Athena mendudukan diri di gazebo yang ada, tangannya bersedekap dada. "Oh ya? Ibunda bilang seperti itu?"
"Iya nona, ibu saya yang mengatakannya pada saya agar saya bisa menyampaikan ini pada nona, tentu saya masih ingat dengan jelas."
"Ame, tolong ambilkan saya camilan bisa?"
"Tentu bisa nona. Harap tunggu sebentar, saya akan mengambilnya untuk anda." Amelly berlalu dengan langkah tergesa-gesa.
Athena yang ditinggal seorang diri itu mulai melamun, memikirkan isi novel yang diingatnya.
"Ini udah sampe mana ya? Masih awal bab.. atau pertengahan? Aduh, gue lupa nanya sama si Amelly lagi sekarang tahun berapa." gumam Athena.
Ketenangan yang Athena rasakan terusik ketika telinganya mendengar derap langkah kaki yang seperti mengarah ke taman ini.
Begitu menatap ke sumber suara, Athena dapat melihat seorang perempuan cantik dengan gaun berwarna merah sedang berlari. Di belakang gadis itu terdapat dua pelayan dan dua prajurit yang tampak mengejar.
"Hahahaha, ayo tangkap aku jika kalian bisa~"
"Nona tolong jangan berlari! Anda bisa terjatuh!"
"Tidak kena wleee~"
"Nona!"
Tunggu dulu, Athena merasa familier dengan sosok gadis itu. Eum, biar Athena ingat dulu.
Rambut merah, warna mata merah juga, hidung mancung, alis cokelat, dengan senyum manis yang terpatri di bibir semerah ceri. Bukankah itu deskripsi Zellina?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Prince | On Going |
FantasyAthena mengusak rambutnya frustasi, matanya menatap sekitar tak habis pikir. untuk mendukung pemikiran gila-nya, gadis itu membenturkan kepalanya pada dinding, membuat rasa sakit ia rasakan. ini bukan mimpi! Athena rasanya ingin menangis saja. kes...