Athena menatap duke Dheren dengan aura permusuhan yang begitu kuat, matanya menatap pria itu tajam. Akibat ucapan mendadak duke, Athena bahkan sampai spontan berdiri.
"Apa maksud mu duke?"
Duke Dheren menghela nafas, ia sudah menduga anaknya akan bereaksi seperti ini. Ehm, anak? Apa ia sudah menganggap Clovera anaknya?
"Ini untuk kebaikan bersama Clovera, jangan egois."
"What? Egois katanya?!"
"Aku? Egois kata mu? Haha, sungguh lelucon yang bagus duke." Athena mengusap sudut matanya yang berair.
"Saya tidak bercanda Clovera!"
Duke Dheren bangun dari duduknya, berdiri berhadapan dengan sang putri dengan tatapan tajam. "Kau, akan saya nikahkan dengan duke Teo dari kerajaan Edent, demi kebaikan kedua kerajaan."
"Aku tak mau dan tak sudi!"
"Apa susahnya menurut, hah?! Kau selalu saja membangkang perintah ku! Sebenarnya apa mau mu?!" Duke Dheren tampak marah, ia menahan tangannya yang hendak menampar Clovera.
"Aku ingin terbebas dari neraka ini. Apa itu cukup?"
Amarah duke semakin tak terkendali, tangan kirinya melayang menuju pipi mulus sang putri. Kesunyian ruangan terganggu dengan suara tamparan memekak telinga, begitu keras hingga Athena terjatuh. Pipinya memerah, meninggalkan bekas tangan sang ayah.
PLAK!
"akhh.. sial," Athena meringis, menahan perih yang mendera pipinya.
"AYAH!" seseorang memeluk Athena erat, seperti menyalurkan tenaga pada gadis yang masih tampak syok itu.
Athena jelas terkejut dengan tindakan duke, seumur hidup baru ini ia ditampar. Bahkan, orang tuanya yang mendidik keras pun tak sampai melukai fisik Athena. Lantas, orang asing seperti duke Dheren apa pantas menamparnya begitu keras?
"Ayah keterlaluan!"
"Chazell, minggir. Biarkan Ayah memberi pelajaran pada anak tak tau diuntung itu!"
Chazell? Jadi yang memeluknya sekarang adalah bocah tengik itu?!
"Hey, bisa bangun tidak?" Athena menatap sosok laki-laki yang tengah mendekapnya, benar dia Chazell. Ada gerangan apa sampai bocah itu menolongnya?
"Huft, sudahlah. Naik sini," Athena masih tak menjawab, karena kesal Chazell langsung saja mengangkat tubuh adiknya untuk di gendong ala koala.
Kini Athena bisa melihat duke Dheren yang menahan emosi melihat kelakuan putra keduanya. Semakin jauh, semakin kabur pula penglihatan Athena pada sosok duke Dheren.
"Jangan sedih," Athena mengalihkan pandangan, wajahnya dengan wajah Chazell hanya berjarak beberapa centi saja.
"Sedih? Aku?" Chazell mengangguk, lelaki tampan itu mengeratkan dekapan nya.
"Tidak. Aku tidak sedih, hanya syok saja."
"Bohong."
Athena menjauhkan diri, ia baru menyadari kini ia duduk di pangkuan lelaki menyebalkan itu, Omg.
Namun, Chazell malah menahan pergerakan gadis itu. Entah apa yang dipikirkan, Chazell kembali mendudukan Athena di pangkuannya.
"Chazell!"
"Apa?"
"Lepasin gu--- aku!"
"Nggak."
Athena menyerah, ia memilih membiarkan lelaki itu memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Prince | On Going |
FantasyAthena mengusak rambutnya frustasi, matanya menatap sekitar tak habis pikir. untuk mendukung pemikiran gila-nya, gadis itu membenturkan kepalanya pada dinding, membuat rasa sakit ia rasakan. ini bukan mimpi! Athena rasanya ingin menangis saja. kes...