Thirteen | XIII |

5.2K 380 8
                                    

Athena mengambil sebuah koran berisi berita hilangnya Clovera, ternyata duke Dheren bergerak cepat untuk menemukannya. Tapi, oh tentu Athena tak akan membiarkan pria tua itu menemukan keberadaannya.

Kini mereka sudah mulai memasuki daerah perbatasan antara kerajaan Arch dengan kerajaan Zwicht. Diperkirakan keduanya akan tiba keesokan harinya.

Hutan lebat menjadi jalan yang di lalui kereta kuda berwarna merah itu, jalan ini akan mengantarkan mereka lebih cepat daripada lewat alun-alun kerajaan.

Namun, hutan ini rawan sekali bandit. Banyak kasus bangsawan yang kehilangan nyawa dan harta di tempat ini. Jadi, Dero harus lebih waspada.

Akibat berita yang dikeluarkan duke Dheren, pihak duke Teo mengundur pernikahan mereka. Dengan syarat, bila Clovera tidak ditemukan dalam waktu satu minggu, perjanjian kerja sama antar kerajaan akan dibatalkan.

Jadi, pihak kerajaan Qruello juga turut turun tangan mencari keberadaan Clovera. Kini gadis itu sudah seperti buronan yang memiliki tindak kejahatan banyak.

"Daripada membuang-buang waktu untuk mencariku, bukankah lebih baik mencari pengganti ku saja?" Athena bergumam.

"Itu karena duke Teo hanya ingin menikahi anda, nona. Beliau tidak mau bila dengan gadis lainnya,"

Athena memijit pangkal hidungnya, tak habis pikir. "Dasar lelaki tua, sudah tau banyak wanita, masih saja ingin menikahi seorang gadis. Apa dia gila?"

Dero terkekeh, "saya rasa begitu."

"Memangnya, gadis mana yang mau dinikahkan oleh lelaki tua dengan wanita banyak? Aku yakin sekali, mereka pasti akan kabur seperti ku."

"Harta dan kekuasaan nona. Mereka akan mempertimbangkan dua hal itu, apalagi duke Teo adalah bangsawan tinggi di sana, kabarnya juga beliau dekat dengan raja Varro. Gadis mana yang tak akan tergiur oleh itu?"

"Tetap saja Dero. Mereka kan bisa mencari bujang, aku yakin banyak lelaki muda yang tampan dan sekaya lelaki tua itu."

"Seperti?"

Athena berpikir, kemudian menjawab. "Pangeran mahkota mungkin? Aku dengar keempat pangeran mahkota dari empat kerajaan di benua ini masih belum memiliki pasangan."

"Jika untuk bangsawan atas mungkin bisa. Tapi, untuk gadis biasa? Tanpa status bangsawan? Apa mereka bisa?"

Athena mendengus, "jodoh tidak ada yang tau Dero. Kan bisa saja pasangan keempat pangeran itu gadis biasa, iya kan?"

"Hm, bisa saja."

Dero menatap sang nona dengan tatapan hangat, rasanya ia ingin mendekat dan memeluk tubuh itu.

"Jika dapat memilih, anda ingin berjodoh dengan siapa nona?"

"Emh?" Athena mengalihkan pandangan, ia yang semula menatap luar lewat jendela kereta, kini menatap iris legam di depannya.

"Tidak tau."

Athena melanjutkan, "aku hanya akan mengikuti arus takdir hingga membawaku padanya, aku akan menerima semua kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya nanti. Tapi, kalau boleh, aku mau dia lebih kaya dari ku."

Athena tak munafik, ia membutuhkan lelaki kaya agar kehidupannya terjamin, cinta tak akan membuatnya kenyang. Athena tak masalah bila jodoh nya tidak tampan, ia hanya meminta agar jodohnya kelak memiliki kekayaan diatasnya, agar ia tidak perlu bekerja seperti kehidupannya dulu.

"Kalau begitu, saya akan menjadi pria kaya untuk anda."

*****

"Kenapa kau membiarkan Clo kabur tanpa persiapan Chazell?!"

"Aku sudah mempersiapkan dengan matang kak! Clo akan aman disana, aku sudah membeli rumah untuknya disebuah desa. Uang pun aku yakin akan cukup untuk beberapa tahun kedepan,"

Davey memijat pelipisnya, sejak pagi tadi ia sudah dibuat pusing oleh pekerjaan yang tiada henti datang. Ditambah mengetahui fakta bahwa adik perempuannya kabur untuk menghindari pernikahan.

"Kau tau? Aku sudah berjanji padanya akan membawanya pergi darisini,"

Chazell bersedekap dada menatap sang kakak remeh. "Kau lama, Clo sudah muak disini. Biarkan dia pergi sejenak."

"Sama siapa?"

"Ada tangan kanan ku yang menemani, dia sangat cekatan."

"Dero maksud mu? Anak dari kerajaan Zwicht yang kau temukan 5 tahun yang lalu?" Chazell mengangguk.

"Apa kau bodoh?!"

"Apa?! Aku pintar tentu saja!"

Davey menoyor kepala Chazell dengan kuat, ia sungguh ingin sekali menonjok adik lelakinya itu.

"TANGAN KANANMU ITU MENYUKAI CLOVERA, CHAZELL! Bagaimana bila dia melakukan hal tak senonoh?!"

"Oh .... APA?!"

"ARGGGHH, KAU BODOH SEKALI SIH MASA TIDAK TAU?!"

"AKU TAK TAU!"

"MAKANYA PEKA DONG!"

Chazell mendengus. Ia sendiri terkejut mendengar Dero sang tangan kanan menyukai adiknya, tapi sejak kapan? Kok Chazell tak merasa ya?

"Sekarang beritahu aku dimana tempat tinggal Clo, kita kesana, nggak mungkin juga kan kita meninggalkan nya sendiri? Aku sih tak sudi bila dia harus tinggal dengan tangan kanan mu lama-lama."

"Lalu, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan mu yang menumpuk itu? Kau kan penerus ayah."

"Greck kan ada, untuk apa aku menjadikannya tangan kanan jika bukan untuk bekerja?"

Chazell berdecih sinis, lelaki itu ntah kenapa sangat sensitif bila berbicara dengan Davey.

"Sudah, dimana Clovera akan tinggal?"

"Di desa Valley, tepatnya di bagian barat kerajaan Zwicht. Aku akan ikut untuk menunjukkan rumahnya,"

Davey mengangguk-angguk, "bukankah memiliki rumah disana cukup susah?"

"Itu tau. Tapi, ada untungnya juga aku mempekerjakan Dero, dia kan asli sana, jadi saat membeli rumah aku dimudahkan."

"Ya ya apapun itu, sekarang kita harus kesana!"

Chazell menahan tangan Davey yang hendak pergi. "Naik apa?"

"Apa kau benar-benar bodoh? Kan kita bisa naik kuda! Aduh, ibunda kok bisa melahirkan anak seperti mu?" Davey pergi.

"DAVEY SIALAN KAU!"

*****

"Tuan duke, saya sudah mendapat informasi kemana nona Clovera akan pergi."

"Apa?"

Dave menunduk begitu melihat sang tuan mengeluarkan pedang kesayangan-nya, jika ia salah memberi informasi mungkin kepalanya akan logout dari tubuhnya.

"Nona akan pergi ke kerajaan Zwicht, ia akan tinggal di desa Valley, nona pergi bersama tangan kanan Tuan muda kedua. Kabur nya nona sepertinya dibantu oleh tuan muda kedua, saya juga mendengar tuan muda pertama akan ikut kesana. Mereka bekerja sama untuk membantu nona, tuan duke."

Dave memejamkan mata begitu pedang yang dipegang duke Dheren menggores dinding yang berada tepat dibelakangnya.

"Beraninya mereka. Jika begitu, kirim 50 prajurit untuk kesana, bawa anak itu beserta kedua kakaknya. Mereka harus dihukum, sudah lama juga aku tak memberi mereka pelajaran."

"Sebelumnya mohon maaf, saya rasa 50 prajurit terlalu banyak hanya untuk menangkap mereka tuan duke."

Aroma darah dapat Dave rasakan, ia menatap perutnya yang baru saja di gores. Luka nya memanjang dengan ukuran cukup panjang, Dave yakin pasti ia membutuhkan waktu agak lama untuk menyembuhkan nya.

"Aku tidak peduli! Pergi, dan laksanakan perintah ku Dave Enddelsend."

"B-baik tuan duke."






Tbc...

Ntah kenapa aku salting pas baca ulang dialog Dero.

Ruthless Prince | On Going |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang