Menjelang pernikahan, Athena semakin dijaga ketat. Bahkan ia tak dibolehkan keluar kamar, gadis itu dikurung dengan alasan takut kabur. Ya, memang sih. Rencana yang sudah disusun Athena selama lima hari ini mengalami hambatan, itu dikarenakan prajurit yang berjaga di sekitar kamarnya sangat lah banyak.
Penjagaan itu tak berhenti disana, tepat di bawah kamar terdapat prajurit pilihan duke yang memiliki kekuatan lebih kuat dari prajurit lainnya. Mereka ditugaskan berjaga di sekitar halaman dekat kamar Athena.
Jika begitu, rencana melarikan dirinya semakin sulit. Untungnya Amelly selalu ada disisi nya, perempuan itu sempat mau dipindah tugaskan oleh duke, namun karena Amelly bekerja di bawah perintah Clovera asli, duke tak bisa berbuat banyak.
Athena tidak bisa melakukan apa-apa untuk saat ini. Jadi, gadis itu menunggu sampai ada celah untuknya kabur.
Tas berisi berbagai persiapannya sudah ada di kamar, terletak di bawah ranjang.
Athena belum berkomunikasi lagi dengan Davey, lelaki itu hilang bak ditelan bumi. Tapi, menurut gosipan para pelayan, Davey ditugaskan oleh duke untuk mengambil alih pertemuan di kerajaan Arch.
Sedangkan untuk Chazell sendiri Athena tak tau kabarnya. Dua hari yang lalu, Chazell sempat menerobos masuk ke kamarnya, namun hanya berselang menit ia sudah ditarik keluar oleh tangan kanan duke Dheren.
"Nona, waktunya makan siang." Amelly datang membawa nampan berisi soup daging dan pie susu.
"Taruh saja di nakas Ame."
"Nona, setelah makan siang akan ada beberapa desainer yang datang untuk membicarakan perihal gaun pernikahan anda."
Nafsu makan Athena seketika hilang, tangannya yang tadi ingin menyuap makanan diturunkan, tatapan mata yang awalnya berbinar menjadi datar.
"Kau tau Ame? Aku sangat malas membicarakan hal bodoh ini. Jangan mengulangi nya lagi,"
"Maafkan saya nona."
Amelly keluar dengan nampan yang masih penuh makanan, Athena benar-benar tidak menyentuh makan siangnya itu.
"Akan saya bawakan beberapa camilan untuk anda nona." Athena hanya mengangguk saja.
Sepeninggal Amelly, gadis yang hari ini memakai gaun berwarna hitam itu tampak memberi kode lewat tangannya, iris kelabunya menatap pintu balkon.
Sedetik kemudian, terlihat seorang laki-laki berpakaian serba hitam mulai memasuki kamar Athena.
"Nona, Tuan muda kedua sudah menunggu di depan kereta kuda."
"Ya ya, siapa nama mu tadi?"
Orang itu tersenyum dibalik penutup wajah yang dikenakan nya. "Saya Dero nona, tangan kanan tuan muda kedua."
"Baiklah Dero, sekarang bagaimana caraku keluar dari sini?"
Athena melihat mata Dero sedikit menyipit, menandakan sang pemilik tengah tersenyum.
"Itu hal mudah nona."
Athena mengernyit, lalu sesaat ia mengangguk pelan. Athena tau Dero adalah warga Zwicht, itu sempat dibacanya di novel.
"Maaf nona," Dero menggenggam tangan Athena, namun genggaman itu terlepas ketika Athena berlari kecil kearah ranjang.
"Aku harus mengambil tas ku."
Tas yang dimaksud Athena adalah tas selempang yang mampu menampung banyak barang. Tas itu berbahan kulit yang di desain dengan bentuk persegi bercorak bunga, warnanya pun beragam. Tas ini dibagi menjadi dua, tas yang dipakai Athena dibuat khusus untuk orang yang mau bepergian jauh. Sedangkan tas satunya dibuat untuk menaruh barang berharga saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Prince | On Going |
FantasyAthena mengusak rambutnya frustasi, matanya menatap sekitar tak habis pikir. untuk mendukung pemikiran gila-nya, gadis itu membenturkan kepalanya pada dinding, membuat rasa sakit ia rasakan. ini bukan mimpi! Athena rasanya ingin menangis saja. kes...