Caze menatap lukisan yang dipasang di kamarnya dengan tatapan sendu, disana terlukis sosok seorang perempuan cantik yang nampak tersenyum lebar dengan bunga dandelion di tangannya.
Sosok itu adalah Clovera, Caze melukisnya sendiri lalu di pajang di kamarnya berdampingan dengan lukisan keluarganya.
Begitu besar rasa sayang Caze pada gadis itu, wajar ia mengenal Clovera sejak kecil. Masih teringat jelas, saat ia pertama kali bertemu Clovera.
Saat itu ia dan ayahnya berkunjung ke kediaman Celeste untuk membahas kerja sama, padahal Caze baru memasuki usia 7 tahun. Namun, karena ia adalah penerus sang ayah, mau tak mau Caze harus ikut. Disana ia bertemu Davey, tapi karena lelaki itu jarang berbicara, Caze jadi tak kenal dekat.
Lalu pandangannya beralih, ia melihat sosok gadis kecil yang tengah berjongkok di sudut ruangan. Caze kecil tampak penasaran, benaknya bertanya mengapa gadis itu disana? Apa dia salah satu anak duke Dheren? Kenapa Caze baru melihatnya?
Pertanyaan itu terbayar, saat Clovera kecil disuruh mengantar Caze berkeliling. Disana, Caze berkenalan dengan gadis itu. Pertemanan mereka berlanjut hingga keduanya masuk akademi.
Ya, namun seperti yang pernah ia katakan. Hubungan pertemananya dengan Clovera sempat merenggang saat Caze curhat jika ia menyukai Zellina, adik tiri Clovera.
Caze tidak tau, bila Clovera sangat membenci gadis bersurai merah yang menjadi saudara tirinya. Caze terlalu fokus pada perasaan yang baru dirasakannya, hingga melupakan sang sahabat.
Kini, Caze menyesal. Ia ingin Clovera dekat dengannya lagi seperti halnya dulu. Caze ingin gadis itu menjadikannya tempat berkeluh kesah lagi, namun agaknya keinginan itu cukup sulit terwujud. Karena kini, Clovera berubah. Gadis itu tak sama dengan dulu, Clovera yang sekarang terasa asing bagi Caze.
Seperti Clovera adalah orang baru yang tak Caze kenal. Tapi Caze tentu tau bahwa pemikirannya itu salah, Clovera tetap lah Clovera yang ia kenal. Iya kan?
Tatapan Caze beralih, iris hitam legamnya menatap satu lukisan perempuan dengan tatapan datar.
Tangannya meraih lukisan itu, mengelusnya lembut sebelum merobek nya kasar. Lalu Caze melempar lukisan tak berbentuk itu asal.
"Clovera .... Clovera, aku disini. Caze mu disini, tatap aku, lihat aku. Kenapa kamu berubah? Dimana Clovera ku?" racau Caze, ia membelai halus lukisan berisi wajah Clovera.
"Aku sahabat mu bukan? Kembali lah padaku, kenapa kamu menjauh?"
"Aku harus apa?"
Caze sudah terlalu sayang pada Clovera, hingga rasa sayang itu mulai merambat naik menuju sebuah keobsesian yang tak seharusnya dimiliki.
Nyatanya, selama dua tahun berjauhan dengan Clovera membuat Caze hilang akal. Ia memang menyukai Zellina, tapi Caze menginginkan Clovera. Hanya Clovera.
Apa rasa itu pantas disebut rasa sayang sebagai sahabat?
*****
Athena meraih satu buku dengan halaman tebal, buku berisi sejarah tentang benua Clora.
Tadinya Athena hanya iseng pergi ke perpustakaan yang berada di selatan kediaman Celeste, namun kini Athena tampak tertarik dengan buku usang itu.
Jadi, ia segera mengambilnya dan membawanya menuju kursi dekat jendela besar.
Ia mulai membacanya dalam diam, semakin dibaca semakin tertarik Athena. Buku ini sangat lengkap, bahkan sejarah para bangsawan dari setiap kerajaan di benua ini tertulis di buku itu.
Dari penjelasan buku. Benua Clora memiliki sumber daya alam yang melimpah, kekayaan alam serta suburnya tanah membuat benua Clora menjadi satu-satunya benua paling tepat untuk di tinggali. Hingga, pada sekitar tahun 345 dalam kalender kerajaan, seorang pria menemukan keberadaan benua Clora. Pria itu lalu memutuskan membuat rumah disana, singkatnya karena ambisi yang kuat pria itu mulai membuat peradaban disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Prince | On Going |
FantasyAthena mengusak rambutnya frustasi, matanya menatap sekitar tak habis pikir. untuk mendukung pemikiran gila-nya, gadis itu membenturkan kepalanya pada dinding, membuat rasa sakit ia rasakan. ini bukan mimpi! Athena rasanya ingin menangis saja. kes...