TwentyFive | XXV |

3K 268 10
                                    

"Astaga! Ini yang kau maksud urusan penting? Lihat tubuhmu! Penuh luka! Astaga, Astaga, apa yang kau lakukan sebenarnya?"

"Ini hanya luka kecil," ia terkekeh geli.

"Hanya luka kecil!? Apa luka tusukan di perut termasuk luka kecil!? Astaga, astaga!" Athena menunjuk luka yang terlihat mengintip dibalik pakaian Dero yang sobek.

Namun lelaki yang dimaksud hanya menyunggingkan senyum tipis yang mampu membuat Athena darah tinggi.

"Luka kecil Athena, ini masih belum seberapa dengan luka yang pernah ku dapatkan." katanya, seolah bekas darah yang mengering disekitar perut bukankah masalah besar, padahal Athena yang tidak terluka saja mampu dibuat meringis hanya dengan melihatnya.

Tak habis pikir, Athena rasanya ingin memukul kepala Dero supaya otaknya normal sedikit. Tapi, karena jelas tidak tega, Athena hanya bisa mendengus kasar diiringi umpatan lirih.

"Ada apa ini? Aku mendengar keributan rumah tangga, apa yang terjadi? ASTAGA! KAU KENAPA DERO?" Chazell yang baru saja bangun deri tidurnya langsung disambut pertengkaran antara adiknya dan sang tangan kanan, lelaki itu semakin dibuat bingung begitu melihat kondisi Dero yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Kenapa dia bisa disini?"

"Ini rumah ku juga asal kau tau,"

Dero tidak membalas, namun dilihat dari ekspresinya yang datar sepertinya lelaki itu tak suka dengan kehadiran Chazell.

"Ck," decihnya lirih.

"Dero, kau ikut aku!" Athena menarik lengan Dero membawanya menuju kamar tempatnya tidur, namun belum masuk, Chazell sudah menahan.

"Ada apa?"

"Ada apa, kau bilang?! Untuk apa kau membawanya masuk kamarmu? Aku saja yang kakak kandung mu tidak dibolehkan, dia yang bukan siapa-siapa enak saja main masuk!" oceh Chazell dengan wajah yang merengut tidak suka.

"Aku mau mengobati dia kak,"

"Kan bisa disini. Bilang saja kau mau berduaan dengannya," Athena mengernyit, kenapa ia merasa Chazell seperti seorang kekasih yang sedang cemburu?

Dero hanya memutar bola mata malas, dengan tak sabar ia menarik tangan Athena dibawanya perempuan itu masuk kedalam kamar, lalu dengan kuat ia menutup pintu kamar diiringi gumaman lirih yang membuat pintu tidak bisa dibuka, alias terkunci.

"DERO SIALAN! MAU KAU APAKAN ADIK KU BAJ*NGAN! BUKA PINTUNYA! HEYYY!"

Didalam, Athena hanya bisa terdiam, ia melirik pintu yang tertutup rapat, terdengar juga umpatan-umpatan Chazell yang rasanya tidak bisa diutarakan lagi.

"Obati aku,"

"Hah?"

"Obati aku, η γυναίκα μου,"

"Hah?"

"Obati aku, sayang," Dero tersenyum manis, hingga membuat perempuan didepannya rasanya ingin pingsan saja.

"Ekhem, i-iya tentu saja! Ah, tapi aku harus kelu--

"Tidak perlu, cukup disini, aku akan sembuh." Athena terkekeh geli, ia menatap Dero dengan senyum menggoda, "Darimana kau mempelajarinya huh?"

"Rahasia,"

Athena tertawa, wajah Dero sangat lucu ketika mengatakannya. Kalau begini terus, Athena dapat pastikan ia akan jatuh hati pada lelaki itu.

Athena berhenti tertawa, ia mengamati wajah Dero yang sungguh unreal, lelaki itu terlihat sangat tampan dengan kemeja putih yang dikenakannya, tiga kancing kemeja sengaja lelaki itu buka, menampakkan sedikit dada bidangnya yang memukau. Lelaki itu sudah layaknya model yang siap di potret dengan posisi duduk yang agak menyandar ditambah kepala yang dimiringkan, tatapan matanya tertuju pada Athena.

Ruthless Prince | On Going |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang