RS.Medistra.03.39 WIB
Edfen merasakan sakit luar biasa pada pelipisnya. Mata dengan warna grey eyes itu mulai terbuka dan menampilkan ruangan putih yang berbau obat obatan.
"Boleh saya bisa berbicara berdua dengan Edfen?" Tanya Adifen pada Delan.
"Bisa Om, saya ijin pamit keluar." Delan berjalan keluar dari ruangan Edfen.
Sebelumnya Delan sudah menjelaskan bahwa Derven adalah Edfen.
Walaupun sebenarnya Adifen tahu Derven adalah Edfen pada saat topeng hitamnya dibuka.
Well.
Kesadaran Edfen mulai membaik dia meringis ketika merasakan sakit luar biasa pada pelipisnya.
Adifen menatap menantunya. "Bagaimana keadaanmu saat ini Nak, apa saya perlu memanggil Dokter."
Edfen membuka sedikit kelopak matanya dengan sisa tenaga sedikit menoleh ke Adifen.
"Tidak perlu Om, terimakasih." Jawab Edfen dengan suara serak yang rendah.
Adifen tersenyum mengangguk, "Seilyn tidak ada di tempat ini."
Edfen mengangguk kecil. Walaupun pernikahannya sudah berjalan satu tahun, Seilyn tidak mengijinkan Edfen untuk menyebut orang tuanya sebagai mertua maka dari itu Seilyn selalu menegaskan jika Edfen hanya bisa memanggil orang tuanya sebagai Tante dan Juga Om.
"Kamu berhutang penjelasan pada papi, Right?" Adifen seraya duduk pada kursi yang berada di samping brangkar Edfen
"Iya pi." Edfen tersenyum dan senyum itu menyalur pada Adifen.
Adifen merupakan mertua yang sangat di idamkan oleh seluruh orang, bagaimana tidak.
Edfen tidak pernah sedikitpun mendapatkan perlakuan buruk dari Adifen maupun Mami dari Seilyn.
Ya kecuali Seilyn yang tidak pernah menganggapnya, dan juga Keluarga dari pihak Papi Seilyn mereka kontra terhadap Edfen.
"Sepertinya saya tidak dapat menemanimu terlalu lama Jagoan, saya akan menyusul Mami dan juga si kembar ke Singapore subuh ini." Adifen melihat jam tangannya.
"Terima kasih atas kehadiran papi disini." Diangguki Adifen dengan senyum.
"Sebentar Saya akan menelpon Seilyn untuk datang merawatmu." Adifen mengambil handphone di saku celananya.
"Aaa' Pi—."
*****
"Eungghh—." Seilyn dengan tengan lemas mengambil benda pipihnya yang berada di nakas.
Dengan penglihatan yang belum normal menatap ponsel itu.
Samar samar Seilyn membaca orang menganggu tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDFEN NYA
Teen FictionWARNING 21+ MENGANDUNG UNSUR KATA KATA KASAR DAN PERBUATAN. "Atau... lo suka sama gue yang berstatus sabagai istri sahmu?" Bisik Seilyn. "Menurut lo, bagaimana hm?" Edfen ikut menggoda kekasih sahabatnya itu dengan suara seraknya. Edfen Van Derven o...