Athena membuka matanya ketika suara bising memasuki indra pendengarannya, ia memperhatikan sekitar. Alisnya terangkat begitu menyadari suasana asing menyapa manik kelabunya.
Sebuah lorong dengan pilar-pilar tinggi nan kokoh terlihat, lantai yang Athena asumsi terbuat dari marble nampak berkilau indah, membuat orang yang berjalan di sepanjang lorong seperti sedang berjalan di kastil surga.
Tatapan mata Athena turun, tepat ke arah gaun berwarna gold yang dikenakannya. Lagi-lagi Athena dibuat bingung, sejak kapan ia mempunyai gaun seindah dan semewah ini?
Athena kembali menyadari satu hal. Ia mengangkat tangannya lalu membawa tangan kanannya menyentuh kepalanya sendiri. Mahkota, Athena mengenakkan mahkota di kepalanya.
Puluhan pelayan wanita terlihat berjalan kesana-kemari, tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing.
Kini Athena benar-benar bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa ia bisa tiba-tiba berada disini? Bukankah sebelumnya ia sedang beristirahat di salah satu kamar di Mansion Clarabell?
Tanpa tujuan, Athena melangkahkan kakinya, melewati pelayan yang langsung membungkuk hormat ke arahnya disertai senyum manis.
Ketika tiba di ujung lorong, Athena mendapati pintu ganda besar didepan sana. Penasaran, ia memutuskan mendekat. Dua prajurit dengan lambang kerajaan yang tidak Athena ketahui membungkuk hormat begitu ia tiba, tanpa suruhan dua prajurit itu membuka pintu ganda seolah tahu apa yang akan Athena lakukan.
Sedikit tersenyum, Athena berucap. "Terimakasih,"
Dua prajurit itu mengangguk dengan senyum tipis tanpa menjawab ucapan Athena. Walau sedikit bingung Athena tak menghiraukannya, ia lantas memasuki ruangan.
Sebuah Ball Room besar, tidak, sangat besar menyapa kedua matanya. Ruangan ini mungkin biasa digunakan untuk mengadakan pesta besar, seperti sekarang.
Terlihat ratusan pelayan wanita dengan beberapa prajurit sedang menyiapkan ruangan ini untuk pesta sepertinya, bisa dilihat dari banyaknya makanan entah makanan berat atau makanan penutup, juga terdapat meja bundar dengan kursi yang mampu menampung 5 orang tersebar di berbagai penjuru ruangan.
Ketika Athena masuk, seluruh pelayan dan prajurit di ruangan itu berhenti bekerja, mereka spontan membungkuk hormat dengan senyum di wajah.
Seorang pelayan datang ke arahnya, ia membungkuk sejenak lalu berucap. "Ratu, jika boleh saya tau, untuk apa anda kemari? Bukankah anda harus menyiapkan diri untuk malam ini?"
Athena ingin bertanya di mana ia berada, namun tubuhnya seperti dikendalikan ia tidak bisa mengontrol tubuhnya.
Yang terjadi, Athena tersenyum lalu mengangguk. "Aku hanya datang untuk melihat, Shera. Cukup terkejut, dekorasi nya sangat bagus."
"Anda terlalu memuji Ratu, ini bukan apa-apa." pelayan itu tersenyum malu.
"Kau sangat lucu. Ah ya, apa kau melihat Raja, Shera?" tanyanya disertai senyum tipis.
"Raja? Maaf Ratu, saya tidak mengetahui keberadaan Raja beliau belum mengunjungi ruangan ini. Mungkin saja, Raja sedang berada di ruang kerjanya."
"Begitu? Baiklah, terimakasih Shera, aku akan kembali."
"Terimakasih kembali Ratu,"
Athena berbalik, menjauhi ruangan besar itu menuju ke suatu tempat yang ia sendiri tidak tahu.
'Apa ini? Kenapa tubuh ku bergerak sendiri? Dan, siapa Shera? Dimana ini sebenarnya?'
Perempuan itu tiba di sebuah pintu, di kedua sisi pintu terdapat dua prajurit yang lagi-lagi membungkuk hormat begitu ia tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Prince | On Going |
FantasyAthena mengusak rambutnya frustasi, matanya menatap sekitar tak habis pikir. untuk mendukung pemikiran gila-nya, gadis itu membenturkan kepalanya pada dinding, membuat rasa sakit ia rasakan. ini bukan mimpi! Athena rasanya ingin menangis saja. kes...